Secara umum, ada dua jenis properti yang biasa dipasarkan, yaitu primary property dan secondary property. Meski objek yang dijual adalah sama, properti primer dan properti sekunder memiliki perbedaan dalam banyak hal.
Membeli aset properti semisal rumah, adalah sebuah investasi yang paling aman.
Kita bisa menjual kembali rumah yang telah dibeli dengan harga lebih tinggi di kemudian hari.
Namun, sebelum memutuskan membeli rumah, kamu harus terlebih dulu mengetahui jenis properti yang akan dibeli.
Setidaknya ada dua jenis aset properti yang bisa kita beli, yaitu properti primer dan sekunder.
Pada prinsipnya, primary property adalah aset properti berupa rumah atau bangunan yang dipasarkan oleh lembaga berbadan hukum PT.
Sementara, secondary property adalah aset properti yang dipasarkan oleh lembaga atau perorangan yang tidak berbentuk PT.
Kedua jenis properti tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sebagai sebuah aset.
Nah, kali ini 99.co Indonesia akan membagikan informasi mengenai kelebihan serta kekurangan dari primary property dan secondary property.
Yuk, simak uraian lengkapnya di bawah ini sebelum beli rumah!
Primary Property
Keuntungan Beli Primary Property
1. Bangunan Baru
Biasanya, primary property yang ditawarkan pengembang adalah bangunan-bangunan baru dengan desain modern.
Dengan begitu, penampakan bangunan rumah pun akan lebih menarik.
Kalau membeli bangunan baru, tentu kamu tidak perlu mengkhawatirkan perbaikan bagian bangunan rumah yang rusak kan?
2. Banyak Pilihan untuk Pembeli
Primary Property dibangun di atas lahan yang masih sangat baru dikembangkan.
Maka dari itu, pembeli mendapat banyak pilihan untuk tinggal di rumah seperti apa.
3. Lebih Terjamin
Membeli primary property relatif lebih aman karena pengembang telah berbadan hukum PT.
Jika kamu sebagai pembeli merasa rumah yang dibeli tidak sesuai yang dijanjikan, kamu pun bisa menuntut perusahaan pengembang.
4. Harga Sesuai Kualitas
Kamu tidak perlu khawatir harga yang ditawarkan kemahalan, karena biasanya pengembang akan menyesuaikan harga rumah dengan harga pasaran.
Kalau pun ada perbedaan harga, biasanya tidak terlalu jauh dari rata-rata harga pasaran.
Kekurangan Primary Property
1. Desain Rumah Biasanya Seragam
Biasanya pengembang akan membangun beberapa rumah dengan desain yang seragam.
Hal ini ditujukan agar pembeli mendapat hak yang sama.
Namun, kadang-kadang kita merasa kurang sreg dengan bangunan yang dibangun oleh pengembang perumahan.
Memang ada beberapa pengembang yang memperbolehkan kita me-request desain sesuai keinginan kita, tetapi biasanya akan dikenakan biaya tambahan.
2. Lingkungan “Belum Jadi”
Biasanya primary property dibangun di atas lahan yang masih sangat baru, sehingga wajar jika relatif masih sepi.
Ketika membeli rumah di sini pun, lingkungannya terasa masih “kurang hidup”.
Sebagai pembeli, kita harus menunggu lebih lama agar lingkungan dilengkapi fasilitas umum, semisal rumah sakit, sekolah, pertokoan, dan lain-lain.
3. Pembeli Harus Menunggu Rumah Selesai Dibangun
Beberapa pengembang enggan langsung membangun banyak rumah di saat bersamaan.
Mereka baru membangun ketika ada calon pembeli yang hendak membeli sebuah unit rumah.
Maka dari itu, pembeli baru bisa melihat rumahnya beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun setelah pembelian.
Secondary Property
Kelebihan Secondary Property
1. Lingkungan Sudah Ramai
Jika membeli secondary property, kamu tidak perlu khawatir jika ingin belanja, pergi ke rumah sakit, dan lain-lain.
Pasalnya lingkungan secondary property biasanya “sudah jadi”, sehingga lingkungan perumahan sudah ramai.
2. Tidak Perlu Menunggu Lama
Beberapa rumah sekunder biasanya sudah jadi, sehingga kamu tinggal pindah membawa baju dan perabotan kamu.
Sangat jarang penjual atau pengembang rumah menjual rumah inden.
3. Harga di Bawah Primary Property
Ada banyak faktor yang menyebabkan harga properti sekunder lebih murah dibanding properti primer.
Di antaranya adalah, biasanya bangunan yang dijual adalah rumah bekas atau pengembang merupakan perorangan yang tidak berbadan hukum PT.
Dengan begitu, agar aset propertinya diminati, mereka pun mematok harga di bawah harga yang dijual pengembang besar.
Kekurangan Secondary Property
1. Harus Merenovasi
Tidak jarang properti sekunder yang dijual adalah rumah bekas yang memiliki kerusakan di beberapa bagian.
Maka dari itu, setelah membelinya, kita harus menyiapkan bujet untuk memperbaiki sejumlah bagian tersebut.
2. Harus Berhati-Hati
Beberapa properti sekunder dijual oleh pengembang yang tidak berbadan hukum PT.
Maka dari itu, kita harus berhati-hati saat membeli.
Kita harus melihat terlebih dulu rekam jejaknya sebagai pengembang, rumah mana saja yang telah dia jual.
Bahkan, kalau bisa, mintalah testimoni kepada pembeli yang telah membeli rumah dari pengembang tersebut selain kita.
3. Kelengkapan Dokumen
Sebelum sepakat membeli sebuah rumah, pastikanlah dokumen dan surat-surat yang berkaitan dengan legalitas rumah telah lengkap.
Tidak jarang, surat-surat yang terdapat pada rumah sekunder tidak lengkap.
Hal ini penting untuk mengurus balik nama, PBB, dan akta jual beli (AJB).
***
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kalau sedang mencari rumah di Tangerang, bisa jadi Kiara Payung Barat Residence adalah jawabannya!
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!