Tinggal di wilayah rawan gempa seperti Indonesia tentu membuat penduduknya was-was. Untungnya teknologi perumahan semakin berkembang, sehingga rumah tahan gempa pun dapat dibangun. Banyak yang bilang, rumah anti gempa perlu material dan skill khusus sehingga mahal dibuat. Apa benar?
Memang, banyak sekali rumah yang rusak akibat gempa beberapa waktu lalu.
Kerusakannya pun beragam, mulai dari dinding yang retak hingga roboh dan rata dengan tanah.
Umumnya kerusakan ini diakibatkan material yang tak kuat menahan guncangan serta faktor usia.
Untungnya sejak beberapa tahun lalu sudah ada rumah tahan gempa yang dibuat.
Rumah 'Teletubbies' Tahan Gempa di Yogyakarta
Beberapa di antaranya adalah ‘Rumah Teletubbies’ di Desa Sumberharjo Yogyakarta, Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA) besutan pemerintah, dan yang terbaru rumah Kopassus Serang, Banten.
Tidak seperti anggapan di luar sana, ternyata rumah ini dibangun dengan material simpel. Waktu pembangunannya pun tidak lama!
Dapat Dibangun Hanya dalam 7 Hari Pengerjaan
Terletak di area Markas Komando Grup 1 Kopassus Serang, Banten, rumah tahan gempa ini merupakan hasil kerja sama Kopassus dengan sebuah perusahaan swasta.
Hunian seluas 45 m² ini dibuat khusus untuk anggota Kopassus Serang yang sudah berkeluarga dan berencana untuk menikah.
Menurut perwakilan perusahaan pembuat rumah yang berkerja sama dengan Kopassus, rumah tahan gempa ini dapat dibangun dengan waktu tujuh hari saja.
Waktu pembangunan tersebut tidak termasuk persiapan tanah dan juga pembuatan pondasi.
Material yang Digunakan untuk Membuat Rumah Tahan Gempa, Api, dan Rayap
Selain tahan gempa, rumah contoh seluas 45 m² ini juga diklaim anti rayap dan api. Material yang digunakan pun tidak serumit perkiraan.
Rumah-rumah pada umumnya kerap dibuat dengan menggunakan material beton dan semen yang bersifat kaku.
Saat terkena guncangan, struktur rumah pun jadi mudah retak sehingga rentan roboh. Tidak begitu dengan hunian ini.
Bahan yang digunakan ialah campuran 70% semen dan 30% serat selulosa.
Keduanya membentuk struktur rumah yang elastis, sehingga tidak mudah rusak bila terkena gempa.
Selain itu, rumah pun jadi tidak mudah kena efek kebakaran.
Sementara itu, hunian ini juga disebut-sebut tahan terhadap serangan hewan rayap.
Ini disebabkan oleh tidak digunakannya material kayu sebagai bahan konstruksi rumah.
Sudah Dilakukan Pengujian
Beberapa waktu lalu kawasan Serang, Banten diguncang gempa bumi dengan kekuatan 6,4 skala richter.
Setelah kejadian tersebut, rumah yang dibuat dengan material semen dan serat selulosa tersebut sama sekali tidak mengalami kerusakan.
Uji coba ketahanan material rumah tersebut terhadap api pun telah dilakukan di pabrik perusahaan yang bekerja sama dengan Kopassus.
Setelah dibakar dengan api, hasilnya tidak terjadi kerusakan yang signifikan.
Imbasnya pun minim, hanya dinding yang gosong dan juga kaca jendela yang pecah.
Nah Urbanites, mungkin material tersebut bisa diaplikasikan juga untuk membangun rumah anti gempa di lingkungan Anda.
Semoga ulasan di atas dapat bermanfaat bagi Anda!