Berita Ragam

Nekat Mudik, Pria Sragen Ini Harus Karantina di Rumah Hantu. Kapok Banget, deh!

2 menit

Nekat keluar rumah saat harus karantina mandiri selama 14 hari, membuat warga Sragen ini harus menghuni rumah hantu. Bagaimana tak seram? Simak kisahnya di artikel ini!

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen, Jawa Tengah menyiapkan tempat karantina khusus bagi para pemudik yang membandel di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19.

Sragen Siapkan Rumah Hantu untuk Pemudik Nekat

Bupati Sragen, Kusdinar Untung yuni Sukowati meminta pihak desa menyiapkan sebuah rumah kosong dan berhantu.

Rumah tersebut akan digunakan untuk karantina paksa para pemudik yang tidak menaati aturan karantina mandiri selama 14 hari.

rumah hantu srgaen jadi tempat karantina covid

Foto: Andika Tarmy | detik.com

“Kita semua sudah bekerja keras untuk menanggulangi pandemi ini. Termasuk setiap para pemudik, kita terima dengan baik, lalu diminta menandatangani komitmen untuk melakukan karantina mandiri selama 14 hari,” kata Yuni saat ditemui wartawan, Senin (20/4/2020).

Nah jika masih ada yang nekat, maka siap-siap bakal menghuni rumah hantu yang telah disiapkan!

“Jika masih ada yang nekat, saya persilakan desa untuk melakukan langkah tegas. Kalau ada rumah kosong dan berhantu, masukkan di situ,” tegasnya.

Yuni menyebut keputusan ini diambil setelah menerima banyak laporan dari desa tentang pemudik yang tidak mentaati aturan karantina mandiri.

Meski dikarantina di lokasi khusus, Yuni meminta pihak desa memastikan kondisi para pemudik tetap baik.

Baca Juga:

Potret Orang Jepang Dengan Hikikomori, Sindrom Antisosial & Mengurung Diri di Rumah. Sedih, Deh!




Kisah Heri Susanto Selama di Rumah Angker

1. Dipaksa Karantina di Rumah Hantu

rumah hantu srgaen jadi tempat karantina covid

Foto: Andika Tarmy | detik.com

Melansir laman detikcom, salah seorang pemudik bernama Heri Susanto menceritakan bagaimana ia bisa menjadi penghuni rumah angker.

Awalnya Heri, ia mengantar anaknya untuk membeli mainan.

“Anak saya minta mainan, semacam tenda-tendaan gitu. Lalu saya antar beli ke Sragen (kota). Pulangnya saya ketangkap sama Satgas (COVID-19 Desa Sepat). Saya ditarik gitu aja,” ujar Heri di lokasi karantinanya, Kecamatan Masaran, Senin (20/4/2020).

Baca Juga:

Misteri Rumah Amityville, Bangunan Bergaya Kolonial yang Bikin Merinding

2. Menyesal Tidak Melakukan Karantina Mandiri

Warga Desa Sepat, Kecamatan Masaran ini mengungkapkan kalau dia akhirnya ditempatkan di lokasi karantina khusus.

Heri juga mengaku menyesal karena tidak disiplin menjalani karantina mandiri selama 14 hari seperti yang diimbau oleh pemerintah.

“Saya ikut aturan. Saya menyesal. Terpaksa enggak bisa ketemu sama keluarga, tapi saya tahu ini demi keamanan,” lanjutnya.

3. Pengalaman Karantina di Rumah Hantu

Gedung yang ditempati Heri sendiri banyak disebut warga sekitar sebagai rumah hantu.

Meski demikian ia tetap mengikuti aturan dengan tinggal di rumah tersebut.

“Pasrah saja sama Allah. Untuk pelajaranlah. Aturannya sudah bagus, saya yang melanggar,” kata Heri.

Untuk mengurangi kerinduannya dengan keluarga, Heri hanya dapat melakukan panggilan video.

***

Baca artikel menarik lainnya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Ingin miliki hunian impian di Jakarta, Bandung, Bali dan kota lainnya?

Temukan hanya di 99.co/id.




Nita Hidayati

Penulis konten
Follow Me:

Related Posts