Belum lama ini, publik dihebohkan oleh berita bupati mualaf setelah melihat sosok berwarna putih. Video pengakuannya tersebut ramai diperbincangkan dan menjadi viral di sejumlah media sosial. Simak kisahnya, yuk!
Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono belum lama ini mencuri perhatian publik karena video pengakuannya menjadi seorang muslim.
Sebelum menjadi bupati, ia mengaku pernah menjadi bandar narkoba dan kepala pengepul ekstasi di daerahnya.
Suatu ketika, usai menikmati obat terlarang itu, Budhi over dosis dan dinyatakan meninggal.
Namun tak disangka ia mengalami perjalanan spiritual saat mati suri dan kembali hidup.
Dia mendapatkan hidayah dan akhirnya menjadi mualaf.
Simak kisah selengkapnya berikut ini.
Viral Kisah Bupati Mualaf
Overdosis Narkoba Jenis Baru
Budhi menceritakan perjalanan hidupnya pada Hotman Paris.
Ia mengaku pernah menjadi preman, khususnya sebagai bandar narkoba sejak tahun 1993.
“Iya dulu (bekas preman). Saya dulu jadi kapulpil (kepala pengepul pil) pak, bekas pedagang ekstasi, saya main dari 1993 sampai 1998. Saya mualaf 1998 itu,” kata Budhi seperti dikutip dari kanal YouTube Hotman Paris Official.
Selain itu, melansir kanal YouTube Banjarnegara Kab, Budhi Sarwono menceritakan masa mudanya yang cukup kelam.
Kala itu, ada narkoba jenis baru dan Budhi menerima banyak pelanggan yang ingin mencobanya.
“Pada waktu itu saya pulang ke tempat mertua di Purwokerto. Dulu kalau orang yang belanja (narkoba) sama saya, pasti nyoba bersama, ngetes barang itu bagus apa enggak. Ini pas yang kulakan akeh, bareng-bareng mangan (pembelinya banyak, makan bersama),” ujarnya.
Saat itulah Budhi mengalami over dosis dan meninggal.
Karena pihak medis telah menyatakan Budhi meninggal, tubuhnya sudah diikat dan dibawa ke kamar mayat.
Namun ternyata kuasa Tuhan berkehendak lain.
“Dulu sama dokter saya sudah dinyatakan mati, karena sudah ada di kamar mayat pada waktu itu. Alhamdulillah saya bangun lagi,” ungkap Budhi.
Bupati Mualaf yang Melihat Sosok Putih
Budhi mengaku sangat tersiksa dan ketakutan dengan pengalaman mati surinya tersebut.
“Cuma di alam mimpi itu, saya katanya mati. Aduh sangat menakutkan sekali dan sangat tersiksa sekali,” imbuhnya.
Pengalaman mati suri itu membuat Budhi akhirnya tersadar dan memeluk Islam.
Sosok putih yang muncul menyiksa dirinya meminta Budhi untuk berbuat baik.
Sosok putih di pengalaman mati surinya itu, membimbing Budhi untuk melantunkan syahadat.
“Saya mendapatkan petunjuk di dalam diri sendiri, setelah saya disiksa sama orang yang pakai baju putih-putih. Lalu saya ditanya mau masuk agama apa? Saya bilang, Islam. Terus saya dituntun untuk membaca syahadat,” terangnya.
Melihat Anak Kecil
Saat mati suri dan berada di alam lain, Budhi mengaku dipukuli atau disiksa oleh sosok putih.
Selain sosok putih, ia juga dipertemukan dengan sosok anak kecil yang memintanya mengucapkan istigfar agar siksaan itu dihentikan.
“Kata dokter saya sudah diikat semua. Sudah di kamar mayat, terus saya teriak-teriak. Ditolong sama dokter, setelah kembali sehat ditanya. Mimpi saya di-gebukin sama orang-orang pakai baju putih. Terus ada anak kecil suruh istigfar, saya enggak tahu apa itu istigfar,” kenang Budhi.
Setelah memohon ampun kepada Tuhan, sosok putih itu berhenti memukulinya dan bertanya agama yang dianutnya. Dia lantas menjawab ingin masuk Islam.
Semenjak memeluk Islam, Budhi merasa hidupnya menjadi lebih tenang.
Bupati Mualaf yang Senang Berbagi
Sejak kecil Budhi selalu diajarkan orang tuanya buat berbagi kepada sesama.
Bahkan kebiasaan berbaginya sudah rutin dijalankan sejak jadi bandar narkoba.
Kala itu ia kerap meminta rekannya untuk membantu membagikan beras satu truk ke panti asuhan.
“Waktu saya jadi bandar narkoba di Purwokerto, itu saya kalau sampai pasti belanja beras satu truk. Semua agen-agen saya datang, saya pesan. Saya ngirim, saya bagi berasnya, minta didoakan. Mungkin kalau saya bilang itu hasil ekstasi, dibuang itu,” katanya.
Budhi merasa berkat beras yang rutin dibagikannya itu ada doa yang mengalir untuk dirinya.
Termasuk dengan pengalaman mati suri yang memberinya hidayah.
“Didoakan di situ (beras yang dibagi). Alhamdulillah dengan saya dinyatakan mati suri itu, ternyata sebuah hidayah untuk saya,” papar Budhi.
Mempelajari Islam
Semenjak memeluk Islam, Budhi memutuskan untuk menjadi santri di Desa Wedusan, Tayu, Pati, Jawa Tengah.
Di sana ia belajar agama dari seorang Kiai bernama Mbah Sutikno.
“Kalau kamu sudah mengaku utusan Allah, berbuatlah yang baik. Kalau enggak, kamu akan tersiksa lebih dari ini. Terus siuman, saya dari situ mulai berpikir. Iya saya salah semua. Saya harus berbuat yang baik semua,” tutur Budhi.
Setelah menamatkan pendidikan agama, Budhi mencoba merantau untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
“Saya merantau cari duitlah, usaha yang benar. Tahun 2003 dipanggil sama ayah, karena tahu saya pernah nyantri di Pati,” ujarnya.
***
Itulah kisah perjalanan spiritual Budhi Sarwono, Bupati Banjarnegara.
Jangan lupa baca artikel terkini lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan yang nyaman dan modern seperti di Cluster New Jasmine Gading Serpong?
Temukan hanya di situs properti 99.co/id.