Sekelompok karyawan Yahudi di Google meminta perusahaan meningkatkan dukungan terhadap warga Palestina. Mereka pun mengirimkan Google sebuah surat dukungan. Hmm, apa isi surat tersebut?
Konflik ekstrem antara Israel dan Palestina memang bukan kali pertama terjadi.
Usai insiden pengusiran warga Palestina dari rumah mereka di Yerusalem Timur kemudian dibalas dengan serangan roket dari para militan Gaza.
Israel lantas menanggapi dengan berbagai serangan udara.
Di tengah serangan yang sedang gencar dilakukan Israel di Gaza, sekelompok karyawan Google memberikan dukungan dengan mengirimkan sebuah surat.
Apa isi surat tersebut? Simak ulasannya berikut ini!
Surat Dukungan dari Karyawan Yahudi di Google
Dalam surat internal yang dibuat para pekerja Yahudi, mereka meminta CEO Google Sundar Pichai mengeluarkan pernyataan yang mengutuk penyerangan.
Hal tersebut mencakup soal ‘pengakuan langsung atas kerugian terhadap warga Palestina oleh militer Israel’.
Kini, surat tersebut telah memiliki 250 tanda tangan.
Mereka juga ingin Google menghentikan kontrak bisnis apa pun yang mendukung pelanggaran Israel atas hak asasi manusia Palestina.
Dibentuk Tahun 2020
Melansir laman The Verge, permintaan ini datang dari kelompok karyawan yang baru dibentuk pada 2020 sebagai tanggapan atas sentimen pro-Zionis, ‘Jewglers’ (Jewish Googlers).
Kelompok ini resmi berasal dari Employee Resource Groups (ERG) di Google.
Anggota kelompok itu mengatakan mereka terinspirasi untuk menulis surat itu setelah Jewgler tak mengeluarkan pernyataan yang mengutuk kekerasan terhadap Palestina.
Meskipun Jewglers telah mencoba tidak bersifat politik, terdapat dua karyawan yang mengatakan mendukung pro Israel dan tidak ada ruang aman untuk mengekspresikan anti-Zionis.
Bentuk Kebebasan Berekspresi
Karyawan Yahudi yang justru mendukung warga Palestina ini dikatakan membuat keretakan yang menyulut pembentukan Jewish Diaspora in Tech, grup Yahudi anti-nasionalis di Google.
“Kami terpaksa membentuk ruang kami sendiri karena terdapat fakta bahwa kami benar-benar tidak diizinkan untuk mengekspresikan sudut pandang kami di ERG,” kata seorang manajer pemasaran produk di grup tersebut.
Kini anggota organisasi baru itu meminta Google mendukung kebebasan berekspresi secara internal, terutama di sekitar sudut pandang anti-Zionis.
“Google adalah mesin telusur terbesar di dunia dan setiap penindasan atas kebebasan berekspresi yang terjadi di dalam perusahaan berbahaya tidak hanya bagi Google secara internal tetapi juga bagi semua orang di seluruh dunia,” tulis mereka dalam FAQ.
Kabarnya, orang-orang dalam kelompok tersebut mempromosikan peluang pendanaan pro-Israel.
Namun, Google belum memberikan pernyataan terkait informasi ini.
***
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!
Simak juga artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan impian di Sidoarjo?
Kunjungi 99.co/id dan temukan beragam pilihan perumahan seperti di Taman Dhika Sidoarjo.