Ada sebuah cerita menarik dan unik di balik tradisi Mesbes Bangke yang bagi sebagian orang mungkin aneh dan menakutkan karena setiap warga akan mencabik mayat manusia dalam sebuah ritual. Seperti apa?
Sahabat 99, sejumlah daerah di Indonesia memiliki sebuah tradisi yang belum banyak orang tahu.
Salah satu tradisi yang mungkin terasa asing di telinga masyarakat adalah Mesbes Bangke.
Bagi masyarakat Bali, tradisi tersebut mungkin terkesan unik.
Sebaliknya, bagi masyarakat awam mungkin terbilang mengerikan.
Alasannya, warga yang mengikuti prosesi ini akan mencabik jenazah dengan meluapkan kegembiraaan.
Bahkan, masyarakat setempat masih mempertahankan tradisi tersebut.
Bagi kamu yang penasaran, inilah cerita di balik tradisi Mesbes Bangke.
Cerita di Balik Tradisi Mesbes Bangke
Tradisi Mesbes Bangke adalah ritual mencabik atau merobek jenazah yang ada di Desa Banjar Buruan, Tampaksiring, Gianyar, Bali.
Setiap warga yang mengikuti proses ini, mereka akan mencabik dan merobek mayat dengan kuku dan jari tangannya.
Bagi Sahabat 99 yang baru mendengarnya, mungkin hal tersebut sangatlah mengerikan.
Namun, seperti pada tradisi lainnya maka ritual ini pun memiliki sejarah tersendiri.
Melansir Suara.com, informasi dari para tetua dan adat di Banjar Buruan menyatakan bahwa Mesbes Bangke sudah berlangsung sejak dulu kala.
Konon, warga di Banjar Buruan pada mulanya tidak tahan dengan bau busuk dari jasad manusia.
Bau busuk muncul kerena pihak keluarga mendiamkannya berhari-hari untuk menunggu hari baik diaben.
Apalagi, seperti melansir nusabali, ketika itu belum ada formalin untuk mengawetkan jenazah.
Jadi, mereka mengarak jenazah tersebut dan mencabiknya dengan tangan yang konon akan menghilangkan aroma bau busuk tersebut.
Proses Tradisi Mesbes Bangke
Proses tradisi Mesbes Bangke tidaklah sembarangan.
Warga asli Banjar Buruan akan berkumpul untuk menyambut jenazah dari rumah duka.
Ketika jenazah yang diarak sanak saudara melewati mereka, setiap orang lantas akan mencabik dan merobeknya.
Bahkan, menurut nusabali, proses cabik-mencabik itu sampai menaiki jenazah tersebut.
Mereka yang turut serta akan meluapkan kegembiraan karena hal tersebut akan menghilangkan aroma yang berasal dari mayat.
Proses ini pun diiringi gamelan baleganjur yang merupakan alat tradisional khas Bali disertai guyuran air.
Saat tradisi berlangsung, konon sebagian warga juga mengalami keadaan setengah sadar.
Namun, ada pula yang melakukannya dalam kondisi sadar.
Ritual ini berlanjut pada upacara ngaben atau kremasi jenazah yang sudah tercabik tersebut.
Tidak Sembarangan
Sahabat 99, tidak semua masyarakat diperbolehkan mengikuti ritual Mesbes Bangke.
Artinya, ritual khusus ini tidak boleh dilakukan sembarangan.
Melansir Kumparan, prosesi tertutup ini hanya boleh untuk masyarakat setempat.
Warga luar yang mengikuti prosesi ini akan berakibat fatal.
Selain itu, ada beberapa pantangan dalam menjalani prosesi ini.
Beberapa di antaranya adalah jenazah tidak boleh jatuh ke tanah.
Jika hal tersebut terjadi, maka warga Banjar Buruan harus menggelar Pecaruan (penyucian) besar-besaran di daerah tersebut.
Tradisi Mesbes Bangke Masa Kini
Tak sedikit yang bertanya-tanya, apakah tradisi Mesbes Bangke masih dilakukan?
Kabarnya, warga setempat masih menjalankan Mesbes Bangke, akan tetapi dengan aturan baru.
Kali ini, pihak keluarga akan melapisi jenazah dengan tikar, bambu, atau kain berlapis.
Hal ini untuk mengantisipasi penyakit menular dan pemandangan lain saat mencabik mayat tersebut.
Tradisi ini pun tak lepas dari kontroversi karena terlalu kejam dan tak menghormati keluarga dari jenazah yang ditinggalkan.
Bagaimana menurutmu, Sahabat 99?
***
Semoga bermanfaat, ya!
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Cek rumah incaranmu dari sekarang hanya di www.99.co/id!
Dapatkan ragam hunian menarik, salah satunya 67 Kebagusan!