Gaya Hidup Kesehatan

4 Obat Pelancar Haid sebagai Solusi Siklus Menstruasi Tidak Lancar | Konsumsi Sesuai Anjuran Dokter!

3 menit

Siklus menstruasi menjadi hal yang sangat penting dalam menentukan seorang perempuan berada di masa subur. Namun, tak jarang beberapa perempuan mengalami siklus menstruasi yang berantakan. Seringkali, dokter akan meresepkan obat pelancar haid agar bisa membantu melancarkan siklus menstruasi.

Setiap bulan, dinding rahim perempuan akan luruh dan mengeluarkan darah menstruasi.

Umumnya, proses menstruasi berulang antara 24 sampai 38 hari per datang bulan.

Namun, banyak perempuan yang tidak mengalami menstruasi dalam jangka waktu tersebut.

Penyebabnya bermacam-macam, yakni bisa karena

  • stres;
  • pengaruh berat badan yang turun drastis;
  • pengaruh kontrasepsi;
  • penyakit tiroid;
  • menopause dini; dan
  • tumor hipofisis.

Selain menggunakan bahan alami, pelancar haid pun bisa menggunakan obat yang biasa dijual di apotek.

Nah, ingin tahu apa saja obat pelancar haid yang biasa diresepkan oleh dokter?

Dihimpun dari berbagai sumber, yuk simak ulasannya di bawah ini!

Rekomendasi Obat Pelancar Haid

obat

1. Clomiphene atau Serophene

Obat pelancar haid ini dipercaya cukup ampuh untuk membantu kamu agar lebih subur.

Hal itu karena Clomiphene dikenal sebagai penghambat hormon estrogen.

Saat estrogen terhambat, kelenjar hipotalamus dan hipofisis akan melepaskan hormon gonadotropin releasing hormone, folliclestimulating hormone, dan luteinizing hormone.

Tiga hormon ini berfungsi merangsang ovarium yang menghasilkan sel telur lebih banyak.

Setelah ovulasi teratur, menstruasi akan lebih lancar dan membuka peluang lebih besar untuk hamil.

Baca Juga:

Benarkah Boleh Minum Obat Penunda Haid saat Puasa? Cek Hukumnya yuk!

2. Injeksi Hormon

Jika Clomid tidak terlalu berpengaruh, alternatif obat pelancar haid lainnya adalah injeksi hormon.

Obat ini diklaim bisa memancing ovulasi.

Dilansir dari sehatq.com, beberapa tipe injeksi hormon di antaranya seperti berikut.

  • Human chorionic gonadotropin (hCG): Novarel, Ovidrel, Pregnyl, Profasi (digunakan bersama dengan obat penyubur lain untuk merangsang ovarium menghasilkan sel telur).
  • Follicle-stimulating hormone (FSH): Bravelle, Fertinex, Follistim, dan Gonal-F (memancing pertumbuhan sel telur di ovarium)
  • Human menopausal gonadotropin (hMG): Menopur, Metrodin, Pergonal, Repronex (mengendalikan hormon, seperti luteinizing hormone dan follicle-stimulating hormone)
  • Gonadotropin-releasing hormone (GnRH): Factrel, Lutrepulse (merangsang produksi FSH dan LH dari kelenjar pituitari, tetapi lebih jarang diresepkan)
  • Gonadotropin-releasing hormone agonist (GnRH agonist): Lupron, Synarel, Zoladex
  • Gonadotropin-releasing hormone antagonist (GnRH antagonist): Antagon, Cetrotide

Injeksi hormon di atas diberikan dalam bentuk suntikan dengan dosis yang bergantung pada kondisi medis setiap orang.



Biasanya dokter akan memberikan suntikan hormon ini pada hari ke-2 atau ke-3 setelah haid dimulai.

3. Progestin

Obat ini merupakan hormon buatan yang fungsinya seperti progesteron.

Hormon ini bisa dimasukkan ke dalam tubuh untuk mempersiapkan ovarium menuju pembuahan.

Progestin direkomendasikan untuk perempuan yang siklus haidnya tidak lancar dan ingin segera punya keturunan.

Walau begitu, obat ini akan menimbulkan efek samping, lo!

Bagi perempuan yang mengonsumsinya, efek samping yang dirasakan meliputi

  • pusing;
  • perut kembung;
  • sakit kepala;
  • nyeri dada;
  • keputihan;
  • dan menurunkan hasrat seksual.

Dengan demikian, sebelum mengonsumsinya kamu harus berkonsultasi dengan dokter.

4. Metformin

Metformin berfungsi sebagai penyeimbang hormon estrogen dan androgen pada perempuan yang haidnya tidak lancar.

Umumnya, obat ini diperuntukkan untuk pengidap PCOS, khususnya bagi mereka yang tergolong obesitas.

Efek Samping Obat Pelancar Haid

efek samping obat

Mengonsumsi obat pelancar haid sejatinya harus dipikir matang-matang.

Jika tujuannya untuk memiliki keturunan, sejumlah obat pelancar menstruasi memang bisa sangat membantu.

Namun, ada beberapa efek samping dari mengonsumsi obat pelancar haid.

Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Perubahan mood, seperti mudah cemas dan depresi
  • Mual dan muntah
  • Kram perut
  • Payudara terasa tidak nyaman
  • Risiko keguguran

Anjuran Mengonsumsi Obat Pelancar Haid

obat-obatan

Adapun, ciri-ciri yang menentukan perempuan perlu mengonsumsi obat pelancar haid di antaranya seperti berikut:

  • Dalam setahun, haid tidak terjadi sampai 3 bulan
  • Haid kembali datang setiap 21 hari
  • Haid kembali datang setelah 35 hari
  • Darah haid terlalu banyak
  • Periode haid lebih lama dari 7 hari
  • Rasa nyeri yang luar biasa saat haid

Baca Juga:

Telat Haid? Ini 10 Rekomendasi dan Harga Tespek Terbaru Tahun 2020

***

Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!

Jangan lupa baca berita properti menarik lainnya hanya di 99.co Indonesia ya.

Mau cari rumah dijual Yogyakarta, Surabaya, atau kota besar lainnya?

Langsung saja kunjungi 99.co/iduntuk dapatkan properti impianmu!




Gadis Saktika

Gadis Saktika adalah Content Writer di 99 Group yang sudah berkarier sebagai penulis dan wartawan sejak tahun 2019. Lulusan Bahasa dan Sastra Indonesia UPI ini senang menulis tentang etnolinguistik, politik, HAM, gaya hidup, properti, dan arsitektur.

Related Posts