Siapa yang belum pernah mendengar cerita preman Tanjung Priok yang bertobat usai didatangi Habib Munzir? Kisah tersebut bisa menginspirasi dan bikin siapa pun takjub. Inilah kisahnya…
Sudah tidak aneh jika aksi premanisme di Tanjung Priok, Jakarta, kerap meresahkan.
Bahkan, pemerintah sampai turun tangan karena mereka kerap memalak angkutan logistik dan aksi kriminalitas lain.
Tak sedikit masyarakat yang juga merasa ketakukan terhadap sekelompok preman karena mereka cukup disegani.
Namun, ada sebuah kisah menarik di mana seorang preman Tanjung Priok bertobat usai bertemu Habib Munzir.
Habib Munzir bin Fuad al-Musawa atau Munzir Al-Musawa adalah ulama besar di Indonesia.
Beliau merupakan salah satu ulama berpengaruh dan pimpinan Majelis Rasulullah Saw.
Inilah kisah preman Tanjung Priok dan Habib Munzir.
Kisah Preman Tanjung Priok dan Habib Munzir
Melansir Sindonews, ketika itu di salah satu daerah Tanjung Priok terdapat seorang preman yang sangat ditakuti.
Konon, dia kebal senjata dan menguasi ilmu kejahatan.
Pada suatu waktu, daerah tersebut akan mengadakan majelis, akan tetapi warga takut jika preman tersebut terusik.
Singkatnya, seorang warga mengundang Habib Munzir agar mendatangai rumah preman itu.
Habib Munzir lantas bertemu dan mengucapkan salam, namun tak ada jawaban dari sang preman.
Dikisahkan, sang preman hanya menatap habib dan berkata tak sopan.
“Mau apa kamu!” kata preman tersebut.
Mendengar ucapan itu, Habib Munzir malah mencium tangan sang preman.
Pada saat yang sama, preman tersebut mengulurkan tangannya di hadapan habib.
Habib Munzir mencium tangan seraya memandang wajah si preman dengan lembut dan penuh keramahan.
Terkejut Kedatangan Habib Munzir
Habib Munzir, sosok ulama karismatik itu seolah tak merasa takut dengan preman Tanjung Priok.
Meskipun dia seorang preman, namun Habib Munzir tetap berbicara rendah dan lembut.
“Saya mau mewakili pemuda di sini untuk mohon restu dan izin pada bapak agar mereka diizinkan membuat majlis di musala dekat sini,” kata habib pada preman itu.
Ketika mendengar ucapan tersebut, sang preman terdiam, menunduk, dan menutup kedua matanya.
Tak lama, habib kelahiran Cianjur itu merasa sedikit terkejut ketika preman tersebut mengangkat kepalanya.
Bisa saja si preman menghardik dan mengusir Habib Munzir.
Bahkan, wajah preman tersebut sudah memerah.
Tetapi, air matanya mulai mengalir deras.
Preman Tanjung Priok Bertobat
Air mata tersebut tak bisa membohongi hati sang preman Tanjung Priok tersebut.
Alih-alih mengamuk, preman tersebut malah menangis.
Sang preman seolah mendapat hidayah ketika rumahnya kedatangan Habib Munzir.
“Seumur hidup saya, belum pernah ada ustaz datang ke rumah saya,” kata preman tersebut.
“Lalu kini, Pak Ustaz datang ke rumah saya, mencium tangan saya? Tangan ini belum pernah dicium siapa pun. Bahkan anak-anak saya pun jijik dan tidak pernah mencium tangan saya,” lanjutnya.
“Semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya berbuat jahat,” kata dia.
“Lalu datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan, kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya!” ujar si preman.
Lalu preman tersebut pun mencium tangan dan kaki Habib Munzir sambil menangis.
Sejak saat itu, dia bertobat.
Preman tobat tersebut kemudian salat dan meninggalkan minuman keras serta segala macam bentuk kriminal.
Kehadiran Habib Munzir ke rumah preman tersebut adalah sebuah hidayah yang tak disangka sebelumnya.
Wallahu a’lam bish-shawab.
***
Demikianlah kisah preman Tanjung Priok dan Habib Munzir.
Semoga menginspirasi, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Jangan lewatkan penawaran hunian menarik hanya di www.99.co/id!
Salah satunya adalah 67 Kebagusan!