Bunda Mayora, begitu ia kerap disapa, merupakan waria pertama yang jadi pejabat publik di Indonesia. Perjalanan hidupnya penuh dengan lika-liku. Bagaimana kisahnya?
Melansir berbagai sumber, sosok bernama lengkap Hendrika Mayora Victoria ini adalah Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di Desa Habi, Nusa Tenggara Timur.
Transpuan berusia 32 tahun ini membagikan kisahnya, termasuk momen ketika ia sempat marah kepada Tuhan lantaran kondisinya tersebut.
“Saya diberi kelamin laki-laki, tapi perasaan saya kok seperti perempuan. Saya diberi kekuatan fisik laki-laki, tapi saya juga bisa melakukan pekerjaan perempuan,” ucapnya.
Akan tetapi, sebagai pemimpin masyarakat, Bunda Mayora dicap telah berjasa mengubah pandangan banyak orang, khususnya terhadap transpuan alias waria.
Bahkan, stigma negatif terhadap waria kini telah berubah di lingkungan sekitarnya.
“Kalian tidak terlambat, saatnya mulai menjadi orang yang berguna,” katanya.
Bunda Mayora Sebut jadi Waria adalah Anugerah Tuhan
Menjadi pejabat publik bagi seorang waria tentu bukan sesuatu yang umum.
Namun, keberanian Bunda Mayora bukan tanpa alasan.
Pasalnya, ia mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk warga Desa Habi yang menginginkannya untuk menjadi pemimpin.
Warga di daerah tersebut merasa kagum lantaran Bunda Mayora acap kali melakukan aksi kemanusiaan.
Selain sibuk berkecimpung di kelompok Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), ia juga aktif dalam komunitas Katolik dan kerap membimbing anak-anak sekolah Minggu.
“Ketika ada nikah massal di komunitas, saya selalu terlibat yakni mengurus dekorasi, mengatur acara, dan ada pula yang memasak,” tuturnya kepada Kompas.com, Juni 2020 lalu.
“Setiap ada upacara, saya usahakan kawan-kawan transpuan terlibat,” lanjutnya.
Telah Selesai dengan Identitas
Menurut penuturannya, ia juga tetap menjaga penampilannya dengan cara bersolek atau menggunakan lipstik.
Memang, beberapa kali sempat terdengar bisikan-bisikan agar ia mengubah penampilan layaknya seorang laki-laki.
“Tapi saya bilang, saya sudah selesai dengan identitas, itu kan saya tegaskan dari awal. Saya memang transpuan, saya mencintai hidup sebagai transpuan,” sebut Mayora.
Di sisi lain, dukungan dari sesama transpuan pun terlontar bagi Bunda Mayora.
Dea, misalnya, seorang transpuan yang juga pelajar di Maumere mengatakan jika Bunda Mayora menjadi inspirasi bagi teman-teman waria lainnya.
“Bunda Mayora datang pada kami memberi wajah baru,” ucapnya.
***
Itulah kisah waria pertama yang jadi pejabat publik, Sahabat 99.
Semoga ulasannya bermanfaat ya.
Ikuti terus informasi menarik lainnya di Beria 99.co Indonesia.
Jika kamu sedang mencari rumah di sekitar Bogor, mungkin Adhi City Sentul adalah pilihan yang tepat.
Cek selengkapnya di www.99.co/id.