Berita Properti

Buruh Indonesia Banyak yang Belum Punya Rumah, Ini Penyebabnya!

2 menit

Kepemilikan rumah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) selalu menjadi sesuatu yang menarik untuk dibahas. Berhubung sebentar lagi kita memperingati Hari Buruh, bagaimana nasib kepemilikan rumah para buruh di Indonesia hingga tahun 2017?

[nextpage title=”87 Persen Belum Punya Rumah” ]

87 Persen Belum Punya Rumah

Seperti yang kita tahu bahwa harga properti di setiap wilayah selalu naik dari waktu ke waktu. Hal inilah yang membuat sebagian kalangan masyarakat, termasuk buruh kesulitan untuk memiliki rumah. Sampai saat ini, berapa banyak buruh yang belum memiliki rumah?

Menurut Sekretaris Jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Rudy Prayitno yang dikutip dari republika.co.id, masih ada 87 persen buruh di Indonesia belum memiliki rumah terhitung hingga awal tahun 2017.

Angka tersebut tentunya tergolong masih sangat besar dan membuktikan bahwa masih sangat banyak buruh yang belum memiliki tempat tinggal yang layak. Sampai saat ini, sekitar 18 juta orang buruh sudah terdaftar di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

[/nextpage]

[nextpage title=”Ini Penyebabnya!” ]

Ini Penyebabnya!

Di samping harga rumah yang terus naik, ternyata halangan terbesar para buruh untuk memiliki rumah adalah uang muka atau down payment (DP) yang tergolong besar. Seperti yang kita tahu bahwa besaran DP rumah hingga saat ini mencapai 20% dari total harga rumah. Angka tersebut tentunya sangat memberatkan untuk para buruh.

Permasalahan ini nampaknya mulai menemukan jawaban. Pada awal tahun 2017, Sekretasi Jenderal KSPSI Rudy Prayitno telah menandatangani nota kesepahaman pembangunan satu juta rumah buruh. Nantinya para buruh dapat memiliki rumah hanya dengan membayar uang muka sebesar 1 persen dengan cicilan Rp800 ribu selama 20 tahun.



Program satu juta rumah untuk buruh ini merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para buruh di Indonesia. Tipe rumah yang dibangun pun merupakan tipe 36 yang luas tanahnya 60 m² di kawasan Jabodetabek dan 150 m² di luar Jabodetabek.

[/nextpage]

[nextpage title=”Kisaran Harga Rumah untuk Buruh” ]

Kisaran Harga Rumah untuk Buruh

Berapa harga rumah yang dibangun tersebut? Harga rumahnya pun berbeda-beda di setiap wilayah. Khusus di Jabodetabek, harganya akan dipatok senilai Rp143 juta dan di luar Jabodetabek Rp123 juta. Masih ada juga di kawasan lain, seperti di Riau yang harganya Rp128 juta, Sulawesi Rp178 juta, dan Papua Rp193 juta.

Masih dikutip dari republika.co.id, pembangunan rumah untuk buruh ini akan bekerja sama dengan China Rainbow International Investment, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Tabungan Negara, PT Roudhoh Citra Nusantara, dan masih banyak lagi.

Pembangunan tahap pertama ditargetkan akan ada 500 ribu rumah untuk buruh yang disubsidi melalui dana BPJS Ketenagakerjaan dan difasilitasi Bank BTN. Rumah tersebut nantinya dipasarkan khusus untuk buruh yang tergabung dalam KSPSI dan merupakan anggota BPJS Ketenagakerjaan minimal satu tahun.

Bagaimana pendapat Anda mengenai hal ini? Nantikan bahasan menarik lainnya dari UrbanIndo mengenai informasi rumah untuk buruh di Indonesia, ya!

[/nextpage]




Pamella Fricylia

Salah seorang Writer di Berita 99. Pada akhirnya lebih memilih menjadi penulis daripada jurnalis. Selalu yakin bahwa aksara dan logika dapat membentuk rangkaian kata penuh makna. Berikan komentar dan mari berdiskusi!
Follow Me:

Related Posts