Kisah Nabi Muhammad membelah bulan adalah salah satu mukjizat Rasulullah dari Allah Swt. Sudah tahu seperti apa ceritanya?
Allah Swt. memberikan mukzijat pada Rasul-Nya untuk membuktikan kebenaran kenabian dan bukti kekuasaan-Nya.
Sejumlah rasul yang mendapat mukjizat dari Allah Swt di antaranya Nabi Isa, Nabi Musa, dan Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, dan Nabi Nuh.
Salah satu cerita mukzijat yang cukup populer adalah mukjizat Nabi Muhammad membelah bulan.
Nabi Muhammad Saw. membelah bulan untuk membuktikan kebesaran Allah Swt. pada kaum kafir Quraisy.
Bagi Sahabat 99 yang belum tahu, peristiwa ini tercantum jelas dalam Al-Qur’an.
Mukjizat Nabi Muhammad Membelah Bulan
Kisah nabi Muhammad Saw. membelah bulan tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Qomar ayat 1 – 3.
“Saat (hari Kiamat) semakin dekat, bulan pun terbelah. Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mukjizat), mereka berpaling dan berkata, “(Ini adalah) sihir yang terus menerus. Dan mereka mendustakan (Muhammad) dan mengikuti keinginannya, padahal setiap urusan telah ada ketetapannya.”
Sementara hadis yang meriwayatkan peristiwa tersebut terjadi pada masa Rasulullah masih di Makkah sebelum Hijrah ke Madinah.
Seperti yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud.
“Bulan terbelah menjadi dua pada masa Rasulullah lalu beliau bersabda: Saksikanlah oleh kalian.” (HR Muslim No. 5010).
Mengutip HR. Muslim No.5013, penduduk Makkah ketika itu meminta Rasulullah untuk memperlihatkan tanda-tanda kebesaran pada mereka.
Lalu, beliau memperlihatkan terbelahnya bulan pada mereka dua kali.
Cerita Nabi Muhammad Membelah Bulan
Nabi Muhammad membelah bulan membuat Raja penyembah berhala dari Syam, Habib bin Malik bersyahadat dan sujud syukur.
Namun, Amr bin Hisyam atau Abu Jahal malah mengartikannya sebagai sihir.
Abu Jahal adalah salah satu kaum kafir Quraisy.
Melansir Sindonews, suatu hari Abu Jahal menyurati Raja Habib bin Malik.
Isi surat tersebut intinya tidak mengakui Nabi Muhammad Saw. dan khawatir agama Islam semakin tersebar luas.
Merespons surat itu, Habib bin Malik penasaran dan berkunjung ke Makkah untuk menemui Nabi Muhammad Saw.
Beserta ribuan orangnya, dia lantas tiba dan disambut oleh Abu Jahal kemudian langsung menanyakan sosok Muhammad Saw.
“Sebaiknya Tuan tanyakan kepada Bani Hasyim,” jawab Abu Jahal pada Habib.
Orang-orang Bani Hasyim memberikan jawaban.
“Di masa kecilnya, Muhammad adalah anak yang bisa dipercaya, jujur, dan baik budi. Tapi, sejak berusia 40 tahun, dia mulai menyebarkan agama baru, menghina dan menyepelekan tuhan-tuhan kami.”
Raja Habib pun makin penasaran dan memerintahkan untuk menjemput Rasulullah bahkan dengan paksaan sekalipun.
Nabi Muhammad Saw. pun datang bersama Abu Bakar As-Shiddiq dan Khadijah.
Tiba di Desa Abthah, Nabi Muhammad disambut ramah dan duduk di kursi emas dengan wajah yang berwibawa.
“Wahai Muhammad, setiap Nabi memiliki mukjizat, mukjizat apa yang Engkau miliki?” ujar Habib.
“Mukjizat apa yang Tuan kehendaki?” jawab Rasulullah.
“Aku ingin matahari terbenam sekarang. Lalu muncul rembulan. Kau turunkan rembulan itu ke bumi, terus belah menjadi dua. Lalu rembulan itu menyatu kembali, naik lagi ke langit dengan terang-benderang.” kata Habib.
“Apakah kau akan beriman kepadaku jika permintaanmu itu aku penuhi?” tanya Muhammad Saw.
“Ya, tapi juga dengan syarat kau beri tahu apa yang ada di hatiku.” jawab Habib.
Kemudian, Nabi Muhammad Saw. naik ke arah Gunung Abi Qubaisy, salat dua rakaat, dan berdoa.
Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan
Seketika itu, turun 12.000 Malaikat, salah satunya Malaikat Jibril yang menjumpai Nabi Muhammad Saw.
Nabi Muhammad kemudian turun dari gunung dan menghampiri orang kafir Quraisy.
Di hadapan mereka, beliau menunjuk matahari dengan jarinya sehingga pindah ke arah barat lalu terbenam dan muncul bulan tak lama kemudian.
Sang Nabi menunjuk bulan itu dengan jari dan bergerak menuju bumi lalu terbelah menjadi dua bagian dan menyatu lagi.
Saat peristiwa itu, terdengar suara gemuruh yang dahsyat.
Dengan takjub orang-orang di sekitar itu menyaksikan mukjizat Nabi Muhammad membelah bulan, termasuk Habib.
Dia menyadari bahwa hal ini tak mungkin terjadi pada manusia biasa.
Namun, dia mempunyai syarat lain untuk menguji Nabi Muhammad yang sebenarnya sudah Allah berikan.
Tidak hanya membelah bulan, kekuasaan Allah juga menyembuhkan anak Habib bin Malik yang cacat.
Raja Habib pun terkejut karena tidak ada satu pun yang tahu bahwa anaknya cacat dan matanya buta kecuali orang-orang istana.
Pada akhirnya, Habib pun beriman.
“Wahai penduduk Makkah, aku tidak akan kufur lagi setelah beriman. Ketahuilah sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Namun demikian, peristiwa Nabi Muhammad membelah bulan dan Habib bin Malik beriman membuat Abu Jahal Jengkel.
Abu Jahal marah dan menganggap bahwa Nabi Muhammad membelah bulan adalah sihir.
***
Semoga bermanfaat, Sahabat 99.
Simak artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Kunjungi www.99.co/id bagi kamu yang sedang mencari rumah!