Sebelum munculnya Covid-19, Italia sudah pernah diserang wabah black death yang mematikan. Kebijakan karantina pun diberlakukan di sebuah pulau kecil.
Sebuah pulau bernama Poveglia yang terletak di antara Venesia dan Libo di Laguna Italia mencatat wabah mematikan sekitar abad ke-14.
Saat itu, muncul wabah pes atau yang dikenal dengan sebutan Black Death yang melanda Eropa.
Banyak warga Italia yang meninggal akibat penyakit ini.
Tempat Karantina Wabah Black Death yang Mencekam
-
Karantina di Pulau Poveglia
Seperti saat ini, kebijakan karantina pun diberlakukan.
Untuk memisahkan orang-orang yang sakit dan yang sehat, Italia menjadikan Pulau Poveglia sebagai pulau karantina.
Kata qaranta sendiri dalam bahasa Italia berarti angka 40.
Angka tersebut merujuk pada durasi karantina seseorang yang dinyatakan berpotensi atau positif terinfeksi.
Baca Juga:
Kisah 2 Desa di Kabupaten Ponorogo yang Tidak Bisa Bersatu. Konon, Airnya pun Tak Bercampur!
-
Belum Ditemukan Obat untuk Wabah Black Death
Meski telah lama berlalu, hingga saat ini belum ditemukan obat untuk penyakit black death.
Wabah ini ditandai dengan menghitamnnya bagian tubuh.
Seperti kulit yang menghitam, biasanya di bagian jari tangan, jari kaki, atau ujung hidung.
Kehitaman itu muncul akibat adanya jaringan yang mati.
Saat itu, semua warga yang diindikasikan terkena wabah black death akan langsung dikirim ke sana.
Bahkan orang menunjukkan tanda gejala paling ringan pun langsung dibawa ke pulau Poveglia.
Pasien wabah ini harus menunggu setidaknya 40 hari untuk dinyatakan sehat.
Sayangnya, kebanyakan dari pasien justru meninggal karena buruknya fasilitas kesehatan yang tersedia.
-
Topeng Burung Gagak Sebagai APD
Para tenaga medis yang bertugas di Poveglia menggunakan alat pelindung diri (APD) khusus.
Mereka menggunakan jubah hitam dan topeng burung gagak sebagai masker.
Untuk mencegah bakteri, bau jenazah yang menyengat mengharuskan para dokter memakai wewangian dan ramuan di paruh topeng gagak yang digunakan.
-
Kematian Massal Akibat Wabah Black Death
Meski telah melakukan karantina, ternyata kematian massal akibat wabah ini terus terjadi.
Total, ada sebanyak 160.000 mayat yang dibakar di pulau kecil tersebut.
Poveglia, Pulau yang Dijauhi Warga
Seiring dengan berlalunya black death, Pulau Poveglia pun dijauhi oleh warga Venesia.
Para nelayan pun enggan untuk mencari ikan di sekitar pulau.
Sebab, bukannya ikan yang didapat melainkan tengkorak atau tulang manusia.
Rumah Sakit Jiwa di Pulau Poveglia
Pada tahun 1922, sebuah rumah sakit jiwa dibangun di Poveglia.
Banyak kabar yang beredar kalau pengelola rumah sakit merupakan seorang dokter yang gila dan jahat.
Konon, semua pasien di rumah sakit dijadikan sebagai bahan eksperimennya.
Dokter gila tersebut menggunakan palu dan bor untuk melihat isi otak pasiennya.
Banyak pasien yang mencoba kabur dan memberitahu warga, sayangnya omongan para pasien tidak dipercaya karena dianggap gila.
Sang dokter pun dinyatakan tewas setelah jatuh dari menara lonceng.
Baca Juga:
Mengungkap Mitos & Manfaat Bunga Kantil yang Jarang Orang Tahu. Camilannya Suzanna, nih!
Ada pula yang mengatakan kalau dia bunuh diri atau dilempar pasiennya dari menara.
Sejak kematiannya, Pulau Poveglia ditutup untuk publik.
Kini, Poveglia hanya dijadikan sebagai kawasan ternak.
Tidak ada yang boleh masuk ke Poveglia, jika ketahuan, ada sanksinya!
Sebab perbuatan tersebut termasuk dilarang dan ilegal.
***
Demikian kisah di balik Pulau Poveglia yang dilarang dikunjungi.
Baca juga artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari properti impian?
Kunjungi 99.co/id dan temukan perumahan di Jakarta, Bandung, Bali dan lokasi lainnya.