Kabar mengejutkan datang dari Vatikan yang untuk pertama kalinya mengungkapkan perihal aset properti yang dimiliki. Hal itu diumumkan usai terkuaknya skandal keuangan yang menghinggapi kota suci umat Katolik tersebut.
Mengutip Detik.com dari Reuters, terdapat 5.000 properti yang dimiliki Vatikan dan tersebar di seluruh dunia.
Pengumuman itu tercantum dalam dua dokumen, yakni laporan keuangan konsolidasi tahun 2020 Takhta Suci dan anggaran publik pertama Administrasi Warisan Takhta Suci (APSA).
Tak hanya itu, terdapat pula diagram lingkaran, grafik, hingga peta.
Dalam anggaran APSA, Vatikan mempunyai 4.051 properti di Italia dan 1120 properti di luar negeri.
Adapun 14 persen properti yang berada di Italia disewakan dengan harga pasar, sedangkan sisanya disewakan dengan harga potongan.
Harga potongan ini sebagian besar diperuntukkan bagi karyawan Gereja Katolik Roma.
Dokumentasi tersebut memperlihatkan pula jika APSA mempunyai investasi dalam bentuk properti di kawasan elite London, Jenewa, Lausanne, dan Paris.
Vatikan Alami Kerugian Besar
Dalam persidangan yang akan digelar di Vatikan pekan depan, sebanyak 10 orang didakwa melakukan kejahatan atau skandal keuangan, pemerasan, penyalahgunaan jabatan, serta penipuan.
Kasus tersebut salah satunya menimpa Kardinal terkemuka, yaitu Angelo Baciu.
Dakwaan berkaitan dengan investasi 350 juta Euro, atau senilai Rp5,9 triliun, dengan sebuah perusahaan real estate di London.
Pada mulanya, sebuah bangunan bekas gudang Harrods di sekitar South Kensington, London, dibeli guna dijadikan apartemen mewah.
Namun, nyatanya, jual-beli tersebut mengakibatkan kerugian besar, terutama di sektor finansial.
“Kami datang dari budaya yang penuh dengan kerahasiaan, tetapi kemudian kami belajar bahwa dalam masalah ekonomi, transparansi lebih melindungi kami dibandingkan kerahasiaan,” ucap Pastor Juan Antonio Guerrero Alves seperti dikutip dari Kompas.
Pastor Juan Antonio Guerrero Alves selaku Kepala Sekretariat Vatikan Bidang Ekonomi itu menambahkan, gedung tersebut pun akan dijual guna menanggulangi krisis keuangan yang menimpa Vatikan.
Nantinya, pengadilan yang akan dihelat, sebagaimana diutarakan Pastor Juan Antonio Guerrero Alves, akan menjadi titik balik kredibilitas Vatikan dalam urusan ekonomi dan berharap kejadian tersebut tak akan terulang.
Pandemi Pukul Pendapatan Vatikan
Tahun lalu, Paus Fransiskus mencabut kendali Sekretariat Negara atas dana mereka dan mengalihkannya ke APSA dengan pengawasan SPE.
Dalam laporan keuangan yang dirilis APSA, pada tahun lalu Vatikan mengalami defisit 64,8 juta Euro.
Angka tersebut masih cukup baik dibandingkan pada 2019 yang menyentuh 79,2 juta Euro.
Pandemi Covid-19 ditengarai ikut memengaruhi pendapatan Vatikan tahun lalu lantaran Basilika Santo Petrus dan Museum Vatikan mesti ditutup.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Update terus informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah dijual di Jakarta Selatan?
Cek saja di www.99/co.id.