Rumah Tips & Trik

Pertolongan Pertama Kejang pada Bayi Akibat Demam | Dilengkapi Penjelasan Gejala dan Penyebab

4 menit

Menjaga anak agar dapat tumbuh dewasa dengan baik adalah kewajiban setiap orang tua. Untuk itu, penting sekali untuk mengetahui pertolongan pertama ketika bayi sedang sakit. Salah satu gangguan kesehatan yang cukup ditakuti oleh orang tua adalah kejang pada bayi.

Kejang adalah kondisi ketika tubuh seseorang menghentak, bergetar, dan bahkan hilang kesadaran.

Hal ini disebabkan oleh gangguan atau kelainan pada pengendalian sinyal listrik (neurotransmitter) dari pusat saraf otak ke otot-otot yang ada di dalam tubuh.

Namun, kejang pada bayi tidak terlihat segamblang itu.

Seperti dilansir dari motherandbaby.co.id, dr. Adam Hartman yang merupakan profesor asisten Neurology and Pedriatics di Johns Hopkins Children’s Center, Baltimore, berpendapat bahwa kejang pada bayi tidak sama dengan kejang pada orang dewasa.

“Awalnya, Anda pasti tidak menyadari bahwa ada yang salah,” jelas dr. Hartman.

Penyebab Kejang pada Bayi

Penyebab kelainan neurotransmitter ada berbagai macam.

Oleh karena itu, penanganannya pun berbeda-beda untuk setiap kondisi.

Dalam kasus ini, faktor penyebab akan dibagi dua menjadi faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Internal

kejang pada bayi

Kejang ini disebabkan oleh adanya gangguan saraf pada otak atau cacat otak sejak lahir.

Cacat saraf otak bisa terjadi akibat perkembangan otak janin yang tidak optimal saat masa kehamilan, kelainan genetik turunan, hingga kecelakaan saat lahir.

Biasanya, bayi yang dengan riwayat kejang pada anggota keluarganya memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk kejang daripada yang tidak.

Berikut adalah penjelasan lengkap penyebab kejang yang masuk ke dalam faktor internal:

  • Bayi yang lahir prematur dan mengalami pendarahan dalam otak (intracranial haemorrhage)
  • Bayi yang lahir tepat waktu namun kekurangan oksigen di otak (perinatal hypoxia)
  • Bayi yang rendah kadar glukosa, kalsium, dan sodium dalam darah
  • Bayi yang lahir dengan kerusakan pada jaringan otak (cerebral dypplasia)
  • Bayi yang mewarisi kondisi medis dari keluarga, seperti benign neonatal convulsions; kelainan sistem metabolisme, seperti kekurangan GLUT 1; ataupun kelainan genetis, seperti sindrom Dravet

2. Faktor Eksternal

kejang pada bayi

Kejang karena faktor eksternal disebabkan oleh hal-hal yang ada di luar tubuh, seperti infeksi karena bakteri atau virus.

Berikut adalah beberapa penyebabnya:

  • Meningitis: Bayi rentan diserang infeksi yang menyebabkan meningitis. Meningitis karena bakteri akan menyebabkan bayi mudah kejang.
  • Demam: Semakin tinggi suhu tubuh, semakin besar juga kemungkinan bayi kejang.

Dari sekian banyak faktor di atas, kejang pada bayi cenderung terjadi akibat demam yang tinggi (step).

Hal ini umumnya terjadi pada anak-anak yang masih berusia 3 bulan hingga 5 tahun, namun kebanyakan terjadi pada usia 1-1,5 tahun.

Tanda dan Gejala Kejang Demam pada Bayi

kejang pada bayi

Sebelum mengetahui pertolongan pertama, sebaiknya orang tahu mengenali terlebih dahulu apakah kondisi yang dihadapi apakah kejang demam atau bukan.

Berikut adalah beberapa gejala yang dapat dikenali ketika bayi mengalami kejang:

  • Suhu tubuh naik hingga lebih dari 38 derajat Celsius
  • Seluruh bagian tubuh, terlebih tungkai dan lengan, tampak gemetar, kaku, atau menyentak-nyentak tidak karuan
  • Bayi terlihat mengerang, menggigit lidahnya keras-keras, buang air kecil secara tiba-tiba, dan bola matanya berputar ke atas
  • Bayi tidak merespons orang tuanya ketika diajak berbicara
  • Hilang kesadaran atau pingsan setelah kejang

Pertolongan Pertama yang Harus Dilakukan Saat Bayi Kejang

kejang pada bayi

Ketika dihadapkan pada situasi ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah jangan panik.

Baca Juga:



5 Tips Dekorasi Kamar Bayi Terbaik | Tak Boleh Sembarangan!

Kondisi yang tenang akan membantu orang tua untuk memberikan pertolongan pertama seoptimal mungkin.

Ikuti langkah-langkah di bawah ini untuk menenangkan kejang pada anak:

  1. Baringkan anak di tempat yang rata.
  2. Tempat yang dipilih sebaiknya luas  dan lapang agar anak tidak terbentur atau tertimpa sesuatu ketika sedang kejang.
  3. Posisikan menyamping untuk mencegah anak tersedak.
  4. Longgarkan pakaian yang dikenakan, terutama di area leher.
  5. Jangan mencoba untuk menahan gerak tubuh anak dengan paksaan(cukup jaga posisi tubuhnya agar tetap aman).
  6. Pastikan untuk tidak memasukkan benda apapun ke dalam mulut, termasuk minuman atau obat-obatan.
  7. Buatlah anak nyaman dengan mengucapkan kata-kata yang menenangkan.
  8. Hitung berapa lama anak mengalami kejang.
  9. Selalu amati kondisi anak yang sedang kejang. Pasalnya, anak bisa saja mulai kesulitan bernafas dan wajahnya mulai membiru. Hal ini adalah pertanda bahwa anak kekurangan oksigen dan membutuhkan pertolongan medis secepatnya.
  10. Rekam momen saat anak mengalami kejang sehingga dokter dapat menilai dengan pasti kejang seperti apa yang dialami oleh anak.

Kejang pada bayi umumnya berlangsung selama 1-2 menit.

Setelahnya, anak biasanya akan menjadi lebih rewel dan kebingungan untuk beberapa jam.

Kemudian, anak akan merasa kelelahan dan akhirnya terlelap.

Kondisi Kejang Demam yang Membutuhkan Penanganan Serius

kejang pada bayi
Sebenarnya, anak tidak perlu selalu dibawa ke UGD ketika mengalami kejang.

Namun, terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan kamu untuk segera menghubungi bantuan gawat darurat (118) atau pergi ke UGD terdekat.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Sebelumnya, anak belum pernah mengalami kejang
  • Kejang kambuhan sangat sering terjadi
  • Kejang susulan terjadi
  • Anak merasa kebingungan atau ‘teler’ lebih dari 2 jam setelah mengalami kejang.
  • Kejang pertama berlangsung lebih dari 5 menit
  • Kejang pada bayi dengan epilepsi berlangsung lebih dari 10 menit (biasanya, epilepsi tidak akan melukai otak jika tidak berlangsung lebih dari 30 menit)

Apakah Kejang Demam Mengakibatkan Anak Menjadi Bodoh atau Menderita Epilepsi di Kemudian Hari?

kejang pada bayi

Salah satu hal yang ditakuti oleh orang tua ketika anak mengalami kejang adalah dampak yang akan terjadi terhadap perkembangan atau kecerdasan anak.

Pada umumnya, kejang karena demam menghilang dengan sendirinya ketika usia anak menginjak 5-6 tahun.

Selain itu, kebanyakan anak yang memiliki riwayat kejang akibat demam tumbuh dan berkembang dengan normal tanpa ada kelainan.

Kemungkinan epilepsi pada anak kejang demam hanyalah sebesar 5% dan biasanya hal tersebut juga disebabkan oleh faktor lain.

Faktor lain tersebut antara lain:

  • Adanya kelainan pada perkembangan atau kecerdasan yang jelas terjadi sebelum kejang demam pertama
  • Kejang demam kompleks
  • Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung.

Kesimpulannya, anak yang kejang karena demam tidak memerlukan bermacam pemeriksaan seperti rekam otak hingga elektroensefalografi (EEG) atau CT scan.

Apakah Kejang Demam Berbahaya?

Hingga saat ini, belum pernah ada laporan kematian anak yang disebabkan oleh kejang demam.

Selain itu, tidak pernah ada laporan kecacatan yang disebabkan oleh komplikasi kejang demam.

***

Baca Juga:

Bunda, Ini 15 Perlengkapan Bayi yang Wajib Banget Ada di Kamar!

Itulah hal-hal yang harus diketahui seputar kejang pada bayi akibat demam.

Setelah mengetahui informasi di atas, sekarang kamu sudah tahu bahwa kejang demam pada bayi tidak sebahaya itu jika kamu mengetahui apa saja hal yang harus dilakukan.

Semoga tulisan ini bermanfaat ya, Sahabat 99.

Simak informasi dan artikel menarik lainnya seputar parenting dan rumah di Blog 99.co Indonesia.

Jangan lupa, lengkapi semua kebutuhan propertimu hanya di 99.co/id!




Mukhammad Iqbal

Lulusan Sastra Inggris UPI yang sudah bergelut di dunia kepenulisan sejak 2016. Sempat jadi Copy Editor dan Content Writer, sekarang Content Editor artikel properti hingga lifestyle. Senang menonton film, membaca, dan bermain game hingga larut malam.
Follow Me:

Related Posts