Jauh sebelum hingar bingar BTS Meal, Terdapat kisah sedih di balik berdirinya McDonalds atau McD. Berikut adalah kisah sedih pendirian McDonald’s pada awal pendiriannya.
Sebelum menjadi salah satu rumah makan siap saji terbesar di dunia, pendiri McDonald’s mengalami banyak masalah terkait hubungannya dengan mitra bisnis.
Bahkan, sampai saat ini, keluarga pendiri McDonald’s masih merasakan dampak dari masalah ini.
Kali ini 99.co Indonesia akan membagikan kisah sedih pendirian McDonald’s jauh sebelum hingar bingar BTS Meal.
Sejarah Berdirinya McDonald’s
Kisah pendirian McDonald’s ini sempat diangkat dalam sebuah film berjudul The Founder yang tayang pada 2016.
Diceritakan bahwa ide pendirian McDonald’s berawal saat dua bersaudara Dick dan Mac McDonald bangkrut dari bisnisnya di industri film.
Kemudian, pada tahun 1940-an, mereka memiliki ide untuk membangun sebuah bisnis kuliner dengan konsep berbeda dari kebanyakan restoran.
Salah satu idenya adalah dengan menyajikan burger dalam waktu sangat cepat, yakni hanya 30 detik.
Meski sempat kesulitan di awal mendirikan bisnis, tanpa disangka ternyata restoran mereka sangat laku dicari pembeli.
Terlebih saat itu, mereka hanya mematok harga 15 sen.
Tentu orang menjadi tertarik karena dengan harga yang murah, mereka bisa mendapat burger dan minuman soda dalam waktu cepat.
Cara penyajiannya pun menarik, yaitu menaruh burger di atas alas kertas dan minuman yang disajikan dalam gelas berbahan kertas.
Setelah selesai makan, pembeli bisa langsung membuang alas makan tersebut ke tong sampah.
Bisnis semakin berkembang, mereka pun memperbanyak menu minuman yang disajikan, satu di antaranya adalah milkshake.
Untuk membuat milkshake dalam jumlah banyak di waktu yang cepat, Dick dan Mac membutuhkan mesin dalam jumlah banyak.
Mereka pun memesan mesin tersebut ke sebuah perusahaan yang dipimpin oleh Ray Kroc.
Tanpa diduga sama sekali sebelumnya, ternyata inilah awal kehancuran bisnis Dick dan Mac.
Awal Bencana Bisnis Dick dan Mac
Tidak hanya memasok mesin milkshake, Ray Kroc juga terkagum-kagum dengan sistem bisnis Dick dan Mac.
Bagaimana tidak, saat itu, untuk pertama kalinya dia melihat restoran yang melayani pelanggan dengan sangat cepat.
Karena kekaguman Ray, Dick dan Mac pun menceritakan seluk-beluk restorannya kepada Ray.
Lalu, Ray langsung memberi tahu konsep tersebut kepada istrinya, Ethel, yang kemudian membantunya mencari mitra bisnis.
Keesokan harinya, Ray pun kembali mendatangi Dick dan Mac dan menawarkan konsep bisnis waralaba.
Setelah negosiasi yang berlangsung alot, akhirnya Dick dan Mac pun luluh sehingga restoran tersebut bisa diwaralabakan.
Mereka pun kemudian mengurus semua dokumen untuk melegalkan kesepakatan bisnis tersebut.
Kemudian, Ray dan Ethel berkeliling untuk mencari orang yang hendak membeli waralaba tersebut.
Singkat cerita, dari semua relasinya, Ray akhirnya bertemu Joan, istri dari seorang kliennya.
Ray pun melobi Joan dan suaminya untuk menjadi mitra waralaba.
Bisnis Ray tidak berlangsung mulus begitu saja, bahkan dia menemui banyak tantangan sampai kehabisan modal.
Akhirnya setelah berkonsultasi dengan konsultan keuangan, dia membuat keputusan yang kontroversial.
Ray membuat perusahaan baru dan mengganti semua sistem lama yang sebelumnya telah disetujui oleh Dick dan Mac.
Joan pun mempengaruhi beberapa keputusan Ray, termasuk soal penggantian milkshake asli dengan milkshake bubuk demi mengurangi beban keuangan.
Setelah itu, dia membangun restoran dengan nama McDonald’s Number 1.
Kisah Sedih Pendirian McDonalds
Tindakan Ray sontak membuat Dick dan Mac marah.
Bukannya minta maaf, Ray malah terpicu untuk menguasai bisnis McDonald’s dan menjadikannya sebagai raksasa bisnis.
Lalu, Ray membuka banyak gerai McDonald’s di berbagai negara bagian dan menjadi restoran terbesar di Amerika Serikat.
Melihat Dick dan Mac semakin marah, Ray pun menawarkan cek kosong kepada mereka berdua.
Kemudian, Dick dan Mac meminta uang senilai 2,7 juta dolar AS sebagai biaya pembelian merek dan royalti 1% dari setiap penjualan.
Namun, Dick dan Mac tidak memperhitungkan bahwa Ray adalah seorang pengusaha yang sangat licik.
Ray meminta kepada dua bersaudara tersebut agar perjanjian dilakukan dengan hanya jabatan tangan.
Setelah perjanjian dibuat, Dick dan Mac menyaksikan secara langsung papan McDonald’s di San Benardino dibongkar dan desainnya diubah sesuai keingingan Ray.
Sampai saat ini, Dick dan Mac beserta keluarganya tidak pernah mendapat sepeser pun royalti dari McDonald’s.
Padahal, seharusnya Ray membayar royalti sebesar 100 juta dolar AS per tahun.
Tidak hanya licik dalam berbisnis, Ray bahkan mengkhianati sang istri demi wanita lain.
Ray menceraikan Ethel yang membantunya mencari mitra waralaba demi menikah dengan Joan yang merupakan mitra waralabanya.
Joan pun menceraikan suaminya demi bisa menikah dengan Ray.
Jangan tiru kelicikan Ray Kroc ya, Sahabat 99!
***
Itulah kisah sedih pendirian McDonalds yang membuat pendirinya justru kesulitan.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Sahabat 99 ya!
Jangan lewatkan informasi menarik lainnya di portal Berita 99.co Indonesia.
Jika sedang mencari apartemen di Tangerang, bisa jadi Apartemen Transpark Bintaro adalah jawbannya.
Cek saja di 99.co/id untuk menemukan apartemen idamanmu!