Berita Ragam

Kisah Waria Memimpin Sekolah Islam hingga Tampung Siswa LGBT. Berubah karena Membaca Al-Qur’an!

2 menit

Pernahkan kamu membayangkan sebuah sekolah Islam dipimpin oleh seorang waria? Bahkan, sekolah ini menampun siswa dari kelompok LGBT.

Sekolah Islam itu terletak di pinggiran Kota Islamabad, Pakistan.

Melansir terkini.id, sekolah tersebut menampung 25 siswa dari kelompok LGBT.

Sekolah ini dibangun atas dasar keprihatinan sang kepala sekolah akan kelompok LGBT yang terpinggirkan di Pakistan.

Kepala Sekolah Menampung LGBT yang Terpinggirkan

madrasah transgender

sumber: Reuters.com/Salahuddin

Sang kepala sekolah, Rani Khan (34), mengatakan bahwa rata-rata usia siswanya berkisar antara 16 sampai 19 tahun.

Kebanyakan dari mereka adalah korban perundungan di tempat asalnya.

Karena dikucilkan dari lingkungan, akhirnya mereka menjadi tunawisma.

“Di Pakistan, transgender dikucilkan. Meskipun tak ada larangan resmi untuk belajar di madrasah atau sekolah agama Islam lainnya, atau salat di masjid, tetapi mereka tidak diterima,” kata Rani, dilansir dari suarajogja.id yang mengutip terkini.id, beberapa waktu lalu.

Tidak adanya tempat berlindung, malah menuntun mereka pada kehidupan keras di jalanan.

Bahkan, tidak jarang para transgender remaja itu memilih jalan yang salah dalam hidupnya.

Sedikitnya pilihan untuk bertahan hidup, akhirnya mereka terjerumus ke dunia prostitusi, mengemis, atau menjadi penari.

“Mereka mengadakan pesta-pesta, mereka mulai menari dan mengemis dan melakukan perbuatan keliru lainnya,” ujarnya.



Awal Kisah Waria Bangun Sekolah Islam

waria kepala sekolah islam

sumber: Reuters.com/Salahuddin

Rani mengambil inisiatif untuk menampung kaum LGBT yang terpinggirkan karena merasa sangat mengerti perasaan mereka.

Dia berkaca pada pengalamannya sendiri yang sulit bertahan hidup di Pakistan.

Menurut Rani, kebanyakan kaum LGBT di Pakistan diusir oleh keluarga mereka dari rumah.

Rani pun mengalami masalah serupa ketika usianya menginjak 13 tahun.

Tidak memiliki tempat berlindung, Rani pun akhirnya mengemis.

Hidupnya berubah saat dia memimpikan seorang teman warianya yang sudah meninggal.

Dalam mimpi tersebut, temannya itu meminta Rani melakukan sesuatu untuk komunitas LGBT.

Akhirnya, Rani pun mulai membaca Al-Quran dan mendalami pendidikan agama Islam di sejumlah madrasah.

Beberapa tahun setelahnya, barulah Rani mulai membuka madrasah yang dia pimpin sendiri.

Tidak hanya itu, dia menanggung semua biaya operasional sekolah tersebut.

Uang tersebut adalah hasil yang didapatnya ketika mengemis dan menari di masa lalu.

“Saya gunakan uang itu untuk menjalankan madrasah ini. Saya menghabiskan semua tabungan. Kami belum menerima dukungan keuangan dari pemerintah sejauh ini,” ujarnya.

***

Itulah kisah waria yang menjadi kepala sekolah Islam.

Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.

Jika sedang mencari rumah di Jakarta Utara, bisa jadi Manhattan Residence adalah jawabannya.

Cek saja di 99.co/id untuk menemukan rumah idamanmu!




Theofilus Richard

Penulis konten | Semoga tulisanku berkesan buat kamu

Related Posts