Berita Berita Properti

Milenial Disebut Sulit Miliki Rumah di Jakarta, Ini Alasan Utamanya!

2 menit

Membeli rumah di Jakarta memang tak semudah yang kita bayangkan. Terlebih harga rumah terus meningkat tiap tahunnya. Hal ini terutamanya berpengaruh pada kaum milenial, yang kesempatannya semakin rendah untuk memiliki hunian sendiri.

Memiliki hunian sendiri sebagai tempat untuk pulang tentu menjadi impian semua orang bukan?

Sayangnya, bagi kaum milenial yang hidup di Jakarta, kemungkinan mencapai mimpi ini sangat rendah.

Pasalnya, harga rumah di Jakarta yang sebanding dengan tingkat penghasilan mereka.

Alasan Milenial Sulit Membeli Rumah di Jakarta

harga rumah di jakarta

Alasan utama milenial sulit memiliki rumah di Jakarta adalah harga yang tak sebanding dengan penghasilan.

Ini didukung oleh pernyataan Direktur Eksekutif Jakarta Property Institute (JPI) Wendy Haryanto.

Menurutnya, hunian di kawasan Jakarta bahkan termasuk yang termahal jika dibandingkan penghasilan masyarakatnya.

Dalam laporan Bank Dunia berjudul Time to Act di tahun 2019, rasio harga rumah dan pendapatan di Jakarta mencapai angka 10,3.

“Ini lebih tinggi, dibandingkan London 8,5, New York 5,7, dan Singapura 4,8,” tutur Wendy dilansir dari bisnis.com.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pendapatan milenial di Jakarta adalah sekitar Rp5-10 juta tiap bulannya.



Artinya, kemampuan mencicil hunian mereka rata-ratanya adalah Rp3 juta tiap bulan.

Padahal harga kredit apartemen dan rumah di Jakarta sudah jauh melampaui angka tersebut, apalagi yang terletak di pusat kota.

Ada dua hal yang menyebabkan harga hunian di Jakarta tinggi, yakni:

  • Koefisien lantai bangunan di Jakarta sangat rendah
  • Perizinan pembangunan yang rumit sehingga makan waktu dan biaya

Menurut Wendy, solusi terbaik untuk mengatasi hal ini adalah mempercepat proses pemenuhan kewajiban dan kontribusi developer untuk hunian terjangkau.

Belum Ada Kebijakan yang Menyasar Masyarakat Menengah

Di sisi lain, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda, hal ini juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah,

Hingga saat ini belum ada kebijakan yang menyasar golongan menengah di Indonesia.

“Ironisnya belum ada kebijakan yang menyasar golongan ini yang notabene di segmen menengah bukan bawah,” kata Ali dilansir dari bisnis.com.

Mereka seharusnya tetap mendapat subsidi yang meringankan cicilan hunian.

“Jadi, memang ada segmen tanggung yang tidak mau membeli rumah di bawah Rp300 juta, tetapi juga enggak bisa membeli rumah di atas Rp800 juta. Ini yang harus diakomodasi,” terangnya lebih lanjut.

***

Semoga informasinya bermanfaat Sahabat 99.

Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kamu sedang mencari properti untuk investasi masa depan?

Kunjungi 99.co/id dan temukan hunian impianmu.

Ada beragam pilihan properti menarik seperti kawasan Green Caraka Residence.




Hanifah

Hanifah adalah seorang penulis di 99 Group sejak tahun 2020. Lulusan Jurnalistik UNPAD ini fokus menulis tentang properti, gaya hidup, marketing, hingga teknologi. Di waktu senggang, ia senang menghabiskan waktu untuk kegiatan crafting dan membaca.

Related Posts