Pernah terbayangkan tidak jika sebuah penjara di suatu negara sama sekali kosong? Hebat banget ya negaranya sampai nihil kasus kriminalitas. Ternyata, di Belanda itu sudah jadi hal yang biasa lho, sampai-sampai banyak penjara yang ditutup dan beralih fungsi.
Salah satu lembaga pemasyarakatan (lapas/LP) Belanda yang baru saja ditutup ialah Bijlmerbajes, tepatnya pada Juni 2016 lalu. Di saat yang hampir bersamaan, negara ini pun baru kedatangan 600 pencari suaka. Mereka pun diarahkan untuk tinggal di lapas tersebut.
Penjara tersebut sudah lama tidak beroperasi. Bagian dalam bangunannya pun masih sama, selayaknya sebuah penjara yang lengkap dengan jeruji besi serta fasilitas apa adanya. Untungnya, dua arsitek yang tergabung dalam Studio L A berinisiatif untuk mengubah tempat tersebut agar nyaman ditinggali.
Dua artistek tersebut adalah Lorien Beijaert and Arna Mačkić. Proses untuk merehabilitasi Bijlmerbajes ternyata bukanlah hal yang mudah. Tidak ada pihak yang bertanggung jawab atas bangunan ini, namun berkat sumbangan dari banyak pihak, akhirnya penjara tersebut pun sedikit demi sedikit berubah menjadi tempat yang lebih baik.
Kompleks LP Bijlmerbajes memiliki luas yang cukup besar. Di dalamnya pun terdapat enam buah menara yang masing-masing memiliki 14 lantai. Di bagian tengah kompleks tersebut terdapat bangunan dan area terbuka besar.
Sebelum dijadikan tempat tinggal bagi 1000 lebih pencari suaka dari Suriah, Eritrea, Irak, dan Afganistan, penjara ini sebenarnya akan dihancurkan. Pemerintah Kota Amsterdam sendiri berencana untuk mengubah tanah tersebut menjadi area perumahan bagi masyarakatnya.
Setelah kedatangan para pengungsi, pemerintah pun berniat menjadikan area tersebut lebih hidup dengan menjadikannya sebagai creative hub umum. Bekerja sama dengan sebuah lembaga bernama LOLA, area kosong di kompleks tersebut pun kian berwarna.
Public space yang kini berubah nama menjadi LOLA Lik tersebut tidak hanya dijadikan tempat kreatif, tapi juga dimanfaatkan sebagai kafe, studio, perkantoran, tempat permainan ketangkasan, hingga startup. Di tempat tersebut, tidak hanya warga Belanda saja yang dapat menggunakannya, para pengungsi pun turut bercampur di dalamnya.
Kota Amsterdam bersama 40 lebih rekanan profesional pun menandatangan perjanjian “Amsterdam Works for Everyone”. Perjanjian ini sendiri berisikan komitmen mereka untuk membantu para pengungsi agar bisa mendapatkan kesempatan belajar dan bekerja di kota tersebut.
Bermanfaat juga ya ide dari pemerintah serta kelompok-kelompok yang ada di Amsterdam. Bagaimana menurutmu, Urbanites?