Pemerintah baru saja melakukan Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk mengatasi pandemi Indonesia. Namun, para pengamat menganggap PPKM Darurat akan perburuk kondisi investasi properti.
Dilansir dari kompas.com, Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto menilai kasus Covid-19 varian Delta menambah ketidakpastian pasar properti di Indonesia.
Pemerintah sendiri mencoba mengendalikan kasus Covid-19 varian Delta dengan melakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Kebijakan ini telah berlangsung di Jawa dan Bali sejak tanggal 3 Juli 2021 dan akan berakhir pada tanggal 20 Juli 2021.
Namun berkat peningkatan kasus Covid-19 dan PPKM, ada beberapa hal di sektor properti yang terpengaruh.
“Ketidakpastian ini justru mengakibatkan penurunan kinerja lebih lama terutama di sektor perhotelan atau pariwisata, ritel, kuliner, penyewaan kantor, dan penjualan apartemen,” ujar Ferry.
Kebijakan PPKM Darurat Dapat Semakin Menekan Keuntungan di Sektor Properti
Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia, disertai dengan keberadaan kebijakan PPKM akan semakin menekan tingkat profitabilitas di sektor properti.
Sektor properti sendiri baru saja mengalami sedikit kenaikan pada awal 2021, tetapi menjadi kian menurun setelah peningkatan kasus Covid-19 varian Delta.
Selain itu, sektor properti juga mengalami penurunan tingkat hunian yang cukup dalam berkat kasus ini.
Hal tersebut karena banyak konsumen dan penyewa properti yang mengharapkan diskon serta harga sewa murah pada masa pandemi.
Alhasil investor memperkirakan nilai properti pada masa pandemi dengan diskon harga akan tetap ada.
Properti dengan potongan harga tersebut merupakan cerminan risiko arus kas yang lebih besar.
“Harga sewa atau jual yang lebih rendah, penyerapan yang lebih lambat, serta tingkat hunian yang lebih rendah,” ucap Ferry.
Investor Lokal Lebih Berhati-hati Ketika Investasi Properti Ketika Peningkatan Kasus Covid-19
Meningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia beserta kebijakan PPKM Darurat juga membuat para investor lokal lebih berhati-hati dalam melakukan investasi properti.
Ketika berinvestasi, investor harus menghindari kontak langsung dengan pihak lain.
Karena hal tersebut, bisnis properti menjadi sangat terlokalisasi.
Ferry juga mengatakan meningkatkan pasar properti dipengaruhi dengan berita baik dan kesuksesan sebuah proyek di Indonesia.
Sayangnya, saat ini sangat sulit untuk menemukan berita baik di Indonesia, sehingga pasar properti masih dalam keadaan menunggu perkembangan.
“Menurut kami, investor domestik saat ini akan sangat selektif dalam kegiatan akuisisi mereka dan memilih kelas aset paling aman untuk dimilik dalam kondisi saat ini,” jelas Ferry.
***
Semoga artikel ini bermanfaat bagi kamu, Sahabat 99!
Simak juga artikel menarik lainnya hanya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari rumah di Bekasi? Bisa jadi Transpark Juanda adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!