Kamu pernah dengar tentang waterfront city? Ini merupakan konsep pengembangan yang berfokus pada daerah di tepian air. Sangat cocok dengan Indonesia yang merupakan sebuah negara maritim.
Tahukah kamu, sekitar 62% atau sebesar 6,32 juta kilometer persegi wilayah negara ini merupakan perairan.
Tidak heran jika pengelolaan wilayah di Tanah Air kini berfokus pada konsep kota tepi air.
Bukan hanya pada level pemerintah, banyak pula pihak swasta yang mulai menerapkannya dalam pembangunan.
Namun apa sih sebenarnya makna kota tepi air yang memiliki nama lain waterfront city ini?
Pengertian Konsep Waterfront City
Menurut jurnal ilmiah International Conference in Architecture and Urban Design di Albania istilah ini merujuk pada pembangunan perkotaan yang berada dekat sumber air.
Misalnya saja pantai, danau, sungai, atau sumber air lainnya, Sahabat 99.
Tidak hanya air, area tersebut juga memiliki akses ke unsur alam lainnya seperti matahari, langit, serta tanaman hidup.
Seluruh elemen tersebut merupakan sumber daya yang tidak tergantikan serta unik.
Ini sejalan dengan makna waterfront city ke bahasa indonesia yang berarti daerah tepi laut atau area yang berbatasan dengan air.
Wilayah seperti ini nilai ekonominya tinggi karena memiliki daya tarik wisata.
Menariknya, konsep ini sebenarnya sudah muncul sejak abad ke-19, Sahabat 99.
Kala itu terjadi penataan ulang kawasan industri di pesisir San Francisco, Amerika Serikat.
Hanya saja dahulu belum ada yang menyematkan istilah khusus pada pembangunan di kawasan perairan.
Berbagai Jenis Waterfront City
Berdasarkan Tipe Pembangunan
1. Konservasi
Pembangunan wilayah ini berfokus pada upaya konservasi atau pelesatrian kawasan.
Ini biasanya terjadi di habitat pohon mangrove atau kawasan bersejarah.
Komponen penataannya tetap modern namun mempertahankan elemen alami.
2. Redevelopment
Jika tipenya redevelopment maka fokus pembangunan adalah meningkatkan nilai serta fungsi kawasan.
Pembangunan ini berlangsung pada kawasan yang sebelumnya sudah berdiri, tetapi nilainya masih rendah.
Oleh sebab itu dengan pembangunan ulang diharapkan tidak hanya tampilan kota yang membaik.
Namun juga ada perubahan positif secara finansial dan budaya pada masyarakat.
3. Development
Terakhir ada tipe development alias pembangunan wilayah baru di tepi air, misalnya saja rumah tepi sungai.
Pengembang maupun pemerintah akan menggarap semuanya dari nol.
Karena berawal dari nol, pengembangan konsepnya bisa lebih fleksibel sesuai dengan kondisi serta kebutuhan masyarakat terkini.
Berdasarkan Fungsi Kawasan
1. Mixed Use
Berdasarkan fungsinya ada jenis waterfront city mixed use.
Artinya kawasan tersebut memadukan kebutuhan perumahan, kantor, restoran, pasar, kesehatan, dan lainnya dalam satu lokasi.
Kamu bisa menemukan berbagai tipe bangunan dengan fungsi yang beragam.
Sesuai dengan kebutuhan hidup manusia secara keseluruhan, Sahabat 99.
2. Recreational
Tipe kawasan tepi air ini berfokus pada wilayah rekreasi atau hiburan.
Di dalamnya kamu bisa menemukan banyak fasilitas yang cocok untuk mengisi waktu luang.
Ada fasilitas taman, arena bermain, olahraga air, tempat pemancingan, hingga mungkin kapal pesiar.
Salah satu contohnya di Indonesia adalah penataan wilayah Labuan Bajo.
3. Residential
Ada juga tipe waterfront city residential atau kawasan perumahan tepi air, Sahabat 99.
Kawasan ini berfokus pada pembangunan pemukiman atau hunian di tepi air.
Bentuk bangunan biasanya terdiri dari rumah tapak, apartemen, hotel, resor, vila, dan lainnya.
4. Working
Terakhir ada tipe kawasan working yang fungsi utamanya adalah sebagai area bisnis serta komersial.
Kegiatan komersial yang berlangsung di area ini umumnya berpusat pada bisnis perairan.
Mulai dari penangkapan ikan, reparasi kapal pesiar, industri kapal, fungsi pelabuhan, dan lainnya.
***
Semoga informasi di atas bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya seputar properti di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi 99.co/id untuk menemukan hunian impianmu.
Ada beragam pilihan rumah siap huni dengan harga bersahabat seperti kawasan Martinez Summarecon Serpong.
