Sungguh miris, daripada menempuh jalur diplomasi dan komunikasi banyak orang justru mengunduh aplikasi penguntit “stalkerware” untuk menggali informasi dari pasangannya.
Ya, banyak orang yang mengunduh dan memasangkan aplikasi penguntit pada gawai pasangannya atas dasar rasa tidak percaya.
Hal ini sesuai dengan temuan yang dilaporkan oleh berbagai perusahaan keamanan mengenai perkembangan aplikasi ini.
Bahkan, beberapa waktu yang lalu Google baru saja menghapus tujuh aplikasi penguntit yang dapat diunduh dengan bebas di Play Store.
Apakah mereka sudah lupa esensi dan fungsi komunikasi sehingga lebih memilih cara durjana ini?
Keberadaan Aplikasi Penguntit “Stalkerware” Semakin Melonjak
Jumlah aplikasi stalkerware dikabarkan mengalami lonjakan signifikan lebih dari tiga kali lipatnya dalam rentang delapan bulan terakhir di 2019.
Menurut berita Kompas.com, lonjakan keberadaan “stalkerware” di pasaran bahkan meningkat hingga 373 persen dibanding periode di tahun sebelumnya.
Sementara itu, menurut hasil riset Kaspersky. aplikasi ini meningkat dengan pesat utamanya di negara Rusia, India, Brasil, hingga Amerika Serikat.
Baca Juga:
10 Aplikasi Belajar Terbaik untuk Anak. Semuanya Gratis!
Sedangkan di negara Jerman, Italia, dan Inggris Raya, berbagai jenis aplikasi penguntit dapat dengan mudah ditemukan.
“Aplikasi yang dijual secara terbuka ini seringkali digunakan untuk memata-matai rekan, keluarga, atau mitra dan sangat diminati,” ujar peneliti Kaspersky, sebagaimana dilansir Kompas.com.
Kondisi ini tak hanya mengkhawatirkan dari segi privasi, tetapi juga dari aspek keamanan informasi pribadi.
Aplikasi Ilegal yang Sangat Berbahaya
Cara kerja aplikasi penguntit stalkerware sangat mirip dengan spyware.
Kedua aplikasi tersebut bekerja di bawah pengetahuan, menyelinap ke dalam perangkat, dan mencuri data penting milik penggunanya.
Menurut Kaspersky, aplikasi ini dapat dibeli dengan cara berlangganan dengan harga yang sangat murah yaitu hanya 7 dollar AS (Rp90.000) per bulannya.
Sekali dipasangkan, aplikasi ini dapat bertahan sangat lama di gawai korbannya.
Tanpa disadari, aplikasi ini terus bekerja aktif mencuri berbagai informasi penting dan terkini terkait penggunanya.
Mulai dari lokasi real-time, aktivitas media sosial, riwayat dunia maya, hingga percakapan di kanal-kanal aplikasi pesan pribadi.
Sebagian Aplikasi Bahkan Mampu Membajak Mikrofon
Sesuai laporan KompasTekno dari The Next Web, sejumlah aplikasi penguntit tersebut bahkan mampu mengakses mikrofon di gawai korban dan membuat rekaman suara.
Informasi-informasi penting dan pribadi tersebut kemudian akan disalurkan kepada pihak pemasang melalui email pribadinya.
Setidaknya, ada sekitar 518.223 kasus yang ditemukan oleh Kaspersky di mana pemasangan stalkerware diikuti pula oleh pemasangan spyware.
Akhirnya, kedua malware tersebut memberikan ancaman yang sangat nyata dan berbahaya yang mengakibatkan dicurinya informasi-informasi pribadi.
Sehingga, tak hanya soal percakapan dan aktivitas dunia maya, tetapi juga informasi pribadi seperti keuangan digital yang ikut terancam.
Baca Juga:
Aplikasi SIM Online Resmi Diluncurkan, Apa Saja Keuntungannya?
Semoga artikel ini bermanfaat ya, sahabat 99.
Yuk, bookmark blog 99.co Indonesia untuk mendapatkan info menarik lainnya.
Ingin cari properti? Pastikan hanya mencari di www.99.co/id