Bentuk dan ukuran bata merah yang beredar di pasaran relatif seragam mengacu pada standar pembuatan yang telah ditetapkan.
Standar pembuatan bata merah ini ditetapkan melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomor SNI 15-2094-2000, hasil revisi dari nomor SNI 15-2094-1991.
Dengan demikian, setiap produsen batu bata merah pasti menjadikan standar ini sebagai acuan utama dalam pembuatannya.
Namun, dalam bentuk hasil jadinya, masih kerap dijumpai perbedaan ukuran ‒ meski perbedaan ukuran ini tidak terlalu signifikan.
Misalnya saja untuk bata merah biasa dan bata merah oven, kedua jenis bata tersebut cenderung memiliki ukuran yang berbeda karena proses pembuatannya juga berbeda.
Dari hal-hal seperti ini, kita bisa jadi lebih tahu bagaimana cara memilih bata merah yang tepat untuk konstruksi bangunan.
Yuk, simak penjelasan terkait ukuran bata merah dan standar-standar yang berlaku!
Standar dan Ukuran Bata Merah
1. Standar Bentuk Bata Merah
Bentuk standar bata merah sebagai material bangunan adalah prisma segi empat panjang dengan sudut siku-siku yang tajam.
Permukaan bata merah pun harus rata dan tidak mudah retak sebagaimana tercantum persyaratan kekuatan bata merah.
Baca Juga:
Daftar Harga Hebel Terbaru Tahun 2020. Bisa Jadi Alternatif Batu Bata Merah!
2. Modul Standar Ukuran Bata Merah
Dalam pembuatannya, ukuran bata merah mengacu pada modul standar ukuran sesuai dengan Standar Industri Indonesia dengan nomor SII-0021-78.
Modul | Tebal (mm) | Lebar (mm) | Panjang (mm) |
M-5a | 65 | 90 | 190 |
M-5b | 65 | 140 | 220 |
M-6 | 55 | 110 | 220 |
3. Proporsi Ukuran Bata Merah
Merujuk pada SNI 15-2094-2000, bata merah memiliki proporsi ideal yang harus diikuti agar bisa digunakan secara efisien.
Proporsi SNI-15-2094-2000 | ||
Panjang | Lebar | Tebal |
240 mm | 115 mm | 52 mm |
230 mm | 110 mm | 50 mm |
Untuk acuan umum, bata merah yang layak memiliki rentang dimensi:
- Panjang = 19 – 24 cm
- Lebar = 9 – 12 cm
- Tebal = 5 – 6 cm
Bata merah dengan ukuran yang terlalu kecil akan menyebabkan borosnya pemakaian spesi untuk perekat dalam pemasangan bata.
Sedangkan bata merah dengan ukuran yang terlalu besar, akan menyebabkan pasangan dinding bata memiliki kekuatan yang lebih lemah.
4. Acuan Kelayakan Batu Bata Merah
Dalam memilih bata merah, ada beberapa hal yang bisa dijadikan acuan kualitasnya, di antaranya:
- Tidak banyak yang pecah atau hancur, baik di tumpukan lokasi penjualan maupun saat diturunkan dari truk
- Bentuk dan ukuran relatif seragam dengan permukaan yang cukup rata
- Bentuk relatif prismatis, tidak melengkung
- Bata merah tidak mengandung terlalu banyak garam
- Jika digores dengan besi menimbulkan suara garing dan tidak membekas terlalu dalam
- Jika digores dengan kuku tidak tergerus
- Jika dibelah, warnanya relatif seragam
- Jika dibanting di atas tanah tidak terbelah melebihi dari 25% jumlah pengecekan
- Jika di banting di atas batu atau lantai, bata terbelah dan tidak hancur
Perbedaan Bata Merah Biasa dan Bata Merah Oven
1. Bata Merah Biasa
Bata merah biasa atau konvensional dibuat secara murni menggunakan tangan manusia dan melalui proses pembakaran dengan sekam.
Proses ini akan memberikan tampilan bekas pembakaran sekam pada permukaan batanya yang biasanya berupa bercak putih.
Secara bentuk, batu merah biasa memiliki permukaan yang kurang rata dan ukurannya standar.
2. Bata Merah Oven
Bata merah oven atau press dibuat oleh pabrik menggunakan mesin khusus dan tekanan yang tinggi.
Proses ini memberikan tampilan bata yang rapi tanpa ada bekas pembakaran dan ukurannya presisi dengan permukaan yang relatif lebih rata.
Untuk ukurannya sendiri, bata jenis ini sedikit lebih besar dan juga sedikit lebih berat.
Baca Juga:
Daftar Harga KalsiBoard Terbaru Tahun 2020. Solusi Alternatif Gipsum!
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian di Aerium Permata Buana?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!