Gaya Hidup Kesehatan

Kenali Penyebab Penyakit Emfisema dan Cara Mengobatinya. Perokok Harus Baca!

5 menit

Apakah kamu perokok dan sering merasakan sesak nafas? Hati-hati ya, Sahabat 99, mungkin saja kamu terkena penyakit emfisema! Penyakit ini dapat berbahaya jika terus dibiarkan,bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gejala emfisema muncul dalam wujud rasa sakit akibat rusaknya kantung udara di paru-paru secara bertahap.

Penyakit ini tergolong dalam penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), selain asma dan bronkitis kronis.

Pada penderita emfisema, kantung paru-paru tidak dapat bekerja secara baik sehingga udara lama dalam tubuh terperangkap dan udara segar tidak dapat lagi terserap.

Dalam kondisi yang sudah sangat parah, pasien akan sangat kesulitan ketika bernafas, hingga akhirnya berujung pada kematian.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2002, emfisema menempati urutan kelima sebagai penyebab kematian di dunia.

Lalu, apa saja gejala dan penyebab penyakit emfisema?

Simak uraian di bawah ini dan tetap waspada terhadap kondisi tubuh kamu ya!

Gejala Penyakit Emfisema

gejala emfisema

Volume paru-paru penderita emfisema akan terlihat lebih besar karena karbondioksida yang seharusnya dilepaskan keluar tubuh malah terperangkap di dalam paru-paru.

Dengan begitu, tubuh pun akan sulit mendapat oksigen segar.

Saat mengalami hal tersebut, penderita emfisema akan merasakan sejumlah gejala sebagai berikut:

  • Mengi;
  • Sesak nafas;
  • Dada terasa sesak;
  • Produksi lendir bertambah dalam jangka waktu lama;
  • Nafas tersengal-sengal saat beraktivitas fisik;
  • Detak jantung lebih cepat;
  • Batuk dalam jangka waktu lama;
  • Batuk saat melakukan aktivitas fisik;
  • Mudah merasa lelah; serta
  • Berat badan menurun.

Penyebab Penyakit Emfisema

Adanya gangguan pada paru-paru bisa disebabkan beberapa hal, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Penyakit Emfisema Disebabkan Merokok

laki-laki merokok

sumber gambar: unsplash.com/Donny Jiang

Untuk kamu yang masih sering merokok, sebaiknya berhati-hati.

Kalau bisa, usahakan berhenti merokok dari sekarang ya!

Pasalnya, rokok masih menjadi penyebab nomor satu penyakit ini.

Asap rokok yang dihisap dapat merusak jaringan paru-paru dan mengiritasi saluran udara.

Fakta yang lebih mengerikan diungkap American Lung Association.

Berdasarkan hasil penelitiannya, ditemukan fakta bahwa merokok menjadi penyebab kematian lebih dari 480 ribu orang Amerika setiap tahun.

Sebanyak 80 persen dari kematian itu disebabkan oleh penyakit emfisema.

2. Polusi Udara Penyebab Penyakit Emfisema

Selain rokok, polusi udara juga menjadi penyebab penyakit yang menyerang paru-paru ini.

Polusi semisal asap pabrik dan knalpot kendaraan bermotor dapat merusak fungsi paru-paru ketika masuk ke dalam tubuh.

Berdasarkan hasil studi yang diterbitkan The Journal of American Medical Association pada tahun 2000 hingga 2018, disebutkan bahwa orang-orang yang tidak merokok pun dapat terkena emfisema jika terpapar polusi.

Penelitian yang melibatkan 7.000 partisipan pria dan wanita itu menganalisis pengaruh gabungan sejumlah polutan udara, semisal partikulat udara (PM2.5), nitrogen oksida, dan karbon hitam, terhadap fungsi paru-paru.

3. Ganja Penyebab Emfisema

Selain ilegal di Indonesia, ternyata ganja juga memberikan pengaruh buruk pada kantung paru-paru.

Seorang asisten profesor klinis di University of Pennsylvania Cancer Center, Christopher Gallagher, mengatakan bahwa klinik mereka menemukan fakta bahwa ganja berpengaruh pada fungsi paru-paru.

Ia menyebut, beberapa anak muda yang mengonsumsi ganja tanpa riwayat merokok tembakau mengalami masalah paru-paru yang kemudian berkembang menjadi penyakit emfisema.

4. Perokok Pasif

perempuan batuk

Merokok tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Dalam beberapa kasus, ditemukan juga bahwa penderita penyakit emfisema adalah perokok pasif.

Maka dari itu, sebaiknya kamu berhenti merokok sebelum menyebabkan orang lain sakit ya!

5. Debu di Tempat Kerja

Jika bekerja di tempat yang banyak debu, sebaiknya kamu menggunakan masker.

Hal ini dikarenakan debu yang mungkin timbul dari biji-bijian, kapas, kayu, atau produk pertambangan, dapat membuat fungsi paru-paru kamu terganggu.

Risiko terkena emfisema karena debu ini bahkan disebut lebih besar dibandingkan perokok aktif.

6. Faktor Usia

Sebenarnya usia bukanlah penyebab utama seseorang terkena emfisema.

Namun, berdasarkan hasil penelitian, orang yang berusia 40 tahun hingga 60 tahun lebih rentan terkena emfisema.

Kerentanan terkena emfisema bertambah jika orang pada usia tua merokok tembakau atau ganja.

Diagnosis Emfisema

Untuk memastikan diagnosis penyakit emfisema, dokter perlu melakukan beberapa tes.



Berikut adalah tes yang akan dijalani seorang pasien dengan masalah paru-paru sebelum mendapat diagnosis.

1. Menggunakan Stetoskop

Untuk mengetahui kondisi dalam tubuh, tes pertama yang dilakukan dokter adalah dengan mengetuk dada dan mendengarkan suara dalam tubuh pasien menggunakan stetoskop.

Jika ada suara yang terdengar hampa di dalam tubuh, ada kemungkinan bahwa udara terperangkap di dalam paru-paru.

2. Sinar X

sinar x

Setelah pemeriksaan menggunakan stetoskop, untuk meyakinkan diagnosis, biasanya dokter akan meminta pasien untuk dirontgen.

Setelah rontgen selesai, dokter akan membandingkan foto sinar X pasien dengan foto rontgen paru-paru yang sehat.

Penggunaan sinar X ditujukan melihat seberapa parah gangguan yang terjadi pada paru-paru.

Namun, hal ini belum cukup untuk mendiagnosis emfisema.

3. Mengetahui Penyakit Emfisema dengan Tes Saturasi Oksigen

Untuk mengukur saturasi oksigen, tenaga medis akan menggunakan pulse oximetry.

Dengan alat ini, dokter akan mengetahui kandungan oksigen dalam darah.

Dalam tes ini, pasien akan diminta menempelkan jari, dahi, atau daun telinga ke monitor.

4. Tes Fungsi Spirometri dan Paru-Paru (PFT)

tes fungsi spirometeri dan paru

Tes PFT adalah tes untuk melihat apakah ada penyumbatan pada saluran nafas atau tidak.

Volume paru-paru akan dihitung dari aliran udara saat pasien menghirup dan menghembuskan nafas.

Dalam tes ini, pasien akan diminta mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya ke tabung yang dihubungkan ke sebuah mesin khusus.

5. Tes Gas Darah Arteri

Dalam tes ini, jumlah oksigen dan karbon dioksida dalam darah dari arteri pasien akan diukur.

Tes satu ini biasanya digunakan pada pasien yang sudah memiliki penyakit emfisema dan gejalanya memburuk.

Dengan tes ini, dokter dapat mengetahui apakah pasien membutuhkan bantuan oksigen tambahan atau tidak.

6. Uji Laboratorium untuk Diagnosis Emfisema

Di dalam laboratorium, darah pasien akan dites untuk dilihat seberapa baik paru-paru menyalurkan oksigen dan menghilangkan karbondioksida dari aliran darah.

Cara Mengobati Penyakit Emfisema

Obat-obatan untuk Pasien Emfisema

Sebenarnya emfisema tidak dapat diobati, namun ada beberapa obat yang dapat meringankan gejala penyakit ini.

Obat-obat tersebut tentu akan diberikan kepada pasien setelah mendapat rekomendasi dari dokter

Berikut adalah obat yang dapat diberikan kepada pasien emfisema.

1. Bronkodilator

Pada penderita penyakit emfisema, obat ini berfungsi meredakan batuk, sesak nafas, dan mengatasi kesulitan bernafas.

Obat ini dapat membantu saluran udara terbuka, sehingga pasien dapat bernafas lebih mudah.

2. Antibiotik untuk Pasien Penyakit Emifsema

Jika di dalam paru-paru terdapat infeksi bakteri, barulah dokter akan memberikan pasien resep obat antibiotik.

3. Steroid Hidup

Steroid hidup juga dipercaya dapat meringankan gejala penyakit emfisema.

Untuk penggunaannya, pasien akan menghirup steroid sebagai semprotan aerosol yang mengurangi peradangan dan meringankan gejala sesak nafas.

Terapi untuk Pasien Emfisema

Selain obat-obatan, seorang penderita penyakit emfisema juga dapat menjalani sejumlah terapi berikut untuk meringankan gejala sesak nafas.

1. Terapi Oksigen

terapi oksigen

Saat sudah semakin kesulitan bernafas, dokter akan menyarankan pasien menggunakan bantuan oksigen ekstra.

Penderita emfisema nantinya diharuskan menggunakan tabung oksigen yang disambungkan ke lubang hidung melalui sebuah pipa kecil.

Pasien yang sudah menderita emfisema dalam tahap berat, harus menggunakan bantuan oksigen selama 24 jam sehari.

2. Terapi Nutrisi untuk Pasien Penyakit Emifisema

Menjelang tahap akhir penyakit ini, pasien akan mengalami penurunan berat badan.

Maka dari itu, pasien perlu menambah berat badan dengan menambah berbagai nutrisi yang tepat sesuai anjuran dokter.

3. Terapi Rehabilitasi Paru-Paru

Untuk mengurangi sesak, dokter juga akan meminta pasien melakukan terapi pernafasan.

Hal ini akan membantu pasien mengurangi sesak nafas.

4. Operasi

Operasi hanya dilakukan berdasarkan tingkat keparahan penyakit emfisema yang diderita pasien.

Dalam operasi ini, dokter akan mengangkat paru-paru yang rusak agar jaringan paru-paru yang tersisa dapat bekerja lebih efektif.

Jika kondisi sudah sangat parah, dokter akan melakukan operasi transplantasi paru-paru.

***

Itulah seluk-beluk penyakit emfisema, mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya.

Semoga artikel ini bemanfaat untukmu, Sahabat 99.

Jangan lupa selalu jaga kesehatan dan hindari merokok ya!

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di situs Berita Properti 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari rumah di Bandung?

Bisa jadi Podomoro Park Bandung adalah jawabannya!

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!




Theofilus Richard

Penulis konten | Semoga tulisanku berkesan buat kamu

Related Posts