Bukan hanya kota besar di Indonesia saja ternyata yang mengalami keterbatasan dan lonjakan harga lahan. Di negara lain hal ini pun terjadi, salah satunya Hongkong. Menanggulangi hal ini, pemerintah Hongkong membuat strategi pembangunan, salah satunya dengan membuat kota baru di bawah tanah.
Dilansir dari properti.kompas.com, pada tahun 2019 harga perumahan tengah mencapai puncak tertinggi yaitu mencapai Rp21 juta per meter persegi.
Masyarakat Hongkong yang ingin punya tempat tinggal sendiri pun rata-rata harus mengeluarkan uang Rp24 miliar.
Mahalnya harga perumahan tersebut salah satunya disebabkan oleh wilayah Hongkong yang sulit untuk dibuat menjadi areal pemukiman.
Disebutkan, negara ini memiliki corak permukaan daerah berbentuk bukit yang curam.
Bukan hanya itu, faktor lain ialah sudah banyak gedung yang telah melampau batas tinggi.
Luas Hongkong sendiri ialah sekitar 110 ribu hektar.
Sementara itu masyarakatnya berjumlah kurang lebih tujuh juta jiwa.
Bukan rahasia lagi bila masyarakat di negara ini banyak yang harus hidup di dalam ruangan yang begitu sempit.
Ini menjadi alasan kuat pemerintah negara ini ingin melakukan penzonaan ulang.
Pembangunan tersebut disebut akan menyasar wilayah pedesaan.
Hal yang menakjubkan, ternyata pemerintah Hongkong punya rencana jangka panjang untuk perumahan yaitu dengan membuat kota baru di bawah tanah.
Hal ini diungkapkan oleh pihak insinyur geoteknik di Departemen Teknik Sipil dan Pengembangan Administratif Khusus Hongkong.
Rencana ini bukan dagelan semata, sebab sudah ada studi khusus yang dilakukan pada 2017 mengenai kelayakan gua-gua bawah tanah untuk dimanfaatkan dalam pembangunan.
Sejauh ini udah ada 48 gua yang dapat diharapkan. Luasnya sendiri mencapai satu hingga 13 km².
Kota Baru Ini Bukan untuk Masyarakat
Rencana pembangunan kota bawah tanah ini ternyata tidak ditujukan sebagai tempat tinggal masyarakat Hongkong.
Nantinya gua-gua tersebut akan dikembangkan menjadi tempat penyimpanan, waduk pengolahan air dan limbah, serta pusat data.
Selain fasilitas tersebut, diproyeksikan gua-gua itu bisa jadi tempat pemakaman, krematorium, insenator, penyimpanan mortar, hingga rumah pemotongan hewan.
Rencana pembuatan kota baru ternyata diperkirakan memakan dana yang lumayan besar.
Setidaknya pemerintah harus mengeluarkan sekitar Rp89 juta – Rp117,8 juta untuk melakukan penggalian batu karang per meter kubiknya.
Sebagai contoh, perumpamaan yang mereka buat adalah, untuk satu tempat parkir bawah tanah 12 mobil, total biaya yang diperlukan ialah Rp97 miliar.
Di samping itu, agar cita-cita pemerintah dapat terwujud, berbagai riset mengenai gua prospektif terus dilakukan.
Prosesnya sendiri diperkirakan akan memakan waktu hingga satu dekade.
Semoga informas di atas dapat bermanfaat untuk Anda, Sahabat 99!
Baca terus ulasan lainnya hanya di halaman Berita 99.co.