Berita Ragam

Kisah Tragis Kusni Kasdut: Sempat Jadi Pejuang dan Gagal Masuk TNI, lalu Membelot sebagai Perampok yang Disegani!

2 menit

Semasa hidupnya, Kusni Kasdut dikenal sebagai perampok ulung. Siapa sangka jika ia pernah menjadi pejuang di masa Perang Kemerdekaan. Bahkan, Kusni juga sempat ingin masuk TNI, meski gagal.

Semasa kecil, Kusni Kasdut hidup dengan segala keterbatasan.

Pria bernama asli Waluyo tersebut pernah menjadi pedagang rokok dan makanan ringan di salah satu teriminal di Kota Malang.

Sebelum menjadi preman sekaligus perampok yang disegani di Indonesia, ia turut serta dalam keterlibatan Perang Kemerdekaan sekira tahun 1945 sampai 1949.

Melansir tirto.id, laki-laki berjuluk Kancil ini memiliki kelincahan dan kelihaian dalam mencari dana untuk revolusi.

Kusni Kasdut juga berperan sebagai pejuang dengan cara merampok harta orang-orang Tionghoa pada masa itu kemudian membagikannya pada pejuang lain yang terlibat dalam peperangan.

“Kusni, konon, tak tahu menahu dan tak mau tahu nasib hasil jarahannya. Ia menyumbangkan puluhan juta bagi revolusi,” tulis James Siegel dalam Penjahat Gaya (Orde) Baru: Eksplorasi Kejahatan Politik dan Kejahatan (2000).

Pernah Daftar Masuk TNI tapi Ditolak

preman indonesia kusni kasdut

Sumber: kompas.com

Keinginan Kusni Kasdut untuk masuk korps militer pun membuncah ketika masa revolusi usai.

Akan tetapi, akibat luka tembak ketika berjuang melawan Belanda membuatnya mengalami penolakan.

Masih melansir sumber yang sama, Kusni juga tidak terdaftar secara resmi dalam kesatuan milisi pro-Republik.

Di tengah situasi serbasulit ini, ia pun membuat sekumpulan perampok bersama teman-temannya dan dipilih sebagai pemimpin.

Jika sebelumnya ia merampok demi kebutuhan para pejuang, maka bersama komplotannya ini ia merampok demi menyambung hidup.



Pada tahun 1953, ia dilaporkan merampok harta dari seorang Arab bernama Ali Badjened.

Bahkan, tak tanggung-tanggung, lantaran berusaha melawan, hartawan tersebut mati terbunuh.

Kusni Kasdut Divonis Hukuman Mati

perampok legendaris indonesia

Sumber: nasional.tempo.co

Selanjutnya, sejumlah aksi perampokan yang ia lakukan bersama kawan-kawannya membuat ia disegani sebagai perampok sekaligus preman di Indonesia.

Salah satu aksi yang paling terkenal yakni ketika ia merampok berlian di Museum Nasional Indonesia.

Kala itu, ia menyamar sebagai seorang polisi dan menyandera para pengunjung serta menembak petugas museum.

Pada akhirnya Kusni tertangkap.

Ia kemudian dijatuhi vonis hukuman mati oleh Pengadilan Semarang pada tahun 1969.

Meskipun sempat beberapa kali kabur, ia akhirnya dieksekusi mati pada 16 Februari 1980.

Sebagai preman dan perampok ulung, oleh beberapa orang ia kerap disamakan dengan para preman legendaris Indonesia lainnya seperti Dicky Ambon, Anton Medan, hingga Hercules alias Rozario Marshal.

***

Semoga informasinya bermanfaat, Sahabat 99.

Pantau terus artikel menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jika kamu sedang mencari rumah nyaman di sekitar Tangerang, bisa jadi Fortunia Residences 2 adalah pilihan yang tepat.

Kunjungi www.99.co/id untuk informasi selengkapnya!




Hendi Abdurahman

Mengawali karier sebagai penulis lepas seputar tema olah raga di sejumlah media online. Sejak 2021 menjadi penulis konten di 99 Group dengan cakupan tema meliputi properti, marketing, dan gaya hidup. Senang menjelajah kota di akhir pekan.

Related Posts