Dipa Nusantara Aidit atau lebih akrab disapa DN Aidit merupakan tokoh PKI yang dikenal oleh masyarakat Indonesia. Namun, tahukah kamu bahwa ada 2 tokoh lainnya yang dianggap lebih ‘besar’ dari Aidit?
Bagi sebagian orang, DN Aidit adalah tokoh PKI yang tergolong ‘anak bawang’.
Sosoknya terkenal lantaran kerap dikaitkan dengan Gerakan 30 September atau G30S PKI.
Selain DN Aidit, di balik segala kontroversi serta pengaruhnya terhadap PKI kala itu, ternyata ada sosok yang termasuk sebagai pentolan PKI.
Ia adalah Munawar Muso alias Musso dan Alimin bin Prawirodirdjo.
Keduanya merupakan tokoh PKI yang dikirim ke Singapura terkait rencana aksi berupa pemogokan hingga angkat senjata yang akan dilakukan oleh kaum tani dan buruh.
Tujuan dari aksi tersebut konon sebagai pemberontakan kepada pendudukan Belanda.
Nah, rencana itu pun lantas disampaikan kepada wakil Komunis Internasional (Komintern) yang berada di Singapura.
Musso dan Alimin Bertemu Petinggi Komunis Dunia di Moscow
Mendengar kabar tersebut, Komintern di Singapura menindaklanjuti pembahasan tersebut dan memberangkatkan keduanya ke Moscow, Uni Soviet.
Melansir Tribunnews.com, Musso dan Alimin kemudian menerima perintah atau mandat dari Stalin, petinggi PKI dunia.
Stalin menginginkan agar pemberontakan dibatalkan terlebih dahulu serta mengubah cara kerja PKI menjadi gerakan bawah tanah dengan menyebarkan propaganda kepada Belanda.
Akan tetapi, Musso tak bergeming.
Ketika pulang ke Indonesia, ia melancarkan pembertontakan kepada Belanda di Batavia (Jakarta) dan Sumatera Barat.
Lantaran persiapan yang tak matang dan terkesan terburu-buru, pemberontakan itu pun langsung ditumpas oleh Belanda dan melarang adanya PKI di seluruh kawasan Nusantara.
Musso Dipenjara dan Pergi Lagi ke Moscow
Langkah Musso dan Alimin itu pun membuat keduanya ditangkap oleh Belanda sehingga dijebloskan ke dalam penjara.
Setelah keluar dari penjara, tepatnya pada tahun 1935, Musso kembali pergi ke Moscow dan sempat balik ke Indonesia tapi kemudian diusir.
Maka, ia pun balik ke Uni Soviet setahun kemudian.
Seolah belum puas, Musso kembali ke Tanah Air guna melakukan pemberontakan yang terkenal sebagai Pemberontakan PKI Madiun pada 18 September 1948.
Aksinya ini tentu saja mendapat respons dari para militer.
Musso mendapat kepungan oleh tentara Siliwangi di Pacitan sampai ajal menjemput usai ditembak timah panas kala bersembunyi di kamar mandi.
***
Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.
Pantau terus artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di kawasan Jakarta Selatan?
Cek saja selengkapnya di www.99.co/id.