Khawatir anak mengalami stunting? Kenali dulu faktor penyebab stunting karena bisa berdampak buruk pada anak. Lantas, apa saja penyebab dan dampak dari kondisi tersebut? Cek selengkapnya di sini!
Sahabat 99, jangan anggap sepele stunting.
Menurut Unicef, stunting dapat berdampak buruk pada perkembangan anak.
Di berbagai negara khususnya negara miskin dan berkembang, stunting menjadi permasalahan utama yang tak kunjung selesai.
Untuk itu, kamu perlu tahu apa itu penyebab stunting.
Mengetahui penyebabnya merupakan hal penting sebagai bekal kamu ke depan.
Simak selengkapnya di bawah ini, yuk!
Apa Itu Stunting?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Dikutip Unicef, stunting atau tinggi badan yang rendah untuk usia merupakan indikator kekurangan gizi kronis.
Bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya.
Alhasil, memengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas, dan kreativitas di usia-usia produktif.
Menurut data Unicef, di sebagian besar negara, anak laki-laki lebih mungkin mengalami stunting daripada anak perempuan.
Anak-anak dari keluarga termiskin hampir dua kali lebih mungkin mengalami stunting daripada anak-anak keluarga terkaya.
Sementara, jumlah anak stunting di seluruh dunia turun dari 255 juta menjadi 156 juta selama 25 tahun terakhir.
Wilayah Afrika Timur dan Selatan menyumbang bagian yang meningkat secara global.
7 Penyebab Stunting pada Anak
Dikutip indonesian-publichealth, pada dasarnya banyak faktor penyebab terjadinya stunting yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Menurut Unicef, faktor utama penyebab stunting yaitu asupan makanan tidak seimbang dan riwayat penyakit.
Kekurangan gizi kronis terjadi sejak dalam kandungan hingga periode awal kehidupan anak, 1.000 hari setelah lahir.
1. Pengetahuan yang Minim
Penyebab stunting bisa terjadi akibat minimnya pengetahuan dari sang ibu tentang asupan nutrisi untuk janin.
Ini karena sejak di dalam kandungan, bayi sudah seharusnya membutuhkan berbagai nutrisi.
Dengan demikian, ini memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.
2. Sanitasi yang Buruk
Penyebab lainnya adalah sanitasi yang buruk.
Misalnya, penggunaan air sumur yang tidak higenis untuk masak atau minum.
Ditambah tidak tersedianya kakus yang bersih.
Hal ini bisa berisiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan).
Kondisi ini berpengaruh besar pada penurunan kemampuan sistem pencernaan dan kekebalan sebagai penangkal organisme penyebab penyakit.
Akibatnya, nutrisi sang anak tidak diserap dengan sempurna.
3. Infeksi Berulang atau Kronis
Dikutip alodokter, tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan.
Penyakit infeksi berulang yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan penyakit.
Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan gizi dan akhirnya berujung dengan stunting.
Terjadinya infeksi sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu dalam cara menyiapkan makan untuk anak dan sanitasi di tempat tinggal.
4. Terbatasnya Layanan Kesehatan
Penyebab tidak langsung salah satunya karena terbatasnya layanan kesehatan.
Tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di masa awal kehidupannya.
5. Kekurangan Asupan Nutrisi
Ibu hamil yang kurang mengonsumsi makanan bernutrisi seperti asam folat, protein, kalsium, zat besi dan omega-3 berpotensi melahirkan anak dengan kondisi kurang gizi.
6. Melewatkan Imunisasi
Imunisasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian stunting.
Nah, apabila tidak melakukan imunisasi maka ketika anak terkena penyakit berisiko mengalami perubahan seperti tidak nafsu makan.
Ketika kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi dengan baik, kemungkinan besar akan menghambat pertumbuhan dan kecerdasannya yang mengakibatkan stunting.
7. Tidak Mendapatkan ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama akan memberikan perlindungan terhadap infeksi gastrointestinal.
Ini berkaitan dengan stunting lantaran dapat menyebabkan malnutrisi yang parah di mana kondisi tubuh tidak menerima asupan gizi yang cukup.
Jika anak tidak mendapatkan ASI yang cukup maka akan kekurangan gizi.
Tak hanya itu, sistem kekebalan menjadi berkurang dan bisa menyebabkan stunting.
***
Semoga artikel di atas bermanfaat, Sahabat 99.
Jangan lupa, baca tulisan informatif lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id untuk menemukan hunian impianmu!