Berita Ragam

Kisah 4 Partai Indonesia yang Hancur, Digerogoti Masalah Korupsi. Ada yang Bangkit Lagi dan Kini Kontroversial!

2 menit

Indonesia sempat memiliki beberapa partai yang memiliki massa besar sekitar tahun 1950-an. Namun, beberapa di antaranya justru memanfaatkaan kekuasaan yang mereka dapat dengan melakukan praktik korupsi.

Keberadaan partai politik seyogyanya mempunyai berbagai peran, salah satunya sebagai saraa pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas.

Alih-alih menjalankan perannya dengan baik, tak jarang partai-partai ini justru melakukan hal-hal demi kepentingan kelompok semata.

Ternyata, kasus korupsi di dalam partai telah terjadi di era terdahulu.

Melansir laman Historia.id, berikut adalah 4 partai yang pernah ada dan terlibat dalam kasus korupsi.

4 Partai yang Telah Hancur dan Pernah Melakukan Praktik Korupsi

1. Partai Nasional Indonesia (PNI)

pni

sumber: liputan6.com

PNI pertama kali didirikan oleh Ir. Soekarno pada tahun 1927 dengan tujuan sebagai organisasi untuk mengekspresikan rasa nasionalisme Indonesia pada masa pra kemerdekaan.

Seiring berjalannya waktu, pergantian ketua pun tak bisa terhindarkan.

Ali Sastroamidjoo yang menjadi Perdana Menteri pada tahun 1953 sekaligus ketua partai ternyata menempatkan orang-orang penting di posisi strategis.

Iskaq Tjokrohadisurjo, misalnya, yang berperan sebagai Komite Dana Partai dalam struktur PNI, ditunjuk sebagai Menteri Perekonomian.

Masih menurut Historia, PNI juga membuat sejumlah kebijakan yang justru menguntukan pengusaha PNI.

Salah satunya mengeluarkan surat izin devisa alias lisensi impor.

Cara yang dianggap picik ini pun mendapat kecaman dari berbagai pihak

Oleh karena itu, Iskaq pun meletakan jabatannya pada 8 November 1954.

Kemudian, ia pun mesti menghadap meja hijau terkait adanya dugaan korupsi dan dijatuhi hukuman penjarara 9 bulan serta denda Rp200 ribu.

2. Partai Nahdlatul Ulama

nahdlatul ulama

sumber: tribunnews

Partai lainnya yang juga cukup banyak melakukan praktik korupsi adalah Nahdlatul Ulama.



Sekira tahun 1950-an, beberapa nama yang memiliki jabatan tinggi di partai menghadapi pengungkapan skandal korupsi.

Misalnya saja yang melanda Zainul Arifin karena terbukti menerima pinjaman dari Bank Negara sejumlah Rp2,5 juta.

Tentu saja uang tersebut pada zaman dahulu sangatlah besar.

Selain itu, nama lain yang juga turut terseret yakni Ketua III NU Djamaludin Malik, Sekjen Depag Fachruddin Kafrawi.

Nama terakhir diadili atas tuduhan penggelapan dana Rp8 juta dari kas Departemen Agama untuk kepentingan pribadi.

3. Partai Rakyat Nasional

Kasus korupsi lainnya menerpa Ketua Umum Partai Rakyat Nasional, Djody Gondokusumo.

Ia dikabarkan ditangkap di kediamannya kemudian tak lama berselang, ditemukan sejumlah uang di dalam brankas.

Jaksa Agung kala itu, Soeprapto memerintah penangkapan Djody lantaran kasus korupsi selama Djody menjabat Menteri Kehakiman Kabinet Ali Sastroamidjojo I.

Deliar Noer dalam Partai Islam dalam Pentas Nasional sebagaimana dilaporkan Historia, pihak oposisi menuduh Djody melanggar peraturan dalam pemberian visa dan izin masuk ke Indonesia bagi orang asing.

Djody kemudian dianggap bersalah dan dikenakan hukuman dua tahun penjara.

4. Partai Sosialis Indonesia (PSI)

Pemilu pertama di Indonesia yang terjadi pada tahun 1955 membuat sejumlah partai antusias.

Tak terkecuali Partai Sosialis Indonesia.

Namun, justru kabar buruklah yang mesti diperoleh oleh Ketua Panitia PSI kala itu, Sumitro Djojohadikusumo.

Pasalnya, ia harus memenuhi dua kali panggilan Corps Polisi Militer Bandung.

Hal itu dimaksudkan untuk dimintai keterangan seputar perannya dalam aksi pengumpulan dana untuk Partai Sosialis Indonesia jelang Pemilu.

Menurut politisi Masyumi, Jusuf Wibisono, Khouw Kim Eng, anggota PSI yang bertempt di Cirebon mengaku menyumbang uang ke PSI melalui Sumitro.

Namun, kata Jusuf, tersangka waktu itu sudah ada di Sumatera Barat.

Kini, PSI ‘bangkit’ kembali dengan nama berbeda, yakni Partai Solidaritas Indonesia.

Partai yang digagas oleh Grace Natalie ini dianggap beberapa kali membuat hal-hal kontroversial dan membuat heboh masyarakat Indonesia.

***

Semoga ulasannya bermanfaat, Sahabat 99.

Pantau terus informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Sedang mencari rumah dijual di Tangerang?

Cek selengkapnya di www.99.co/id.




Hendi Abdurahman

Mengawali karier sebagai penulis lepas seputar tema olah raga di sejumlah media online. Sejak 2021 menjadi penulis konten di 99 Group dengan cakupan tema meliputi properti, marketing, dan gaya hidup. Senang menjelajah kota di akhir pekan.
Follow Me:

Related Posts