Sejarah Sumpah Pemuda termasuk dalam sejarah panjang meraih kemerdekaan Indonesia dari tangan para penjajah.
Sumpah Pemuda (Yout Pledge) merupakan peristiwa bersejarah di mana pemuda Indonesia mengikrarkan semangat persatuan dan kesatuan.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928, tepatnya pada saat hari ke-3 atau puncak Kongres Pemuda II.
Kongres yang menghimpun berbagai organisasi pemuda itu melibatkan banyak tokoh penting yang berperan dalam terwujudnya kemerdekaan Indonesia.
Sebagai generasi muda dan sebagai rakyat Indonesia, sejarah Sumpah Pemuda sangat wajib diketahui!
Sejarah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
1. Latar Belakang Sumpah Pemuda
Sejarah Sumpah Pemuda dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia berperan sebagai salah satu tonggak utama yang membangkitkan semangat rakyat Indonesia.
Peristiwa bersejarah ini dicetuskan oleh Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI), perhimpunan pelajar yang didirikan oleh mahasiswa Rechtshogeschool te Batavia dan Technische Hoogeschool te Bandoeng pada bulan September 1926.
PPPI kemudian menyelenggarakan kongres untuk menghasilkan kesepakatan bersama terkait kegiatan pemuda dalam segi sosial, ekonomi, dan budaya.
Melalui kongres yang diselenggarakan oleh PPPI, akhirnya dicetuskan Sumpah Pemuda yang dilatarbelakangi oleh:
-
Politik Etis
Pada awal abad ke-19, perekonomian Hindia-Belanda dikuasai oleh Eropa dan Tionghoa.
Namun karena adanya persaingan ekonomi, kolonial Belanda membuat berbagai kebijakan yang justru menindas masyarakat Indonesia dengan cara mempekerjakan tanpa memberi bayaran.
Akibatnya, pemberontakan oleh petani pun muncul di sejumlah daerah.
Tak hanya mendapatkan tentangan dari masyarakat Indonesia, kebijakan tersebut juga mendapatkan kritikan keras dari politikus dan intelektual Belanda.
Dari kritikan tersebut kemudian dibuatlah kebijakan Politik Etis, yakni kebijakan balas budi pemerintah Belanda untuk mensejahterakan rakyat.
Politik Etis tersebut menyasar tiga bidang yang mencakup edukasi (pendidikan), irigasi (pertanian), dan transmigrasi atau migrasi (perpindahan penduduk).
-
Berkembangnya Pers
Perkembangan media cetak dan pers ikut andil dalam perkembangan ideologi dan pergerakan bangsa.
Surat-surat kabar yang sudah mulai ada pada zaman tersebut membantu mempercepat berkembangnya semangat nasionalisme di kalangan rakyat Indonesia.
Salah satu di antara tokoh pendiri pers adalah Tirto Adhi Soerjo yang pertama kali menerbitkan surat kabar di Nusantara dengan bahasa Melayu, terbit pada 1907 dengan tajuk Medan-Prijaji.
Ia kemudian juga mengikuti perkumpulan pemuda dan mendirikan Sarikat Prijaji.
-
Kemunculan Berbagai Organisasi Kepemudaan
Hj Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam pada tanggal 16 Oktober 1905 di Solo yang kemudian menjadi pelopor berdirinya organisasi kepemudaan.
Organisasi ini terus berkembang dan bermunculan di berbagai daerah di Nusantara.
Setelah itu juga terbentuk organisasi Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Mulai dari terbentuknya Budi Utomo pergerakan organisasi pemuda semakin pesat hingga kemudian para pemuda terpelajar memperjuangkan aspirasi bagi rakyat kecil.
2. Kongres Pemuda
Dilatarbelakangi oleh kemunculan berbagai organisasi pemuda, kalangan pemuda kemudian memiliki inisiatif untuk mempertemukan organisasi pemuda dalam sebuah kegiatan musyawarah besar.
Kegiatan musyawarah tersebut adalah Kongres Pemuda, musyawarah besar yang diselenggarakan dua kali.
-
Kongres Pemuda I
Kongres Pemuda I diselenggarakan pada 30 April hingga 2 Mei 1926 diselenggarakan di Batavia (Jakarta) dan dipimpin oleh Muhammad Tabrani.
Melalui kongres ini, dihasilkan beberapa keputusan, yakni mengakui cita-cita persatuan dan mendorong penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang merupakan gagasan dari Mohammad Yamin.
Selain itu, dari kongres ini juga terbentuk organisasi Pemuda Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1926 yang merupakan gabungan dari beberapa organisasi.
Kemudian pada September 1926 dirasmikan juga organisasi Perhimpoenan Peladjar-Peladjar Indonesia (PPPI) yang diketuai oleh Soegondo Djojopoespito.
-
Kongres Pemuda II
Setelah PPPI terbentuk, kemudian diadakan rapat untuk merealisasikan seluruh gagasan organisasi pemuda dengan pembentukan panitia kongres.
Rapat tersebut menetapkan struktur panitia kongres dengan Soegondo Djojopoespito sebagai ketua, Mohammad Yamin sebagai sekretaris, dan Djoko marsaid sebagai wakil ketua.
Kongres tersebut lalu dikenal sebagai Kongres Pemuda II yang diselenggarakan di Jakarta pada 27-28 Oktober 1928.
Pada puncak kongres, tepatnya pada hari ketiga tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Menjelang penutupan kongres, Mohammad Yamin menyerahkan kertas kepada Djojopoespito yang diedarkan ke peserta rapat lainnya.
Kertas tersebut berisi ikrar Sumpah Pemuda sebagai puncak sejarah Sumpah Pemuda dalam persatuan golongan pemuda pada masa pergerakan nasional.
Tujuan Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda diselenggarakan dengan tujuan yang jelas, yakni sebagai pergerakan bangsa yang mencakup:
-
-
- Membangkitkan jiwa dan sikap nasionalisme pemuda dan pemudi serta seluruh rakyat Indonesia untuk melawan dan mengusir para penjajah
- Mengokohkan serta menebalkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia
- Memperluas upaya-upaya untuk mencapai kemerdekaan Indonesia
- Menghilangkan rasa kedaerahan yang selalu menjadi penghalang persatuan rakyat Indonesia
- Mewujudkan cita-cita untuk mengumpulkan seluruh pemuda dan pemudi Indonesia
-
4. Hari Sumpah Pemuda
Hingga kini, sejarah Sumpah Pemuda selalu diperingati setiap tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda.
Hari bersejarah tersebut pun dimasukkan ke dalam perayaan nasional dengan berbagai cara perayaan, terutama upacara.
Hal ini tentunya tak lepas dari perjuangan banyak pahlawan nasional yang turut serta mendirikan pondasi menuju kemerdekaan Indonesia.
Isi Teks Sumpah Pemuda
Teks Sumpah Pemuda tercantum dalam Poetoesan-Poetoesan Pemoeda-Pemoeda Indonesia yang menyebutkan:
Pertama
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe, Tanah Air Indonesia
Kedua
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia
Ketiga
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia
Tokoh Sumpah Pemuda dan Perannya
Sejarah Sumpah Pemuda tentunya tak luput dari peran-peran penting tokoh nasional dalam Kongres Pemuda II.
Di balik peristiwa bersejarah ini, berikut tokoh-tokoh yang berpengaruh:
- Soegondo Djojopoespito
- Muhammad Yamin
- Wage Rudolf Supratman
- Amir Syarifuddin
- Sie Kong Liong
- Sarmidi Mangoensarkoro
- Djoko Marsaid
- Soenario Sastrowardoyo
- Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo
- Johannes Leimena
Fakta Sumpah Pemuda
1. Awalnya Tidak Disebut Sebagai Sumpah Pemuda
Peristiwa Kongres Pemuda II tersebut awalnya tidak disebut sebagai Sumpah Pemuda karena peristiwa tersebut berjalan spontan.
Istilah “Sumpah Pemuda” baru diberlakukan mulai tanggal 16 Desember 1959.
2. Diikuti Sekitar 700 Peserta dari Berbagai Suku
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Kongres Pemuda menjadi tempat bertemunya berbagai organisasi pemuda.
Namun, karena dijaga ketat oleh Belanda, peserta yang tercatat hadir hanya 82 orang saja.
3. Dijaga Ketat oleh Polisi Belanda dan Dilarang Mengucap “Merdeka”
Berlangsung pada masa penjajahan, kongres tersebut tak lepas dari pengawasan Belanda dan bahkan dijaga ketat.
Setiap peserta yang hadir juga dilarang mengucap kata “merdeka”.
4. Peserta Masih Menggunakan Bahasa Belanda
Meski dalam teks Sumpah Pemuda disebutkan “…menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia”, pada kenyataannya bahasa Belanda masih mendominasi dalam kongres tersebut.
5. Ditulis Menggunakan Ejaan Van Ophuijsen
Teks Sumpah Pemuda tidak ditulis dengan ejaan seperti sekarang, melainkan dengan menggunakan ejaan van ophuijsen.
Van ophuijsen merupakan ejaan untuk menuliskan bahasa Melayu menurut model yang dimengerti oleh Belanda.
6. Awalnya Sebagai Peringatan Lagu Indonesia Raya
Peristiwa Sumpah Pemuda juga merupakan momen pertama kalinya lagu Indonesia Raya diperdengarkan.
W. R. Supratman membawakan lagu tersebut dengan iringan biola.
7. Etnis Tionghoa Ikut Berperan
Meski sering disudutkan, ternyata etnis Tionghoa juga berperan dalam peristiwa bersejarah tersebut.
Di luar kongres, surat kabar Sin Po yang berbahasa Melayu-Tionghoa merupakan surat kabar yang pertama memuat lagu Indonesia Raya.
8. Alasan Bulan Oktober Diperingati Sebagai Bulan Bahasa
Berkaitan dengan alinea ke-3 yang menyepakati bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan, sejak tahun 1980, bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Bahasa.
9. Rumah Kongres Dijadikan Museum Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II dilakukan diselenggarakan di berbagai tempat, salah satunya rumah yang terletak di Jl. Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat.
***
Kini, rumah tersebut dijadikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian di Grand Taruma Karawang?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!