Bisnis yang namanya sudah terkenal adalah usaha keras yang dilakukan oleh seorang pekerja keras. Namun, apa jadinya bila kamu sudah bekerja keras tetapi malah salah langkah? Simak 9 alasan yang wajib kamu hindari agar usaha bangkrut terhindari.
Seorang agen yang mau bantu jual rumah orang adalah hal biasa. Namun, ternyata bisa juga mereka mengalami penipuan oleh sang pemilik rumah. Bagaimana ceritanya?
Judul iklan sering diibaratkan sebagai gerbang masuknya pembeli untuk tahu lebih banyak soal rumah yang dijual seseorang. Supaya mereka mau masuk atau mengeklik iklan, tentu judul tersebut pun sebaiknya dibuat menggoda. Selain itu, menyertakan setidaknya satu kata kunci yang sering dicari calon pembeli pun harus dilakukan agar mengiklankan rumah bisa sukses.
Menekuni dua pekerjaan secara bersamaan bukanlah hal yang mudah. Biarpun begitu, Lena Barliani, salah satu agen properti di Kota Bandung yang juga berpofesi sebagai pedagang tetap ingin menjalankan dua usahanya tersebut. Tidak disangka, ia pun mendapat untung besar dari keputusannya tersebut.
Seorang agen properti pemula umumnya mendapatkan iklan dari hasil berburu di lapangan. Seiring berjalannya waktu, berdatanganlah titipan properti dari klien. Semakin dikenal, penjual properti sekelas developer pun tidak segan untuk menitipkan garapannya bila menilai agen sudah sangat kompeten.
Seorang agen properti tentunya sudah terbiasa berkomunikasi dengan calon klien alias pembeli. Semakin lama jam terbangnya, agen pun bisa mengidentifikasi mana klien yang serius dan mana yang pemberi harapan palsu (PHP). Hal ini nyatanya penting untuk diketahui agar agen tak buang-buang waktu.
Semakin mahal harga properti yang bisa dijual seorang agen properti maka semakin besar pula keuntungan yang bisa mereka kantongi. Buktinya, salah satu agen yang tergabung dalam ERA Star Jakarta Luzi Nadya mengaku bisa membeli rumah atau mobil baru. Sangat menggiurkan bukan! Bagaimana ceritanya?
Apa yang menjadi motivasi Anda untuk menjadi seorang agen?
Usaha di bidang jual properti kerap dijadikan pekerjaan sampingan oleh beberapa orang. Menjalankan keduanya bukanlah masalah, namun saat lebih fokus mengerjakan salah satu bisa saja keuntungan yang didapat jauh lebih besar. Contohnya agen Haeruman Birru yang resign dari pekerjaan utamanya.
Inspirasi bisa datang dari mana saja, termasuk dalam memilih pekerjaan setelah lulus bangku kuliah. Hal ini dialami sendiri oleh salah satu agen dari Bandung bernama Firmansyah Nugraha. Ia mengaku, ada satu buku yang membuat tekadnya bulat untuk berprofesi sebagai marketing properti.
Menjual properti merupakan pekerjaan dengan modal minim! Salah satu agen independen dari Kuningan, Ferry Aryanto mengakui hal ini. Selain itu, potensi mendapatkan keuntungan besar pun bukan hal yang tidak mungkin. Buktinya, ia berhasil closing dari klien investor Korea Selatan senilai ratusan juta rupiah.
Bisnis properti memang kerap dijadikan pekerjaan sampingan. Ada yang menjalankannya setengah serius, ada juga yang commited untuk terus menjalankannya. Ternyata hal ini berbuah manis bagi Yudha, agen yang jadi orang kepercayaan pemerintah Boyolali untuk mencarikan lahan. Bagaimana ceritanya ya?
Setiap orang ingin rumahnya cepat laku terjual. Itu mengapa banyak dari mereka yang meminta bantuan agen untuk menjual rumah yang dimilikinya. Walau begitu, tidak semua agen properti ternyata mampu untuk mewujudkan keinginan dari klien tersebut.
Mengantongi kepercayaan klien bisa dikatakan sebagai hal yang menantang bagi seorang agen independen. Baru dua tahun berkecimpung, dengan mengusung nama sendiri, Bagus Setiawan mampu membuktikan dirinya bukan broker abal-abal. Kini, tak sedikit klien yang malah menitip kunci padanya sehingga ia bisa melakukan open house.
Memiliki hobi berjualan menjadi alasan utama Evi Fitrini untuk mencoba peruntungan di bidang properti. Ibu rumah tangga ini kini sudah memiliki sebuah perusahaan properti dan bahkan pernah mendapatkan respons dari luar negeri. Begini kisah suksesnya:
Penipuan bisa terjadi di segala jenis bisnis, termasuk jual beli properti. Salah satu agen yang bergabung dengan UrbanIndo, I Kadek Dwita mengaku pernah mengalaminya. Walau begitu, ia tidak terpuruk dan kini malah banyak closing. Ia pun berbagi tips untuk agen lainnya agar tidak mengalami hal yang sama.