Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) merancang dasar-dasar negara dengan membentuk Panitia Sembilan.
BPUPKI merupakan badan bentukan Jepang yang diresmikan tepat pada hari ulang tahun Kaisar Hirohito, yakni tanggal 29 April 1945.
Badan tersebut kemudian diketuai oleh Radjiman Dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat yang didampingi oleh Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio sebagai wakilnya.
Sedangkan, Panitia Sembilan adalah sebuah kelompok kecil yang beranggotakan sembilan orang dan dibentuk pada tanggal 1 Juni 1945, tepatnya pada sidang pertama BPUPKI.
Kelompok kecil tersebut dibentuk oleh Sang Proklamator, Soekarno, setelah ia memberikan usulan Pancasila yang terdiri dari lima asas.
Berikut struktur anggota Panitia Sembilan:
- Ketua: Soekarno
- Wakil Ketua: Mohammad Hatta
- Anggota: A.A. Maramis
- Anggota: Abikoesno Tjokrosoejoso
- Anggota: Agus Salim
- Anggota: Abdoel Kahar Muzakir
- Anggota: Ahmad Soebardjo
- Anggota: Abdul Wahid Hasjim
- Anggota: Mohammad Yamin
Berikut penjelasan lengkap terkait Panitia Sembilan yang dibentuk oleh Soekarno…
Latar Belakang Terbentuknya Panitia Sembilan
Latar belakang dibentuknya Panitia Sembilan adalah karena perumusan dasar negara yang berjalan alot pada sidang pertama BPUPKI yang diselenggarakan sejak tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945.
Dari beberapa rumusan yang disampaikan oleh anggota BPUPKI, rumusan Soekarno yang dinamai Pancasila menjadi rumusan yang paling diterima.
Berikut isi rumusan Pancasila yang diusulkan Soekarno:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme dan Perikemanusiaan
- Mufakat dan Demokrasi
- Kesejahteraan Sosial
- Ketuhanan yang Maha ESA
Rumusan tersebut kemudian digunakan sebagai acuan untuk merumuskan dasar negara.
Untuk melakukan pembahasan lebih lanjut, dibentuklah sebuah kelompok kecil untuk merumuskan kembali pokok-pokok pidato Soekarno.
Dalam perundingan, ada dua pandangan berbeda terkait dasar negara yang diinginkan.
Golongan Islam menginginkan negara berlandaskan syariat Islam, sedangkan golongan satunya negara berlandaskan pemahaman nasionalisme.
Karena adanya perbedaan pandangan tersebut, kelompok kecil tersebut mengalami kesulitan hingga akhirnya membentuk Panitia Sembilan.
Tokoh Panitia Sembilan
1. Soekarno
Dalam kiprahnya sebagai tokoh nasional dan presiden pertama Indonesia, Soekarno telah melalui banyak hal.
Sosoknya pertama kali dikenal saat menjadi anggota Jong Java, organisasi kepemudaan cabang Surabaya pada tahun 1915.
2. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta atau akrab disebut Bung Hatta adalah pendamping Soekarno sekaligus wakil presiden pertama Indonesia.
Sosoknya tak lepas dari julukan Bapak Koperasi karena sumbangsih besarnya terhadap perkembangan koperasi Indonesia.
3. A.A. Maramis
Alexander Andries Maramis adalah salah satu pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional yang juga pernah menjabat sebagai menteri luar negeri.
4. Abikoesno Tjokrosoejoso
Abikoesno Tjokrosoejoso dikenal sebagai salah satu Bapak Pendiri Kemerdekaan Indonesia dan penandatangan konstitusi.
5. Agus Salim
Agus Salim adalah seorang wartawan dan aktivis pada masa kebangkitan nasional dan mulai dikenal namanya ketika menjabat sebagai salah satu petinggi Sarekat Islam.
6. Abdoel Kahar Muzakir
Abdoel Kahar Muzakir adalah seorang tokoh Islam dan pahlawan nasional yang pernah dipilih sebagai rektor magnificus Universitas Indonesia.
7. Ahmad Soebardjo
Ahmad Subardjo adalah tokoh pejuang kemerdekaan, pahlawan nasional, dan menteri luar negeri pertama Indonesia.
8. Abdul Wahid Hasjim
Wahid Hasjim adalah pahlawan nasional, menteri agama pertama, dan ayah dari presiden keempat Indonesia Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
9. Mohammad Yamin
Mohammad Yamin adalah seorang pejuang kemerdekaan, pahlawan nasional, budayawan, dan aktivis.
Tugas Panitia Sembilan
Panitia sembilan mengemban tugas untuk menampung aspirasi tentang pembentukan dasar negara serta merumuskan dasar negara Indonesia itu sendiri.
Dari tugas tersebut akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945:
- Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Lalu rumusan tersebut dibacakan oleh Soekarno pada sidang BPUPKI tanggal 10 Juli 1945.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Dramaga, Bogor?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!