Membuat sebuah kegiatan yang bermanfaat di rumah, banyak dilakukan orang untuk mengisi waktu atau sekadar meramaikan tempat tinggal yang dimilikinya. Ada yang memanfaatkannya untuk berkebun, membuka workshop kecil-kecilan, dijadikan lahan berbisnis, atau bahkan sebagai tempat PAUD.
Terbayang, betapa ramainya rumah bila disulap menjadi tempat pendidikan anak usia dini (PAUD) di pagi hingga siang hari.
Bukan hanya meriah, bagi mereka yang senang mengurus anak-anak, rasa hangat pun bisa dirasakan. Lantas, apakah kegiatan ini bisa memberikan keuntungan untuk Anda?
Mungkin sebelum Anda berniat untuk membuka taman kanak-kanak atau semacam day care di rumah dengan tujuan bisnis, harus membaca apa yang diulas oleh dr. Jiemi Ardian.
Dokter muda ini membuat cuitan berseri di akun Twitter-nya @jiemiardian pada 5 Januari 2018 lalu.
Kontra dr. Jiemi Tentang PAUD
Dilansir dari situs okezone.news.com, dalam cuitannya dr. Jiemi mengatakan bahwa PAUD bukanlah bagian dari pendidikan anak.
Lebih lanjut ia menilai bahwa hal ini merupakan bentuk bisnis yang mengatasnamakan pendidikan anak belaka.
PAUD yang ada saat ini tidak lebih dari sebuah produk kapitalis berbalut pendidikan anak saja menurutnya.
Di dalam cuitannya tersebut, ia pun mengajak orang tua untuk mengikuti tren bisnis menyekolahkan anak sedini mungkin.
Dokter yang juga merupakan praktisi hipnoterapi tersebut mengakatan bahwa anak-anak usia dini masih butuh bermain, bukannya belajar.
Ia memberikan salah satu contoh pasien anak yang ditanganinya.
Di dalam cuitan itu dr. Jiemi mengatakan, sang orang tua mengemukakan bahwa anaknya yang masuk PAUD sudah diberi pekerjaan rumah. Dirinya pun mengaku geram dengan hal ini
Lebih lanjut, ia pun menyebutkan bahwa hal ini tergantung pada sekolah itu sendiri.
Sayangnya, demi persaingan bisnis dan mengejar predikat “sekolah unggulan”, mental anak yang bersekolah di sana pun bisa jadi korban.
Pro dengan Kehadiran PAUD
Tempat pendidikan dini bagi sebagian orang dinilai bermanfaat sebagai tempat bersosialisasinya anak dengan teman-teman sebayanya.
Selain itu, di sekolah dini, anak-anak pun diajarkan berbagai macam soft skill yang bermanfaat untuk perkembangan mereka.
Akibatnya, banyak dari pengguna Twitter pun mengutarakan kemarahannya dengan pandangan dr. Jiemi.
Ada beberapa di antara mereka yang menilai cuitan dari dokter muda tersebut menyesatkan.
Disayangkan pula bahwa dr. Jiemi terlalu mengeneralisir seluruh PAUD memiliki maksud bisnis di belakangnya.
Kedok atau Bukan?
Jadi, apa benar PAUD termasuk sebagai bisnis yang berkedok?
Anda kembali yang menilai, Urbanites! Sejatinya, tempat pendidikan usia dini memang benar-benar harus memerhatikan kondisi dari sang anak.
Menarik iuran sekolah sebagai biaya operasional mungkin sah-sah saja untuk dilakukan Anda sebagai pengelola.
Lagi pula, staf pengajar anak-anak pun sebaiknya mendapatkan bayaran atas jasa menjaga, merawat, serta mendidik anak yang berada di dalam PAUD.
Bila Anda sanggup memberikan fasilitas yang baik, para orang tua murid pun tidak akan segan untuk membayar biaya yang sepadan.
Perlu dicatat, apabila tujuan dari pendirian PAUD sudah murni untuk tujuan bisnis, mungkin niat untuk mendirikannya harus dipikirkan kembali.
Urbanites, semoga ulasan di atas dapat bermanfaat untuk Anda semua. Jangan lupa untuk membaca ulasan lainnya di blog UrbanIndo.
Ingin berdiskusi soal properti ataupun bisnis? Kirimkan saja pertanyaan Anda ke Forum Komunitas UrbanIndo dengan mengeklik di sini.