Seorang agen properti tentunya sudah terbiasa berkomunikasi dengan calon klien alias pembeli.
Semakin lama jam terbangnya, agen pun bisa mengidentifikasi mana klien yang serius dan mana yang pemberi harapan palsu (PHP).
Hal ini nyatanya penting untuk diketahui agar agen tak buang-buang waktu.
Ternyata masih ada saja calon pembeli yang seperti itu. Sudah janjian dengan agen untuk lihat lokasi, di saat waktu yang telah ditentukan, ia pun mengingkari janji dan tidak datang.
Hal demikian juga dialami oleh Ririe Anggraini, seorang agen independen dari Malang.
Ia mengisahkan bahwa dirinya sudah beberapa kali mendapat pembeli yang PHP.
Menurut Ririe, sebenarnya seorang agen sudah dapat mengendus apakah seorang klien yang menghubunginya serius atau tidak.
“Semuanya sudah terbaca. Bisa dari cara mereka menghubungi agen dan menanya-nanyakan soal iklan yang dipasang. Biarpun saya sudah tahu, kadang saya suka ngetes feeling saya, apa iya atau salah. Ternyata sudah tiga kali semuanya PHP,” kisah Ririe pada UrbanIndo ketika dihubungi beberapa waktu lalu.
Lebih Banyak yang Serius daripada yang PHP
Selama bertahun-tahun bekerja sebagai agen properti, untungnya Ririe hanya beberapa kali saja mengalami kejadian kasus PHP.
Selebihnya, banyak klien yang menunjukkan keseriusannya bahkan berhasil membuatnya closing properti.
Pengalaman, itulah yang membuat Ririe banyak dipercaya oleh klien.
Ia mengatakan, seorang agen harus bisa memahami kemauan dari kliennya.
Inilah yang ia terapkan setelah memutuskan jadi agen independen selama setahun ke belakang ini.
“Misalnya, saat ada klien yang ingin rumah di suatu daerah namun budget-nya tidak cukup, saya berikan beberapa pilihan lain dengan spesifikasi yang tidak jauh beda. Tentu dengan mengikuti budget yang mereka punya. Lebih mengerti mau mereka apa dan juga mengikuti saja kuncinya,” ungkapnya.
Lebih Fokus Setelah Jadi Independen
Ya, sebelumnya Ririe merupakan agen yang bergabung dengan sebuah perusahaan properti ternama.
Merasa tidak bebas, ia yang sudah banyak mendapat bekal ilmu di bidang bisnis properti pun memberanikan diri untuk jalan sendiri.
“Biarpun lebih menantang, namun bekerja sebagai agen independen lebih menghasilkan. Tidak ditekan, tidak ada target, semuanya bisa diatur sendiri sesuai dengan kemampuan,” imbuhnya.
Ririe menyebutkan, setelah menjadi agen independen dirinya makin fokus dalam menggarap bisnis properti.
Seluruh ilmu yang ia dapat dari perusahaan terdahulu serta yang bersumber dari pengalamannya, membuar Ririe semakin mantap menjalankan pekerjaannya.
Selain menjalin komunikasi yang baik serta memahami keingin klien, Ririe pun menjaga kualitasnya dengan selektif mengiklankan properti.
Tidak semua jenis properti yang didapatkannya akan diiklankan.
Ia mengaku cukup selektif dalam memilih properti, lokasi, hingga range harganya.
Menurutnya, cara ini ia lakukan untuk memberikan pilihan yang berkualitas untuk para kliennya.
Selain itu, menurutnya segmen rumah yang dipilihnya pun rata-rata memang diminati oleh pasar.
Memerhatikan Hal Ini Ketika Beriklan Online
Seiring dengan perkembangan teknologi, Ririe pun kini lebih sering mengiklankan propertinya menggunakan situs online.
Ia mengatakan, ada tiga situs yang ia gunakan, termasuk salah satunya UrbanIndo. Ririe menyebutkan dirinya sudah dua tahun ke belakang ini beriklan dengan UrbanIndo.
“Banyak manfaatnya. Dulu saya nemu UrbanIndo saat iseng browsing setelah itu ditelpon oleh tim dari sana. Saya waktu itu mendapatkan banner offline dan juga kartu nama. Itu lumayan bermanfaat juga. Selain itu respons yang saya dapatkan juga cukup oke,” imbuhnya.
Supaya iklannya banyak dilirik calon pembeli, Ririe ternyata fokus dalam memilih judul iklan propertinya.
Ia sama sekali tidak menggunakan unsur tipuan agar iklannya diklik orang.
Menurutnya, judul yang mengedepankan informasi lokasi dan kondisi properti banyak dilirik calon pembeli.
Semoga kisah dari agen Ririe Anggraini di atas dapat menambah wawasan Anda, Urbanites!