Di tengah pandemi Covid-19, bisnis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikian Apartemen (KPA) menjadi satu-satunya yang tumbuh di sektor properti. Peningkatan kredit KPR dan KPA tercatat cukup signifikan secara year on year (yoy) pada kuartal I 2020.
Pertumbuhan kredit KPR dan KPA tercatat bertumbuh lebih baik dibandingkan kredit konstruksi dan real estate.
Berdasarkan data Bank Indonesia, kredit konstruksi melambat 6,3% pada Februari 2021, sedangkan kredit real estate terkontraksi 0,1% pada Maret 2021.
Sementara, jumlah kredit KPR dan KPA pada Maret 2021 tercatat sebesar Rp528,4 triliun atau naik 4,2% secara yoy.
Angka tersebut juga lebih baik dari pertumbuhan kredit KPR dan KPA pada Februari 2021 sebesar 3,8% yoy.
Bank Akui Peningkatan Kredit KPR dan KPA
Melansir Bisnis.com, peningkatan kredit KPR dan KPA didorong oleh meningkatnya jumlah pembelian rumah tipe 22 sampai 70.
Pertumbuhan kredit ini pun diakui oleh beberapa bank, semisal Bank CIMB Niaga.
Presiden Direktur CIMB NIaga, Tigor M Siahaan, mengatakan bahwa jumlah kredit yang disalurkan oleh bank tersebut sebesar Rp173,4 triliun.
Angka tersebut, kata Tigor, menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit secara keseluruhan meningkat 1,6% yoy.
Sementara, untuk sektor KPR tumbuh 5,2% yoy dan KPA tumbuh 5,4% yoy.
“Pertumbuhan pada segmen KPR merupakan bukti dari upaya berkelanjutan yang kami lakukan dalam menghadirkan produk dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan nasabah, diimbangi dengan prinsip kehati-hatian dan pengawasan yang ketat dalam penyaluran kredit,” kata Tigor melalui siaran pers, Kamis (29/4/2021).
Secara terpisah, Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Lani Darmawan, pihaknya akan menargetkan angka lebih tinggi pada kuartal II tahun ini.
“Kami mengharapkan kuartal II ini bisa lebih baik. Dan apabila bisa kejar pertumbuhan sekitar 8%,” katanya, Kamis (29/4/2021).
Selain itu, Direktur Bank BJB, Yuddy Renaldi, menyebut bahwa BJB mencatatkan pertumbuhan KPR 9,7% yoy.
Pada kuartal I 2020, jumlah kredit yang dikeluarkan BJB untuk nasabah sebesar Rp6,38 triliun.
Sementara, pada kuartal I 2021, BJB mencatat kredit yang dikeluarkan sebesar Rp7 triliun.
Dia mengatakan, pulihnya permintaan properti dengan tingkat NPL di level 4%, menjadi salah faktor peningkatan kredit KPR.
Strategi Mencapai Target
Lani Darmawan mengatakan, selama masa pandemi, mayoritas debitur KPR mengajukan kredit dengan plafon rata-rata Rp1 miliar.
Selain itu, untuk mencapai target pada kuartal II, pihaknya akan banyak mengambil potensi dari secondary KPR.
“Ticket size sejak pandemi agak naik karena nasabah yang masih ambil KPR rata-rata lebih ke segmen atas. Ticket size rata rata sekitar Rp1 miliar. Kami akan mengambil banyak potensi di secondary KPR di kuartal II ini. Jual beli property second hand lumayan bagus,” katanya.
Sementara itu, Bank BJB lebih menyasar pasar aparatur sipil negara (ASN) di Jawa Barat dan Banten.
Pasar ini sangat strategis mengingat Jawa Barat memiliki sekira 5-10 juta ASN, sedangkan di Banten terdapat lebih dari 8 juta ASN.
Selain itu, BJB juga berupaya menyasar pasar anak muda yang berencana membeli rumah.
“Kami ada produk KPR Gaul sebagai salah satu yang kami canangkan untuk menggerakkan KPR tumbuh lebih baik lagi. Kami sudah masuk ke rumah second hand,” kata Yuddy Renaldi dalam paparan kinerja kuartal I/2021, Selasa (27/4/2021).
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari rumah di Semarang, bisa jadi Potala Semarang adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!