Hai, Urbanites! Pernah mendengar Jalan Layang Pelangi Antapani di Kota Bandung? Anda yang orang Bandung tentu akan sangat familiar. Jalan yang baru saja diresmikan ini menarik perhatian dan dinobatkan menjadi salah satu jalan tercantik di Indonesia. Apa sih rahasianya?
[nextpage title=”Menggunakan Teknologi CMP” ]
Menggunakan Teknologi CMP
Anda tentu bertanya-tanya apa itu teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP). Nah, teknologi ini adalah salah satu yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jalan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR.
Apa kelebihannya? Teknologi ini dapat memangkas 50 persen waktu konstruksi, yaitu enam bulan. Jika dibandingkan, konstruksi beton yang biasa digunakan akan memakan waktu konstruksi sekitar 12 bulan. Inilah yang membuat Jalan Layang Pelangi Antapani terbilang sangat cepat diselesaikan.
Perlu diketahui bahwa teknologi CMP baru pertama kali diterapkan di Indonesia pada pembangunan Jalan Layang Pelangi Antapani. Kecepatan waktu konstruksi pun didukung oleh proses pengerjaannya yang melibatkan seratus orang pekerja.
[/nextpage]
[nextpage title=”Jasa Seniman Lokal” ]
Dipercayakan Pada Seniman Lokal
Kata siapa karya anak bangsa kurang bermutu? Coba saja kita lihat Jalan Layang Pelangi Antapani. Desainnya unik dan tampak sangat ceria. Ya, di kala itu Walikota Bandung Ridwan Kamil memercayakan desain Jalan Layang Pelangi Antapani kepada John Martono, seniman lulusan Institut Teknologi Bandung.
John sendiri memang memiliki prestasi yang membanggakan. Desainnya sudah dikenal di banyak negara, seperti Korea Selatan, Jepang, China, Taiwan, Jerman, Berlin, dan negara-negara lain. Ciri khas desain yang ia buat adalah berbentuk abstrak.
[/nextpage]
[nextpage title=”Banyak Aksen Unik” ]
Banyak Aksen Unik
Jika dilihat melalui foto atau dilihat secara langsung, ada banyak aksen unik yang dapat kita temukan pada Jalan Layang Pelangi Antapani. Secara kasat mata, tentu yang terlihat adalah hiasan warna-warni di sepanjang jalan layang.
Pada bagian bawah, tentu yang terlihat adalah tiga lorong jalan layang yang menggunakan warna berbeda, yaitu merah, biru, dan hijau. Desainnya memang terbilang sederhana, namun ada permainan warna yang menarik.
Hal unik lainnya pun dapat ditemukan pada bagian tiang lampu asimetris. Desain seperti ini membuat ilusi seolah bergerak. Selanjutnya, menggunakan plot berbentuk aksen kaca baja anti-karat yang dapat memberikan kesan berbeda saat terkena sorot lampu malam hari.
[/nextpage]
[nextpage title=”Kendala Saat Menghias” ]
Kendala Saat Menghias
Tidak dipungkiri, senimannya pun mengakui ada beberapa kendala dalam menghias jalan layang unik ini. Salah satu kendala yang paling terasa adalah adanya angin kencang dan bidang jalan layang yang tidak rata.
Ada proses panjang yang dilakukan oleh John Martono dalam menentukan desain Jalan Layang Pelangi Antapani. Sebelum menentukan desain, ia merasakan langsung suasana lingkungan di sekitar jalan tersebut selama tiga hari.
Setelah mendapatkan inspirasi desain yang tepat, John mulai membuat konsep, memikirkan bentuk, pemilihan warna, dan lain sebagainya. Tidak hanya satu, ia juga membuat beberapa alternatif desain untuk kemudian disepakati model yang pas.
Jalan Layang Pelangi Antapani yang unik ini sudah diresmikan pada Selasa, 24 Januari 2017 dan tentunya sudah dapat digunakan untuk menunjang mobilitas warga di sekitarnya. Menarik ‘kan? Yuk, sebarkan artikel ini di media sosial Anda agar semakin banyak jalan layang unik lainnya di Indonesia!
[/nextpage]