Malam satu Suro merupakan malam yang dikenal masyarakat Jawa sebagai malam sakral menjelang 1 Muharram atau memasuki tahun baru Islam.
Selain merupakan perayaan tahun baru Islam, masyarakat Jawa juga beranggapan bahwa malam tersebut merupakan momen lebaran makhluk gaib.
Inilah kenapa banyak sekali dijumpai tradisi dan ritual yang dilakukan untuk menyambut malam sakral tersebut.
Masyarakat Jawa, khususnya Kejawen, meyakini bahwa malam tersebut merupakan malam yang mendatangkan musibah.
Hal ini berbanding terbalik dengan sudut pandang Islam yang memandang tanggal 1 Muharram sebagai malam penuh kemuliaan untuk memperingati hijarhnya Rasulullah saw. dari Makkah ke Madinah.
Meski demikian, hingga saat ini masih dijumpai pelaksanaan ritual dan tradisi untuk menyambut malam sakral ini.
Melansir dari berbagai sumber, berikut mitos-mitos yang menyelimuti malam satu Suro!
6 Mitos Malam Satu Suro
1. Dilarang Pergi ke Luar Rumah
Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro sangat kental dengan hal-hal berbau mistis yang kemudian berkembang menjadi mitos dan pantangan.
Pantangan-pantangan pada malam 1 Suro harus dipatuhi, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Salah satu pantangannya adalah tidak boleh bepergian ke luar rumah.
Jika nekat pergi ke luar, ada mitos yang mengatakan bahwa kesialan dan keburukan akan datang menimpa.
2. Tidak Boleh Pindah Rumah
Selain tidak boleh pergi ke luar rumah, ada juga pantangan untuk tidak boleh pindah rumah.
Masyarakat Jawa memiliki metode penghitungan sendiri terkait menentukan hari baik untuk pindah rumah, mamun hitungan tersebut tak berlaku pada malam 1 Suro.
Pasalnya, malam tersebut penuh kesialan dan jika pantangannya dilanggar katanya akan mendatangkan kesialan.
3. Tidak Mengadakan Pesta
Menurut masyarakat Jawa, bulan Suro merupakan bulan pantangan bagi para orang tua untuk menikahkan anaknya.
Menurut kepercayaan budaya Jawa, jika pantangan ini dilanggar, maka kedua keluarga yang menyelenggarakan pernikahan akan ditimpa kesialan.
4. Menjaga Lisan
Ada beberapa ritual yang dilakukan saat tiba malam satu Suro; sedikitnya ada lima ritual yang dilakukan.
Salah satunya adalah ritual Tapa Bisu. Ritual ini dilakukan dengan cara mengelilingi benteng Keraton Yogyakarta.
Setiap orang yang melakukan ritual ini harus menjaga lisannya dan hanya boleh berkata yang baik-baik saja.
Konon katanya, meski bulan Suro dianggap bulan sial, tapi doa-doa yang dipanjatkan pada bulan ini lebih mudah terkabul.
Sama halnya ketika mengeluarkan perkataan buruk, karena tidak menutup kemungkinan perkataan buruk yang terucap juga terkabul.
Selain Tapa Bisu, berikut ritual yang juga kerap dilakukan:
- Siraman
- Berziarah
- Sesaji bunga setaman
- Memandikan keris
5. Arwah Leluhur Pulang ke Rumah
Saat malam 1 Suro, ada anggapan bahwa arwah leluhur akan pulang ke rumah mengunjungi keluarganya masing-masing.
Inilah salah satu alasan kenapa tidak boleh pergi ke luar rumah, karena arwah leluhur harus disambut dengan cara tetap berdiam diri di rumah.
6. Makhluk Halus Bergentayangan
Selain arwah leluhur, malam 1 Suro juga diselimuti misteri menyeramkan tentang makhluk halus.
Konon, pada malam tersebut, makhluk-makhluk gaib akan bergentayangan karena malam tersebut merupakan pestanya makhluk gaib.
Memang pada dasarnya masyarakat Jawa beranggapan bahwa malam 1 Suro merupakan lebarannya makhluk gaib.
Maka dari itu sangat tidak disarankan untuk pergi ke luar rumah, karena malam tersebut merupakan malam keramat.
Namun, hal ini tentunya hanya sebatas mitos belaka. Ada yang percaya dan ada juga yang tidak percaya.
***
Semoga artikel ini bermanfaat ya, Sahabat 99!
Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari perumahan di Solo?
Kunjungi www.99.co/id dan temukan hunian impianmu dari sekarang!