Pemberontakan PKI Madiun menjadi salah satu sejarah kelam Indonesia, di mana organisasi tersebut merenggut banyak nyawa ulama dan tokoh-tokoh agama. Lantas bagaimana pemberontakan keji tersebut bisa terjadi?
Menilik sejarah komunisme di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI) tercatat melakukan pemberontakan sebanyak tiga kali.
Pemberontakan pertama terjadi pada malam 1 Januari 1927 yang dikenal dengan nama Pemberontakan Silungkang atau Pemberontakan Malam Tahun Baru.
Mereka melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Minangkabau.
Pemberontakan yang kedua terjadi pada 18 September 1948 yang dikenal dengan nama Peristiwa Madiun atau Madiun Affair.
Pemberontakan PKI yang terakhir dikenal dengan nama Gerakan 30 September (G30S/PKI) atau 30 September Movement.
Selain peristiwa G30S/PKI, ternyata Peristiwa Madiun juga tak kalah keji dan menawaskan banyak korban.
Tak tanggung-tanggun, peristiwa tersebut diketahu merenggut sebanyak 1.920 korban jiwa, padahal PKI hanya menduduki Madiun selama 13 hari.
Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun
Ada beberapa penyebab yang melatar belakangi pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948 terhadap pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Berikut ini ringkasan penyebab terjadinya Peristiwa Madiun:
- Jatuhnya Kabinet Amir Sjarifuddin akibat ditandatanganinya perjanjian Renville yang sangat merugikan Republik Indonesia.
- Kedekatan Amir Syarifuddin dengan tokoh PKI Muso dan bercita-cita menyebarkan ajaran komunisme di Indonesia.
- Propaganda kekecewaan terhadap Perdana Menteri selanjutnya, yakni Kabinet Hatta akibat programnya untuk mengembalikan 100.000 tentara menjadi rakyat biasa dengan alasan penghematan biaya.
Setelah tidak lagi menjabat sebagai perdana menteri, Amir Sjarifuddin Harahap membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang kemudian bekerja sama dengan organisasi paham kiri seperti PKI, Barisan Tani Indonesia (BTI), Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), dan sebagainya.
Amir Sjarifuddin tak setuju dengan Soekarno yang menunjuk Hatta sebagai perdana menteri dan membentuk kabinet baru, sehingga ia berusaha menggulingkan mereka.
Gerakan Amir kemudian dibantu oleh Munawar Musso yang menjabat sebagai ketua PKI pada masa itu dan pernah belajar di Uni Soviet.
Musso mengadakan rapat raksasa di Yogyakarta. Di dalam rapat tersebut, ia mengemukakan pendapatnya untuk mengganti kabinet presidensil menjadi kabinet front persatuan.
Dari situlah mereka berusaha untuk menguasai daerah-daerah strategis di Jawa Tengah, yakni Madiun, Solo, Kediri, dan lainnya.
Mereka melancarkan rencana awal dengan melakukan penculikan dan pembunuhan para tokoh di Surakarta, juga mengadu domba kesatuan TNI.
Tokoh Pemberontakan PKI Madiun
Berikut ini daftar nama tokoh PKI yang terlibat dalam Peristiwa Madiun:
- Musso
- Amir Sjarifuddin
- DN Aidit
- Abdul Latief Hendraningrat
- Alimin Prawirodirdjo
- Darson
- Oetomo Ramelan
- Misbach
- Semaun
- Henk Sneevilet
Akhir Pemberontakan PKI Madiun
Demi memulihkan keamanan Madiun, pemerintah mengirim pasukan TNI Divisi Siliwangi di bawah pimpinan Abdul Haris Nasution untuk melangsungkan operasi penumpasan pada tanggal 20 September 1948.
Salah satu operasi penumpasan tersebut adalah pengejaran Musso yang melarikan diri ke Sumoroto, di sebelah barat Ponorogo.
Musso berhasil ditemukan dalam pengejaran tersebut dan ditembak mati.
Sedangkan Amir Sjarifuddin dan para tokoh sayap kiri lainnya juga berhasil ditangkap dan dieksekusi mati.
Dalam pengejaran tersebut, Amir tertangkap di Grobogan, Jawa Tengah.
Akibat Pemberontakan PKI Madiun
Dampak pemberontakan PKI Madiun adalah pembunuhan terhadap pejabat pemerintah dan tokoh-tokoh yang anti komunis.
Berikut ini daftar nama korban keganasan Peristiwa Madiun:
- Kolonel Inf Marhadi
- Letkol Wiyono
- Insp Pol Suparbak
- May Istiklah
- R.M. Sardjono (Patih Madiun)
- Kiai Husen (Anggota DPRD Kabupaten Madiun)
- Mohamad (Pegawai Dinas Kesehatan)
- Abdul Rohman (Assisten Wedono Jiwan)
- Sosro Diprodjo (Staf PG Rejo Agung)
- Suharto (Guru Sekolah Pertama Madiun)
- Sapirin (Guru Sekolah Budi Utomo)
- Supardi (Wartawan freelance Madiun)
- Sukadi (Tokoh masyarakat)
- KH Sidiq
- R. Charis Bagio (Wedono Kanigoro)
- KH Barokah Fachrudin (Ulama)
- Maidi Marto Disomo (Agen Polisi)
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Tanah Abang?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!