Berita

Kata Pakar, Penurunan Tanah di Bandung Paling Cepat dan Terluas di Dunia. Gawat!

2 menit

Faktanya, penurunan tanah di beberapa titik kota Bandung sudah berkisar 5-10 sentimeter hingga 15-20 sentimeter per tahun. Selengkapnya di sini.

Penurunan muka tanah adalah sebuah peristiwa turunnya permukaan tanah yang disebabkan karena ada perubahan pada volume lapisan batuan di bawahnya.

Menurunnya, muka tanah ini biasa terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama sehingga manusia tidak langsung menyadari akan hal itu.

Hal ini dibuktikan oleh laporan Tim Geodesi ITB keluaran 2018 berdasarkan peta potensi subsiden tanah di wilayah Indonesia.

Tanah di Bandung Mengalami Penurunan Tanah 5-20 Sentimeter

Melansir dari laman Tempo.co, tim peneliti dari Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) mencatat penurunan tanah (land subsidence) di Bandung merupakan salah satu yang tercepat dan terluas di dunia.

Tim ini beranggotakan Heri Andreas dan Hasanuddin Z.

Mereka mencatat bahwa penurunan permukaan tanah di Bandung berkisar 5-10 sentimeter dan 15-20 sentimeter per tahun.

penurunan tanah bandung

Lokasi tanah yang mengalami penurunan ini berada di Cekungan Bandung.

Wilayah tersebut antara lain, Cimahi, Dayeuh Kolot, Gedebage, Kopo, Banjaran, Leuwigajah, Pasir Koja, Majalaya, dan Rancaekek.

Karakter tanahnya sendiri berupa sedimen atau endapan.

Riset ini sudah dilakukan sejak tahun 2000 dan menemui bahwa kondisi air tanah dalam daerah tersebut sudah tergolong rusak.

Selain Bandung, daerah lain di Indonesia yang berpotensi hal serupa menurut Tim Geodesi ITB seperti:

Langsa, Medan, Indragiri, Palembang, Pontianak, Palangkaraya, Mahakam, Gorontalo, dan Papua selatan.

Sementara itu daerah dengan titik penurunan terbanyak di Pulau Jawa, yaitu:

Tangerang, Jakarta, Bekasi, Pongkor, Bandung, Bungbulang, Cilacap, Pondok Bali, dan Cirebon.

Baca Juga:

Tak Hanya Jakarta, 3 Kota Besar Ini Alami Penurunan Tanah & Terancam Tenggelam

Penelitian Menggunakan Satelit dan GPS

Tim Geodesi ITB menggunakan dua metode pengukuran.



Yaitu, dengan citra satelit dan memasang alat Global Positioning System (GPS).

Mereka juga banyak mengumpulkan bukti-bukti di lokasi dari kedua metode ini.

Seperti, jalan yang pecah, bangunan miring, jembatan hancur hingga retakan dari lantai dan tembok.

Menurut Heri, penyebap penurunan tanah bisa terjadi dari faktor alamiah atau tektonik.

Serta akibat faktor manusia seperti, pembangunan infrastruktur atau timbunan, pengambilan air tanah dan eksploitasi minyak serta gas.

Eksploitasi air tanah dalam lebih signifikan dampaknya bagi penurunan tanah dibandingkan penyedotan air tanah dangkal yang umum dilakukan warga.

Selain menurunkan permukaan tanah, eksploitasi ikut menambah kedalaman air tanah dalam.

penurunan tanah bandung

Berdasarkan pemodelan buatan tim, tanah menurun per 1 meter dan berdampak pada turunnya air tanah dalam seluas 20 meter.

“Bangkok 80 persen berhenti karena tidak lagi mengambil air tanah. Kebutuhan airnya dipasok oleh pemerintah,” ujarnya Heri saat diwawancarai tim Pikiran Rakyat.

Ragam metode lain yang bisa diterapkan pemerintah, yaitu:

  • membuat kolam-kolam penampungan air
  • daur ulang air
  • memperbaiki kondisi sungai sehingga air permukaan bisa diolah agar layak dikonsumsi masyarakat.

Baca Juga:

5 Kota Paling Cepat Tenggelam di Seluruh Dunia. Jakarta Termasuk!

Sekian informasi tentang berita penurunan tanah di Bandung

Semoga informasi di atas bermanfaat dan jangan melupakan untuk menjaga lingkungan ya, Sahabat 99!

Kunjungi situs 99 Indonesia dan temukan berita properti terbaik di dalamnya.

Dapatkan pula properti yang sedang kamu cari di situs 99.co/id.




Follow Me:

Related Posts