Konsultan properti Riset Cushman & Wakefield Indonesia mencatat penjualan rumah sepanjang tahun 2020 sebanyak 11.500 unit, berasal dari 40 kawasan perumahan kelas real estat. Ini fakta menariknya!
Sahabat 99, transaksi rumah tapak masih terus bergerak dinamis di tengah pandemi Covid-19.
Rumah klasifikasi menengah dan menengah bawah masih mendominasi transaksi dan menjadi favorit konsumen.
Sebelumnya, aktivitas penjualan rumah tapak sempat mengalami masa sulit sekitar Maret-Mei 2020.
Pada saat yang bersamaan, pengembang properti juga mengeluhkan penjualan yang tersendat.
Namun, aktivitas berangsur membaik pada Juni saat pemerintah mulai melonggarkan pembatasan sosial.
Hal ini juga sejalan dengan masyarakat yang beradaptasi dengan kebiasaan new normal.
Berikut fakta menarik lainnya seperti dikutip Kompas.com.
Penjualan Rumah Ditopang Segmen Menengah
Penjualan rumah tapak pada semester II/2020 mulai menunjukkan peningkatan.
Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo mengatakan hal ini ditopang oleh segmen menengah.
“Bahkan, beberapa proyek segmen menengah-menengah bawah mencatatkan performa penjualan yang baik,” ujarnya pada Kompas.com.
Menurutnya, rumah segmen menengah dengan harga Rp1,1 miliar hingga Rp1,6 miliar paling banyak dicari.
Sementara untuk segmen menengah-bawah, rentang harga paling banyak dicari Rp500 juta juga hingga Rp950 juta.
Didominasi End User
Meski begitu, rumah untuk investasi mengalami penurunan daripada penjualan rumah untuk end user.
Arief mengatakan kalangan pasangan muda yang baru menikah dan generasi milenial mendominasi pasar end user.
“Sebagai kebutuhan primer, hunian tapak masih sangat diminati oleh para end user,” ucap Arief.
Mereka memanfaatkan harga rumah yang cenderung terjangkau berkat relatif stabilnya harga meski mengalami kenaikan tipis.
Selain itu, gimik yang ditawarkan oleh pengembang juga berhasil menarik minat konsumen.
Pada semester II/2020, konsumen end user menempati porsi sebesar 75 persen dari total penjualan.
Di sisi lain, beberapa pengembang melaporkan penurunan jumlah pembeli investor terutama pada segmen menengah-atas.
Permintaan Paling Tinggi
Menarik untuk melihat kawasan mana yang permintaan rumahnya paling tinggi.
Konsultan properti itu mencatat, ternyata Tangerang Raya menjadi area paling aktif di Jabodetabek.
Rata-rata tingkat penjualan rumah di kawasan ini sebanyak 40,7 unit per bulan per estate pada semester II/2020.
Kemudian, disusul Bekasi sebanyak 34 unit per bulan per estate.
Tangerang juga masih menjadi salah satu kawasan prospektif untuk pengembangan perumahan tapak.
Hal ini terbukti dari banyaknya pengembang yang berinvestasi di sana.
Dari data, Arief optimistis rumah tapak berangsur membaik dan sentimen positif terhadap sektor properti meningkat.
Program Pemerintah
Sejumlah program pemerintah dinilai membantu memulihkan sektor properti, salah satunya vaksinasi.
Mayoritas pasokan diproyeksikan berasal dari segmen menengah bawah dan menengah.
“Hal ini karena faktor keterjangkauan dari target pembeli, sementara kenaikan harga properti diprediksi masih akan konservatif,” jelasnya.
Relaksasi loan to value (LTV) dengan batasan rasio tertinggi 100 persen juga diharapkan meningkatkan penjualan properti.
Namun, efektivitas kebijakan ini akan sangat berkaitan pada kebijakan masing-masing bank.
Tahun lalu, beberapa bank masih berhati-hati untuk menerima debitur KPR baru.
Sebagian bank juga masih menerapkan minimum uang muka untuk menghindari risiko gagal kredit.
Namun, kebijakan PPN untuk harga rumah maksimal Rp 5 miliar serta turunnya suku bunga acuan BI7DRR diharapkan jadi pendorong.
Dengan begitu, dapat meningkatkan minat dan permintaan masyarakat terhadap produk rumah tapak siap huni.
***
Semoga informasi tersebut bermanfaat, Sahabat 99.
Jangan lupa, kunjungi artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Cek www.99.co/id untuk menemukan rumah impianmu!
Salah satunya adalah Andar River Park!