Salah satu kegiatan yang paling menyenangkan untuk dilakukan di akhir pekan dengan pasangan adalah mencari rumah impian. Memilih rumah bukanlah hal yang mudah karena kamu harus memastikan pilihanmu adalah yang terbaik. Selain memilih rumah, tentunya kamu juga harus memilih cara pembiayaan rumah yang sesuai dengan kemampuan.
Saat suku bunga dan deposito berselisih sangat tinggi (contohnya deposito 10% dan suku bungan KPR 15%), membeli properti dengan tunai adalah cara yang paling bijak.
Namun, jika selisih suku bunga dan deposit hanya berkisar 3-5% (contohnya bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 12%), kamu bisa membeli rumah impian dengan soft cash.
Lalu, jika selisih bunga KPR dan deposito kurang dari 3%(contohnya bunga deposito 10% dan suku bunga KPR 14%), membeli properti dengan kredit tenor selama mungkin (15-20 tahun) bisa menjadi pilihan terbaik.
Untuk lebih jelasnya, lebih baik simak dahulu penjelasan ketiganya yuk!
Jenis Pembiayaan Rumah
1. Kredit Pemilikan Rumah
KPR atau Kredit Pemilikan Rumah merupakan cara pembiayaan rumah dengan skema pembayaran hingga 90% dari harga rumah.
Saat ini banyak sekali bank yang menyediakan jasa KPR untuk orang-orang yang tidak memiliki kemampuan finansial dalam membeli rumah secara tunai.
Proses pengajuannya pun terbilang mudah dan cepat karena para developer atau pengembang biasanya sudah bekerja sama dengan bank.
2. Tunai Keras (Hard Cash)
Orang-orang yang memiliki kemampuan finansial yang kuat biasanya menggunakan cara pembayaran yang satu ini.
Pada umumnya, sistem pembayaran dilakukan dalam waktu paling lambat satu bulan sejak kesepatan membeli dan pengembang dibuat.
Baca Juga:
Mau Mengajukan KPR? Persiapkan Juga 5 Biaya KPR Berikut Ini!
Pembelian dengan cara ini juga cukup menguntungkan karena pengembang akan memberikan potongan harga sebesar 10-15%.
Selain itu, membeli rumah dengan cara tunai akan menghindarkan kamu dari pusingnya membayar cicilan setiap bulan.
3. Tunai Bertahap (Cash Installment)
Opsi yang satu ini cocok untuk orang-orang yang kemampuan finansialnya bisa membayar cicilan dengan jumlah yang besar dalam waktu yang terbatas.
Cara ini banyak dipilih karena fluktuasi bungan bank tidak memengaruhi cicilan yang dibayarkan.
Namun, karena jangka waktu yang singkat, pembeli wajib membayar uang muka yang besar, yakni kisarannya mulai dari 30 hingga 50% dari harga rumah.
Pembayaran Rumah Favorit 2019
Seperti dilansir di Kata Data, KPR menjadi pembiayaan properti favorit masyarakat tahun ini.
Menurut Survei Harga Properti Residensial yang dilakukan oleh Bank Indonesia, kebanyakan konsumen masih bergantung pada bank dalam melunasi rumah mereka.
Persentase penggunaan KPR oleh konsumen mencapai 74,16%.
Penurunan Angka Pengguna KPR
Meskipun terlihat mendominasi, ternyata angka triwulan I 2019 ini tidak sebesar angka triwulan sebelumnya.
Konsumen yang menggunakan KPR pada triwulan IV 2018 adalah sebesar 76,73%.
Penurunan ini terjadi akibat meningkatnya konsumen yang lebih memilih tunai dan tunai bertahap untuk membeli rumah.
Peningkatan Pembeli Tunai dan Tunai Bertahap
Konsumen yang membeli secara tunai ternyata mengalami kenaikan hingga 1,2% pada triwulan I 2019 jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.
Pada triwulan IV 2018, angka yang diperoleh adalah sebesar 7,41%, sedangkan pada triwulan 1 2019 adalah sebesar 8,51%.
Untuk tunai bertahap sendiri, pada triwulan I 2019, angka yang diperoleh adalah sebesar 17,33%.
Baca Juga:
Simak Langkah Berikut Ini Sebelum Beli Rumah Bekas dengan KPR
Hal ini merupakan peningkatan sebesar 1,47% jika dibandingkan dengan triwulan IV 2018 yang angkanya menyentuh 15,86%.
***
Semoga artikel ini bermanfaat, Sahabat 99.
Simak informasi dan tulisan menarik lainnya di Blog 99.co Indonesia.
Jangan lupa, cari segala kebutuhan propertimu hanya di 99.co/id.
