Berita Ragam

Tak Ada Pribumi, Ternyata Semua Penduduk Asli Indonesia Adalah Pendatang. Ini Buktinya!

2 menit

Hasil studi dari Eijkman Institute menyatakan bahwa semua penduduk asli Indonesia adalah pendatang. Gelombang migrasi pun disebut terjadi berkali-kali. Benarkah?

Sahabat 99, Indonesia adalah negara yang memiliki ragam suku, ras, budaya, agama, dan bahasa.

Hal tersebut sangat wajar karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan besar.

Namun, siapa sangka kalau sebuah penelitian mengungkapkan bahwa tak ada penduduk asli Indonesia.

Penelitian menyatakan bahwa semua orang Indonesia adalah pendatang.

Artinya, tidak ada pribumi dan nonpribumi di Indonesia.

Lantas, apa bukti yang mendasari hal tersebut?

Benarkah Penduduk Asli Indonesia Pendatang?

penduduk asli indonesia

travel.tribunnews.com

Campuran beragam genetika menguatkan bukti ilmiah kalau tidak ada penduduk asli Indonesia ‘murni’.

Pradiptajati Kusuma, peneliti genetika manusia dan evolusi dari Eijkman Institute menyatakan bahwa tak ada penduduk asli di Indonesia.

“Semua orang Indonesia adalah migran [pendatang],” katanya dalam wawancara dengan BBC News Indonesia melansir Suara.com.

Kesimpulan seperti ini menguatkan temuan-temuan sebelumnya pada pengetahuan arkeologi dan linguistik.

Ini mengindikasikan bahwa nenek moyang orang-orang Indonesia adalah pendatang.

Hal ini karena adanya pembauran genetika dari para leluhur.

Pembauran Genetika

Studi genetika Eijkman Institute melibatkan 70 populasi etnik di 12 pulau di Indonesia.

Hasilnya membuktikan adanya pembauran beberapa leluhur genetik dari periode dan jalur berbeda, Sahabat 99.

Pradipta mengatakan kalau pencampuran genetika di Indonesia terkait erat dengan aktivitas migrasi orang-orang dari daratan Asia.

Hal ini dimulai sekitar 50.000 tahun silam, ke wilayah yang kini disebut Indonesia.

Pengembaraan manusia modern (homo sapiens) ke Indonesia merupakan bagian kisah epik para leluhur yang keluar dari Afrika ke seluruh dunia kira-kira 150.000 dan 200.000 tahun silam.

“Tidak hanya sekali (gelombang migrasi ke Indonesia), tapi berkali-kali,” kata dia.

“Kompleks sebenarnya, cuma kita menggeneralisir kurang-lebih ada empat gelombang kedatangan.” lanjutnya.

Menariknya, wilayah Indonesia telah menjadi tempat manusia berlalu-lalang sejak dahulu kala.

Sebelum menuju Pasifik atau ke Australia, mereka melalui atau memilih menetap di Indonesia.

Lantas, bagaimana mereka bisa tiba ke wilayah Nusantara?



Gelombang Migrasi ke Indonesia

migrasi pendatang indonesia

en.wikipedia.org

Penelitian menyebut bahwa gelombang ‘penduduk asli Indonesia’ terjadi berkali-kali.

Hal ini dimulai pada 50.000 tahun silam.

Mereka melewati jalur selatan menuju Paparan Sunda—Kalimantan, Sumatra dan Jawa masih menyatu—dan mengembara sampai Papua dan Australia.

Pada masa itu, daratan Papua dan Australia masih menyatu yang disebut Paparan Sahul.

“Orang-orang yang ‘keluar dari Afrika’ adalah yang pertama kali datang, ke wilayah [yang sekarang disebut Indonesia], yang mendiami Papua dan Australia,” ujar Pradip.

Gelombang kedua terjadi pada 30.000-40.000 tahun lalu oleh  orang-orang dari wilayah daratan Asia Tenggara dalam kelompok bahasa Austronesia seperti Vietnam, Kamboja, dan sekitarnya.

“Mereka masuk ke Kalimantan, Sumatra, Jawa…” kata Pradip.

Kemudian, gelombang ketiga terjadi sekitar 5.000 atau 6.000 tahun lalu.

Mereka datang dari wilayah China selatan dan Formosa (kini Taiwan).

Kaum imigran tersebut pun bergerak ke selatan melalui Filipina, Kalimantan, Sulawesi, dan bergerak ke barat ke Sumatra dan ke Mentawai.

“Adapun yang bergerak ke timur, masuk ke Maluku, Papua bagian pantai, hingga mengembara ke Hawaii,” paparnya.

Sementara gelombang keempat terjadi pada masa sejarah antara abad ketiga dan 13.

Ini terjadi ketika pedagang China, Arab, dan India berdatangan ke wilayah Indonesia.

“Sekarang jejak genetiknya [imigran gelombang kempat] sangat jelas, dan bisa kita lihat jejaknya di populasi-populasi yang ada di Indonesia,” kata Pradip.

Masih  Misterius

Hal menarik di antara serbuan gelombang kedua dan ketiga serta antara gelombang ketiga dan keempat adalah adanya pola migrasi yang “masih misterius”.

“Ini yang sedang kita dalami dengan pendekatan DNA purba dari bukti-bukti fosil sekian ribu tahun silam,” ujar Pradip.

Dia mengatakan bahwa terjadi pembauran antar manusia dengan latar perbedaan secara DNA dalam perjalanan migrasi tersebut.

Pembauran itu membuat komposisi gen ikut berubah selain tampilan fisik, kebiasaan, dan bahasa.

Periode perubahan gen masyarakat Indonesia berlangsung selama ribuan tahun.

Selain hubungan pernikahan, perubahan itu juga karena aspek lingkungan, kebiasaan, makanan, dan aneka jenis interaksi lainnya.

***

Semoga bermanfaat, Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa, cek rumah incaranmu dari sekarang hanya di www.99.co/id!




Ilham Budhiman

Lulusan Sastra Daerah Unpad yang pernah berkarier sebagai wartawan sejak 2017 dengan fokus liputan properti, infrastruktur, hukum, logistik, dan transportasi. Saat ini, fokus sebagai penulis artikel di 99 Group.

Related Posts