Sejarah Kerajaan Majapahit di Indonesia sampai saat ini masih menjadi perbincangan, sebab kerajaan tersebut lebih banyak meninggalkan mitos dan cerita rakyat.
Kerajaan Majapahit adalah sebuah kerajaan yang dianggap sebagai kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Nusantara dari 1293 hingga 1518.
Menurut sejarawan, Kerajaan Majapahit berpusat di daerah Tarik, Sidoarjo, Jawa Timur.
Meskipun banyak meninggalkan misteri, ada banyak bukti yang membenarkan keberadaan dan kebesaran kerajaan Majapahit.
Peninggalan Kerajaan Majapahit di antaranya adalah Candi Cetho, Candi Sukuh, Candi Pari, Candi Jabung, Candi Brahu, Candi Tikus, dan sebagainya.
Berikut penjelasan lengkap sejarah Kerajaan Majapahit dari awal berdirinya hingga keruntuhannya.
Sejarah Kerajaan Majapahit
Sejarah kerajaan Majapahit dimulai dari perebutan kekuasaan di Kerajaan Singasarai pada abad ke-13.
Pihak yang memperebutkan kekuasaan tersebut adalah Jayakatwang (raja terakhir Singasari) dan Raden Wijaya (pendiri Majapahit).
Jayakatwang melakukan pemberontakan dan mengkudeta Kertanegara hingga menyebabkan ia tewas.
Raden Wijaya merupakan anak dari Kartanegara yang dirampas tahtanya oleh Jayakatwang.
Menurut catatan sejarah, sebelum dikudeta oleh Jayakatwang, Kartanegara telah menyulut kemarahan Kublai Khan karena menolak memberikan penghormatan kepada Dinasti Yuan.
Kartanegara justru menganiaya utusan Yuan sampai menantang Kublai Khan.
Raden Wijaya sudah pernah melakukan perlawanan terhadap Jayakatwang, namun tidak berhasil.
Pada tahun 1293, Kublai Khan melakukan invasi ke pulau Jawa dengan mengirim 20.000-30.000 tentara.
Mendengar kedatangan pasukan Yuan, Raden Wijaya mengirim seorang utusan untuk memberitahu pasukan Yuan bahwa Kertanegara telah tewas dalam pemberontakan Jayakatwang.
Raden Wijaya kemudian meminta bantuan mereka untuk menghancurkan Jayakatwang dengan iming-iming akan memberikan Kublai Khan dua orang putri jika mereka berhasil.
Berkat kerjasama antara Raden Wijaya dengan pasukan Yuan, akhirnya Jayakatwang menyatakan takluk setelah terpukul mundur ke bentengnya.
Berdirinya Kerajaan Majapahit
Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, Raden Wijaya menyusun rencana untuk menghabisi pasukan Yuan yang telah membantunya.
Raden Wijaya berhasil membantai pasukan Yuan dalam keadaan lengah, beberapa antaranya berhasil melarikan diri.
Invasi pasukan Yuan ke Jawa diketahui sebagai invasi kekaisaran Mongol yang terakhir.
Sebenarnya Kublai Khan merencanakan invasi lagi ke Jawa dengan jumlah pasukan sekitar 100.000, namun rencana tersebut dibatalkan karena Kublai Khan meninggal.
Sebaliknya, Kerajaan Majapahit kemudian menjadi imperium Nusantara terbesar pada abad ke-13.
Wilayah kekuasaan Majapahit mencakup hampir seluruh wilayah Nusantara dan beberapa negara di Asia Tenggara.
Kerajaan Majapahit berdiri pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka atau 10 November 1293, bersamaan dengan dinobatkannya Raden Wijaya sebagai raja pertama.
Raja-Raja Majapahit
Kerajaan Majapahit bertahan sekitar dua abad lamanya.
Dalam kurun waktu itu, ada beberapa raja yang memerintah.
Pemerintahan Majapahit mengalami kemunduran selepas meninggalnya Hayam Wuruk.
Di antara pemerintahan Rajasawardhana dan Girishawardana diketahui ada kekosongan yang diakibatkan karena adanya krisis suksesi yang memecah Majapahit menjadi dua.
Berikut raja-raja yang pernah memerintah dalam sejarah Kerajaan Majapahit:
Nama Raja | Gelar | Masa Pemerintahan |
Raden Wijaya | Kertarajasa Jayawardhana | 1293-1309 |
Kalagamet | Sri Jayanegara | 1309-1328 |
Sri Gitarja | Tribhuwana Wijayatunggadewi | 1328-1350 |
Hayam Wuruk | Sri Rajasanagara | 1350-1389 |
Wikramawardhana | 1389-1429 | |
Suhit | Dyah Ayu Kencana Wungu | 1429-1447 |
Kertawijaya | Brawijaya I | 1447-1451 |
Rajasawardhana | Brawijaya II | 1451-1453 |
Girishawardhana Dyah Suryawikrama atau Purwawisesa | Brawijaya III | 1456-1466 |
Dyah Suraprabhawa atau Bhre Pandansalas | Brawijaya IV | 1466-1468 |
Bhre Kertabumi | Brawijaya V | 1468-1478 |
Girindrawardhana | Brawijaya VI | 1478-1498 |
Patih Udara | 1498-1518 |
Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit mencapai masa kejayaan pada pemerintahan Hayam Wuruk dari 1350-1389 yang ditandai dengan penaklukan kerajaan di maritim Asia Tenggara (Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Timor Leste).
Selain karena pemerintahan Hayam Wuruk, kemajuan Majapahit juga disebabkan oleh letaknya yang strategis, yakni terletak pada jalur perdagangan rempah-rempah.
Majapahit menerapkan bea atau pajak atas barang-barang yang dikirim melalui wilayah kekuasaannya.
Kesuksesan Hayam Wuruk memimpin Majapahit juga tak lepas dari perang seorangperdana menteri yang begitu melegenda, ia adalah Patih Gahaj Mada yang terkenal dengan Sumpah Palapa.
Sumpah Palapa berisi, “Jika mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa”.
Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa saat upacara pengangkatan menjadi Patih Amangkubumi Majapahit.
Selama menjabat, Gajah Mada berhasil menambahkan Bali, Jawa, dan Sumatera ke dalam wilayah kekuasaan Majapahit.
Walaupun Gajah Mada meninggal sekitar tahun 1364, ekspansi Majapahit tetap terus berlanjut di bawah perintah Hayam Wuruk.
Pada tahun 1365, Majapahit berhasilkan menaklukkan seluruh kepulauan Melayu, kecuali Kerajaan Sriwijaya dan dua koloninya.
Hingga pada tahun 1377, Hayam Wuruk berhasil menaklukkan Palembang yang merupakan ibu kota Kerajaan Sriwijaya.
Meski berhasil ditaklukkan, ternyata kerajaan tersebut tidak sepenuhnya runtuh dan kembali menjadi permasalah bagi Majapahit.
Penyebab Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Setelah berdiri sekitar dua abad lamanya, Majapahit akhirnya menghadapi masa-masa kemunduran yang akhirnya menyebabkan kerajaan terbesar di Indonesia tersebut runtuh.
Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit adalah tidak ada kaderisasi, perang saudara (Paregreg), daerah-daerah kekuasaan Majapahit mulai melepaskan diri, kemunduran ekonomi, dan masuknya agama Islam.
Berikut penjelasan sejarah Kerajaan Majapahit dalam masa runtuhnya:
1. Tidak Ada Kaderisasi
Di balik kehebatan sosok Gajah Mada sebagai Patih Amangkubumi, ia memegang segala jabatan penting.
Hal ini justru berdampak buruk bagi kelangsungan kerajaan, yakni tidak memberi kesempatan dan pelatihan pada generasi penerus yang menggantikan Gajah Mada.
Setelah meninggalnya Gajah Mada, tidak ada penggantinya yang cukup berpengalaman dan cakap.
Kondisi ini diperparah setelah Hayam Wuruk juga meninggal di tahun 1389.
2. Perang Saudara (Paregreg)
Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit yang berdampak besar adalah terjadinya perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg.
Perang tersebut melemahkan Kerajaan Majapahit secara global dan menyebabkan hilangnya persatuan.
Alhasil, Perang Paregreg yang terjadi pada tahun 1405-1406 menjadi salah satu faktor utama penyebab keruntuhan Majapahit.
Perang saudara tersebut dimenangkan oleh Wikramawardhana. Walaupun memenangkan pertempuran, ternyata ia tak mampu memegang kendali atas keutuhan Majapahit.
3. Daerah-Daerah Kekuasaan Majapahit Mulai Melepaskan Diri
Perang saudara yang terjadi dalam Majapahit menyebabkan pemerintahan pusat melemah dan kacau.
Akibat dari kekacauan tersebut, para adipati di Jawa dan kerajaan-kerajaan luar Jawa melepaskan diri dan membentuk pusat pemerintahannya sendiri.
Daerah yang awalnya memberikan upeti sudah tidak lagi memberikan upeti karena hilangnya kepercayaan terhadap pemerintahan Majapahit.
Hal ini berimbas pada kondisi ekonomi dan militer Majapahit yang berangsur-angsur mengalami kemerosotan.
4. Kemunduran Ekonomi
Salah satu dampak dari Perang Paregreg terhadap Kerajaan Majapahit adalah terjadinya krisis ekonomi.
Perdagangan di wilayah Nusantara kemudian diambil alih oleh pedagang-pedagang yang datang dari luar, salah satunya Laksamana Cheng Ho.
Cheng Ho merupakan keturunan Arab-Mongol yang mendirikan komunitas muslim di Cina dan pantai utara Jawa.
5. Masuknya Agama Islam
Melalui perdagangan, Islam lambat laun mulai berkembang di pantai utara Jawa.
Islam di pulau Jawa berkembang pesat dan memicu timbulnya kerajaan bercorak Islam seperti Kesultanan Demak, Banten, Cirebon, dan sebagainya.
Seiring dengan perkembangan Islam, pengaruh kekuasaan Majapahit semakin berkurang dan menyebabkan runtuhnya Kerajaan Majapahit.
Peninggalan Kerajaan Majapahit
Setelah keruntuhannya, ada banyak peninggalan dari sejarah Kerajaan Majapahit. Mulai dari candi, prasasti, dan kitab.
Candi Kerajaan Majapahit
- Candi Tikus
- Candi Bajang Batu
- Candi Wringin Lawang
- Candi Brahu
- Candi Pari
- Candi Penataran
- Candi Jabung
- Candu Sukuh
- Candi Cetho
- Candi Wringin Branjang
- Candi Surawana
- Candi Minak Jinggo
- Candi Rimbi
- Candi Kedaton
- Candi Sumberjati
Prasasti Kerajaan Majapahit
- Prasasti Kudadu
- Prasasti Sukamerta
- Prasasti Prapancasapura
- Prasasti Wringin Pitu
- Prasasti Wurare
- Prasasti Balawi
- Prasasti Parung
- Prasasti Biluluk
- Prasasti Karang Bogem
- Prasasti Katiden
- Prasasti Canggu
- Prasasti Juwy
- Prasasti Marahi Manuk
Kitab Kerajaan Majapahit
- Kitab Negarakertagama
- Kutab Sutasoma
- Kita Arjunawijaya
- Kitab Panjiwijayakarma
- Kitab Pararaton
- Kitab Usana Jawa
- Kitab Ranggalawe
- Kitab Sorandakan
- Kitab Sundayana
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari hunian di Apartemen Salemba Residence?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!