Gerhana bulan total merupakan fenomena langit yang sangat menakjubkan dan jarang terjadi. Menariknya, peristiwa ini dahulu kerap dikaitkan dengan hal mistis, lo. Yuk, cari tahu apa saja mitos gerhana bulan total yang beredar di Indonesia dan mancanegara, Sahabat 99.
Berbagai kepercayaan kuno melihat gerhana bulan sebagai sesuatu yang menakutkan.
Bahkan bisa dibilang fenomena langit satu ini dipandang sebagai sebuah pertanda buruk.
Oleh sebab itu, ada banyak mitos gerhana bulan total yang beredar di seluruh dunia.
6 Mitos Gerhana Bulan Total di Indonesia dan Mancanegara
1. Kepercayaan Jawa Kuno
Menurut mitos Jawa Kuno, gerhana bulan menandakan kedatangan Batara Kala.
Batara Kala adalah putra Dewa Siwa yang menguasai waktu dalam ajaran Hindu.
Ia sering disimbolkan sebagai raksasa berwajah menyeramkan, Sahabat 99.
Ketika gerhana terjadi, ini artinya Batara Kala sedang memakan bulan yang ada di langit.
Untik mengusirnya, masyarakat Jawa Kuno akan menabuh lumpang atau tempat penumbuk dari besi.
Selain itu wanita hamil akan mengoleskan abus sisa pembakaran pada perutnya dengan harapan sang raksasa tidak memakan anak yang ia kandung.
2. Keyakinan Suku Luiseno
Berbeda dengan suku Inca, suku Luiseno di California Selatan tidak merasa takut dengan gerhana bulan.
Menurut mereka, fenomena ini adalah isyarat bahwa bulan sedang sakit.
Untuk membantu kesembuhan bulan, anggota suku akan menyanyikan lagu penyembuhan dan melantunkan doa sepanjang malam.
3. Mitos Suku Inca
Menurut kepercayaan suku Inca, gerhana bulan merupakan sebuah pertanda buruk.
Mereka meyakini bahwa fenomena ini disebabkan oleh seekor jaguar yang menyerang dan memakan bulan.
Oleh sebab itu bulan akan berubah warna menjadi merah darah ketika gerhana terjadi.
Agar sang jaguar tidak turut menyerang manusia, suku Inca berupaya mengusirnya dengan mengibaskan tombak ke bulan.
Mereka juga akan membuat suara gaduh dan membuat anjing peliharaannya menggonggong.
4. Mitos Bangsa Mesopotamia
Banga Mesopotamia percaya bahwa gerhana bulan merupakan sebuah serangan yang menyasar raja.
Oleh sebab itu ketika gerhana terjadi mereka akan memilih raja pengganti untuk menanggung serangan yang datang.
Sementara raja yang sebenarnya akan menyamar sebagai warga biasa sampai gerhana berakhir.
5. Kepercayaan Masyarakat Tiongkok
Berikutnya ada kepercayaan masyarakat Tiongkok zaman dulu.
Menurut mereka, gerhana merupakan pertanda datangnya naga raksasa yang menelan bulan.
Ketika ini terjadi, masyarakat akan berusaha untuk tinggal di dalam rumah sampai gerhana berlalu.
Selain itu, mereka akan membunyikan petasan untuk menakut-nakuti sang naga.
6. Mitos Masyarakat Batammaliba
Terakhir ada kepercayaan masyarakat Batammaliba di Togo.
Mereka meyakini bahwa gerhana terjadi akibat perkelahian antara matahari dan bulan.
Untuk melerai perkelahian tersebut, masyarakat harus berkumpul bersama dan membereskan masalah yang mengganjal dari masa lalu.
Menariknya, hingga saat ini kegiatan tersebut masih kerap dilakukan ketika gerhana terjadi, Sahabat 99.
***
Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id untuk menemukan hunian impianmu.
Ada beragam pilihan properti di sana, seperti area Bhumi Amala.