Perayaan Halloween selalu identik dengan tradisi “trick or treat”, namun, dari manakah asal muasal tradisi ini dalam sejarah Halloween?
Trick or treat dilakukan di malam perayaan Halloween dalam balutan kostum-kostum unik.
Mengetuk pintu rumah yang satu ke pintu rumah lainnya dan meminta sebuah imbalan berupa apapun; permen, kue, camilan, atau minuman.
Hal ini sudah menjadi tradisi terutama di wilayah Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya selama berabad-abad.
Sayangnya, awal kemunculan tradisi ini dalam sejarah Halloween cukup berkabut dan tak bisa diketahui jelas hulunya.
Dari manakah asalnya? Benarkah dari festival Celtic? Dari budaya Katolik Roma? Dari praktik abad pertengahan? Atau dari intrik politik Inggris?
Asal Muasal Trick or Treat dalam Sejarah Halloween
Sejarah Halloween yang panjang bisa ditarik dari acara festival Samhain di era pra-Kristen Celtic yang biasa dirayakan pada 31 Oktober.
Orang-orang Celtic hidup 2.000 tahun yang lalu di tanah yang kini disebut Irlandia, Britania Raya, dan Perancis utara.
Mereka percaya bahwa para arwah yang telah meninggal akan kembali ke bumi dan menjelma sebagai Samhain.
Di malam kudus itu, orang-orang berkumpul untuk menyalakan api unggun, memberikan sesaji dan penghormatan bagi para arwah.
Baca Juga:
Dalam beberapa perayaan, para penduduk menyamar dalam kostum-kostum khusus dari kulit binatang untuk mengusir roh jahat yang datang.
Berabad-abad kemudian, masyarakat mulai meniru berpakaian dengan kostum-kostum hantu, iblis, dan sosok jahat lainnya.
Kemudian, mereka pun memperagakan tingkah polah yang jenaka dengan imbalan berupa makanan dan minuman gratis.
Tradisi yang dikenal dengan nama mumming ini muncul sejak abad pertengahan dan dianggap sebagai awal mula tradisi trick or treat dalam sejarah Halloween.
Trick or Treat Era Kristiani Awal dan Era Medieval
Sejak abad ke-9, paham Kristiani telah menyebar ke tanah Celtic dan kemudian bercampur-baur dengan ritual paganisme yang lebih tua.
Di tahun 1000 AD, banyak gereja yang menjadikan tanggal 2 November sebagai hari All Souls’ Day, hari untuk menghormati yang telah tiada.
Acara perayaan di Inggris sangat mirip dengan budaya Samhain Celtic, lengkap dengan api unggun dan pesta topeng.
Orang-orang miskin akan mengunjungi rumah-rumah orang kaya untuk mendapatkan kue yang disebut “soul cakes”.
Sebagai gantinya, mereka diminta untuk berdoa bagi handai taulan keluarga tersebut yang telah meninggal dunia.
Tradisi yang disebut sebagai “souling” itu kemudian ditiru oleh anak-anak yang berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya demi mendapat hadiah.
Trick or Treat di Malam Perayaan Guy Fawkes
Tradisi trick or treat dalam sejarah Halloween yang lebih modern memiliki elemen-elemen yang sangat mirip dengan perayaan tahunan Guy Fawkes Night.
Di malam perayaan ini, orang-orang memperingati sebuah peristiwa bersejarah yaitu penggagalan Gunpowder Plot di tahun 1605.
Anak-anak kecil biasanya memakai topeng dan membawa patung ukir sembari berkeliling meminta uang barang sepeser atau dua peser.
Seperti diketahui, tanggal 5 November 1606 Guy Fawkes dieksekusi karena menjadi dalang di balik sebuah upaya pemberontakan umat Katolik.
Tak main-main, upaya pemberontakan itu memiliki tujuan untuk meluluhlantakkan gedung parlemen Inggris dan mencopot King James I yang seorang Protestan, dari kekuasaannya.
Dalam acara perayaan awal, biasanya ada api unggun yang dinyalakan untuk membakar patung Guy Fawkes sekaligus simbol untuk Pope Katolik.
Kemudian, sejak awal abad ke-19, setiap tanggal 5 November anak-anak berkeliaran di jalan dan meminta-minta uang dengan menyebut “a penny for the Guy“.
Baca Juga:
Itulah beberapa sejarah Halloween menyangkut asal muasal tradisi trick or treat.
Semoga artikel dapat bermanfaat ya , Sahabat 99!
Yuk bookmark Blog 99.co Indonesia untuk membaca artikel menarik lainnya.
Jangan lupa kunjungi 99.co/id untuk mencari properti menarik di seluruh Indonesia.