Di perumahan elit, mobil-mobil mewah mungkin sudah menjadi pemandangan yang biasa. Namun bagaimana jadinya jika yang berlalu-lalang adalah pesawat?
Berbeda dengan kebanyakan perumahan pada umumnya, airpark merupakan konsep perumahan yang memungkinkan penghuninya untuk memarkirkan pesawat di garasinya.
Meski demikian, hidup di airpark bukanlah sesuatu yang murah. Setiap penghuninya harus merogoh kocek yang dalam untuk memiliki unit rumah di kawasan seperti itu.
Hingga saat ini, ada sekitar 640 airpark di dunia yang memungkinkan setiap penghuninya memiliki hanggar pribadi.
Di antara banyaknya airpark tersebut, ada satu airpark yang dikenal paling baik, yakni Cameron Airpark Estates.
Cameron Airpark Estates adalah perumahan sekaligus area taman udara di mana hampir setiap penghuninya memiliki pesawat pribadi.
Pun dengan memiliki pesawat pribadi, setiap penghuninya juga sudah memiliki lisensi pilot sebagai bukti kelayakan menerbangkan pesawat.
Perumahan Elit Para Sultan
Cameron Airpark Estates dibangun pada tahun 1963 bersamaan dengan dibangunnya Cameron Park Airport.
Di komplek perumahan tersebut terdapat banyak landasan pacu pesawat terbang peninggalan masa Perang Dunia II.
Maka dari itu, komplek perumahan tersebut sangat memungkinkan untuk dijadikan airpark dengan jalan selebar 30 meter.
Dilansir dari insider.com, Kevin Cooksy yang merupakan manajer Cameron Airpark Estates mengatakan kalau jalannya dibuat lebih lebar dari bandara sehingga memungkinkan untuk sekaligus dilalui mobil.
Menariknya, nama setiap jalan di komplek perumahan tersebut diambil dari tema-tema penerbangan.
Selain dibuat dengan jalan yang lebih lebar, rambu-rambu jalan dan kotak surat pun dibuat pendek tidak lebih dari 1 meter agar tidak tertabrak sayap pesawat.
Komplek perumahan tersebut kini telah diisi oleh 124 rumah dengan 20 lahan kosong tersisa.
Saat ini satu-satunya unit rumah yang dijual di Cameron Airparks Estates dihargai sekitar US$1,5 juta atau Rp21,6 miliar.
Sesuai dengan peruntukannya, rata-rata penghuni perumahan tersebut bepergian menggunakan pesawat.
Dengan begitu, mereka tidak perlu terjebak kemacetan hingga berjam-jam dan bisa dengan efektif memangkas waktu perjalanan.
Burl Skaggs, salah satu penghuni, mengaku pindah ke Cameron Airpark Estates sejak tahun 2003 dari Bay Area.
Dulu ia tertarik dengan harga rumah yang masih murah dan sudah dilengkapi dengan hanggar untuk memarkirkan pesawat.
Selama 7 tahun sampai masuk masa pensiun, ia pulang pergi setiap hari ke tempat kerjanya di Palo Alto.
Dengan menggunakan pesawat pribadi, waktu tempuhnya bisa jauh lebih hemat. Dari yang biasanya 2,5-3 jam, ia hanya membutuhkan waktu 35-40 menit saja.
Tempat ini menjadi surganya para pecinta pesawat terbang, khususnya bagi para pilot elit yang memilih menjadikannya tempat sebagai tinggal tetap.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah dijual di Tigakarsa, Bogor?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!