PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) saat ini tengah membidik para santri untuk berwirausaha dan menjadi developer properti. Apa saja pelatihan yang mereka dapatkan? Cek di sini!
BTN bekerja sama dengan Perkumpulan Masyarakat Profesional Nahsdliyin (Nusantara Utama Cita/NU Circle) menggelar program BTN Santri Developer.
Program ini diharapkan bisa mencetak developer yang berasal dari kalangan santri.
Wakil Menteri BUMN Pahala Mansyuri mengungkapkan pengembangan developer di pesantren ini merupakan inisiatif yang sangat baik.
Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut ini!
Program Santri Developer Properti
Menjawab Kebutuhan Rumah
Hadirnya developer-developer dari pesantren khususnya yang berasal dari para santri merupakan satu inisiatif yang diharapkan dapat ditingkatkan ke depannya.
Untuk itu, ke depannya insiatif ini dapat terus dijalankan oleh Bank BTN bersama-sama NU Circle.
Hal itu ia katakan dalam siaran pers, Selasa (8/6/2021) yang dikutip dari laman finance.detik.com.
“Jadi tentunya penyediaan rumah merupakan salah satu kebutuhan mendasar, di sisi lain di Indonesia kita ketahui pengembangan dari wirausahawan merupakan salah satu kebutuhan yang perlu terus ditingkatkan,” papar Pahala.
Pelatihan Santri Developer Properti
Program BTN Santri Developer merupakan bentuk kepedulian perseroan dalam menjadikan santri sebagai pengusaha atau pengembang properti yang sukses.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, Bank BTN sangat peduli terhadap generasi milenial yang memiliki minat menjadi developer.
BTN menggandeng Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur yang memiliki santri mencapai ribuan orang untuk melakukan pelatihan.
Program BTN Santri Developer sendiri telah dilakukan sejak tahun lalu yang merupakan sinergi Bank BTN dengan NU Circle.
Dalam keterangan yang dikutip dari laman finansial.bisnis.com, Haru berharap kelak para santri dapat mengembangkan perekonomian di pedesaan.
“Kami mengharapkan, kelak para santri setelah mengenyam pelatihan ketrampilan wirausaha di BTN Santri Developer ini dapat menjadi motor ekonomi di pedesaan atau kota kecil khususnya di bidang perumahan, sehingga ke depan, Insyallah mendukung keberhasilan program pemerintah dalam penyediaan perumahan,” paparnya.
Sementara itu, Pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz mengapresiasi program BTN Santri Developer yang memberikan kesempatan yang baik bagi para santri.
“Kami dari pesantren Tebuireng sangat menyambut dengan baik atas inisiatif program ini, barangkali nanti bisa dilanjutkan ke pondok-pondok pesantren yang lain karena masih banyak pondok-pondok yang lainnya,” katanya.
Menurut dia, program ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena setiap tahun kebutuhan rumah selalu meningkat.
“Mudah-mudahan dengan adanya program ini ekonomi masyarakat terus meningkat, serta para santri memahami perkembangan proses bisnis developer perumahan. Ini menjadi kesempatan atau momen yang sangat baik,” tegasnya.
Peserta & Materi Pelatihan
Jumlah yang mendaftarkan pelatihan secara online mencapai 800-900 orang.
Dalam pelatihan ini ada sekitar 80 peserta yang tidak hanya berasal dari pondok pesantren, tetapi organisasi pemuda lintas agama dan juga masyarakat umum.
Dia menuturkan tahun lalu program BTN Santri Developer telah diikuti oleh 1.162 peserta.
Tahun ini sampai dengan bulan Mei 2021 sudah ada sekitar 1.000 peserta yang dilatih dalam program BTN Santri Developer.
“Para peserta akan diberikan pengetahuan mengenai pertanahan, perizinan, pembiayaan dan skill set. Materi-materi pelatihan tersebut, merupakan bekal awal bagi peserta untuk memahami industri perumahan,” papar Haru.
Menurut Haru, program Pelatihan BTN Santri Developer dan juga program pelatihan lainnya sangat penting bagi kemajuan industri properti khususnya perumahan.
Pasalnya, kebutuhan rumah setiap tahunnya di Indonesia sangat tinggi mencapai 400.000 unit.
“Namun suplai dari pengembang belum bisa mengimbangi kebutuhan akan rumah saat ini,” jelas Haru.
Memenuhi Permintaan Perumahan
Dengan adanya berbagai pelatihan dalam mencetak wirausaha di bidang properti, Haru berharap antara suplai dan demand di sektor perumahan bisa seimbang dan mengurangi angka backlog yang saat ini sekitar 11 juta unit.
“Tujuan besarnya kita mendukung penambahan sisi pasokan perumahan untuk bisa memenuhi permintaan perumahan yang masih tinggi. Demand begitu banyak tetapi suplai terbatas,” papar Haru.
“Oleh karena itu peran kita semua, peran para calon-calon developer muda dan juga dari peran NU Circle meningkatkan sisi suplai, sehingga jumlah developer bertumbuh dan semua kebutuhan rumah bisa disediakan khususnya kebutuhan rumah menengah ke bawah,” tambahnya.
***
Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk Sahabat 99!
Baca artikel menarik dan terbaru lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Ingin miliki rumah masa depan seperti di Summarecon Bandung?
Pastikan hanya mencari di 99.co/id, ya!