Orang-orang yang sering melalui tol Cipularang mungkin sudah kenal dengan cerita mistis di KM 96-97 tol ini. Uniknya, seorang pria penasaran dengan hal ini dan nekat untuk semedi di Gunung Hejo yang konon menjadi penyebab sering terjadinya kecelakaan di tol Cipularang.
Gunung Hejo merupakan salah satu gunung di Kabupaten Bandung Barat yang terkenal dengan aktivitas mistisnya.
Di puncak Gunung Hejo, kamu bisa menemukan petilasan atau makam Prabu Siliwangi yang menurut banyak orang merupakan tempat pesugihan.
Konon, aktivitas mistis tersebut menjadi alasan mengapa KM 96-97 Tol Cipularang yang berdekatan dengan gunung ini sering mengalami kecelakaan.
Tentunya hal ini mengundang rasa penasaran, hal ini lah yang menjadi alasan mengapa Supriadi, seorang warga asal Karawang, rela menaiki gunung dan semedi di puncak Gunung Hejo.
Dilansir dari suara.com, berikut adalah kisah Supriadi yang nekat semedi di Gunung Hejo!
Kisah Supriadi Nekat Semedi di Gunung Hejo Pada Tahun 2008
Supriadi mengaku alasan dirinya menaiki dan menginap di Gunung Hejo adalah rasa penasaran.
“Motivasinya penasaran. Sebenarnya di tempat tersebut itu seperti apa, ada apa, hingga banyak cerita yang dikait-kaitkan dengan hal gaib hingga mistis,” ujar Supriadi.
Untuk menghilangkan rasa penasaran tersebut, Supriadi menemui kuncen Gunung Hejo, Mustopa bin Ija Banten atau Abah Kecrik, untuk meminta izin menaiki gunung dan melakukan mati geni.
Mati geni adalah ziarah atau bersemedi dan berpuasa selama 3 hari 3 malam.
Di hari Kamis siang, Supriadi pun menaiki gunung tanpa membawa perbekalan dan makanan, hanya dua buah jerigen berisi air bersih untuk wudu.
Ketika melangkahkan kakinya dari rumah Abah Kecrik, hujan besar mengguyur dan membasahi tubuh Supriadi.
Akhirnya dirinya pun mencapai puncak di waktu sebelum magrib dalam kondisi basah kuyup dan badan menggigil.
Ia pun kemudian membakar sesajen dan melakukan zikir.
Mengalami Kejadian Mistis di Puncak Gunung
Tak disangka-sangka, Supriadi mengalami kejadian mistis di luar nalar ketika berada di puncak gunung.
Dia baru tersadar bahwa dia menaiki gunung dalam keadaan basah kuyup.
Namun, baju yang ia gunakan semuanya kering, padahal tanah di sekitar puncak semuanya basah seperti baru diguyur hujan.
“Saya baru sadar pas dipegang bajunya itu kering semua. Kan gak masuk akal petilasan di alam terbuka di hutan. Saya megang tanah basah semua. Berarti benar hujan tadi bukan ilusi. Tapi aneh, saya gak tersentuh hujan pas di atas,” ujar Supriadi.
Di tengah malam ketika berzikir pun dia melihat banyak sosok sedang memperhatikan dirinya, kuntilanak menemani malamnya, dan seorang nenek menyapu petilasan Prabu Siliwangi.
Meski demikian, dia tak pernah berinteraksi dengan makhluk tersebut karena mengingat pesan Abah Kecrik untuk tidak berinteraksi dengan siapa pun.
Di hari minggu siang, akhirnya dia turun dari gunung dan memiliki perasaan lega karena rasa penasarannya telah hilang.
***
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Sahabat 99!
Simak juga artikel menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah di Jakarta? Bisa jadi BSD City adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!