Pemilik gedung perkantoran diperkirakan bakal melepas aset mereka dengan keuntungan tipis menyusul pandemi Covid-19 yang belum mereda dan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Melansir Bisnis.com, konsultan properti Colliers International Indonesia menyatakan bahwa tingkat kekosongan ruang perkantoran di Jakarta dan sekitarnya diprediksi melonjak tajam.
Prediksi tersebut diperkirakan berlangsung pada 2 hingga 3 tahun mendatang.
Dengan kondisi tersebut, pemilik gedung perkantoran mulai melepas aset mereka dengan capital gain yang relatif tipis.
Hal tersebut karena adanya pasokan baru dan sejumlah perusahaan yang cenderung mengurangi penggunaan ruang kantor sebagai tempat mereka bekerja.
Lagi pula, sejumlah perusahaan juga masih menerapkan kebijakan bekerja dari rumah karena pemberlakuan PPKM.
Riset Colliers menyebut bahwa kondisi sekarang adalah terjadinya penghematan biaya.
Pada saat yang sama, permintaan terhadap ruang kantor juga masih terbatas di tengah aktivitas leasing saat ini.
Meskipun diprediksi terjadi pelepasan aset dengan capital gain relatif tipis, Colliers memproyeksikan hal itu berlaku pada pasar sekunder.
Harga Sewa Ruang Perkantoran
Kendati demikian, sulit untuk memprediksi kapan pemilik gedung perkantoran mulai berkembang dan percaya diri.
Jika kondisi terus berlanjut maka tak menutup kemungkinan harga sewa perkantoran menurun lebih lanjut.
Saat ini, rata-rata harga jual di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) mencapai Rp54,4 juta per m2.
Sementara itu, harga di luar CBD Jakarta sebesar Rp35,1 juta per m2.
Harga rata-rata tersebut diperkirakan relatif stabil hingga akhir tahun ini.
Namun demikian, sebelumnya Colliers menyatakan bahwa saat ini tak menutup kemunkinan terjadinya perang tarif terkait harga sewa.
Hal itu diungkap Head of Office Services Colliers Indonesia Bagus Adikusumo.
Perang tarif itu terutama pada gedung-gedung dengan tingkat keterisian di bawah 50 persen baik di CBD atau luar CBD.
“Banyak perusahaan yang melakukan pengurangan luas ruang kantor. Mereka menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial untuk dapat membayar biaya sewa dan operasional,” ujar Bagus melansir Kompas.
Tingkat Hunian Ruang Kantor di Jakarta
Untuk pertama kalinya, Colliers mencatat bahwa tingkat hunian perkantoran di kawasan CBD berada di bawah 80 persen.
Tingkat okupansi tersebut merupakan yang terburuk.
Salah satu penyebabnya adalah pengurangan luas kantor karena menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial membayar biaya sewa.
Berdasarkan data Colliers, rata-rata tingkat hunian di sepanjang Jalan Thamrin Jakarta Pusat hanya mencapai 80 persen.
Sementara di Jalan Sudirman dan kawasan Prof. Dr. Satrio sebesar 79 persen.
Adapun kawasan Rasuna Said dan Gatot Subroto 81 persen, sedangkan tingkat hunian di Mega Kuningan mencapai 71 persen.
Sementara di luar CBD, tingkat okupansi tercatat 78,4 persen.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kamu sedang mencari apartemen dijual di Jakarta Selatan?
Cek sekarang juga hanya di www.99.co/id!