Indonesia pernah memiliki Jaksa Agung yang dianggap memiliki kerpibadian sederhana dan jujur dalam diri Baharuddin Lopa. Tak hanya itu, ia juga sering membedah kasuk korupsi kelas kakap meski jabatannya kala itu hanya berlangsung sebentar.
Baharuddin Lopa merupakan Jaksa Agung pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahud alias Gusdur.
Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, lugas, dan tak pandang bulu dalam menjalankan tugasnya sebagai Jaksa Agung.
Pria kelahiran Polewali Mandar, Sulawesi Barat tersebut memang telah menunjukkan tanda-tanda istimewa pada usia muda.
Melansir berbagai sumber, kala berumur 23 tahun dan masih menjadi mahasiswa hukum di Universitas Hasanuddin, Lopa telah berkarier sebagai jaksa di Kajari Makassar tahun 1958.
Dua tahun berselang, ia dilantik menjadi Bupati Majene dan kemudian sempat menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi di berbagai wilayah seperti Ternate, Aceh, hingga Kalimantan Barat.
Acap Membedah Kasus Korupsi Kelas Kakap
Selama masa jabatannya yang tak lebih dari satu bulan (6 Juni 2001 – 3 Juli 2001), Baharuddin Lopa kerap membedah kasus-kasus korupsi kelas kakap.
Mengutip tirto.id, Lopa sempat berujar kepada salah satu wartawan yang menemuinya seusai dilantik.
“Saya tidak boleh memilih-milih. Kasus yang belum selesai, diselesaikan. Bagi saya, itu semua prioritas,” ucapnya.
Lopa sempat pula mengutus Jaksa Agung Muda bidang intelijen, Chalid Karim Leo, guna melacak keberadaan Prajogo Pangestu yang tersangkut kasus mark-up hutan tanaman industri.
Bahkan, tak hanya itu, beberapa kasus lainnya yang pernah ia bedah adalah bos Bank Dagang Nasional Indonesia, Sjamsul Nursalim, hingga Akbar Tandjung yang diduga menggelapkan dana Bulog.
Seperti yang telah diulas, meski berstatus pejabat negara, Lopa dikenal sebagai sosok yang sederhana dan jujur.
Dalam salah satu cerita, Baharuddin Lopa sempat ingin membeli mobil tapi kemudian niatnya terhenti karena mengetahui harga mobil bernilai Rp100 juta.
Menurutnya, harga mobil tersebut amat mahal.
Bahkan, ketika Jusuf Kalla berniat untuk memberikan mobil kepadanya, Lopa menolak pemberian tersebut.
Usut punya usut, faktor utama yang membuatnya mengurungkan membeli mobil tersebut bukan lantaran ketidakmampuan Lopa melainkan sikap sederhananya.
Baharuddin Lopa dan Kasus Korupsi Soeharto
Sebagai sosok yang dikenal tegas, Baharuddin Lopa juga kerap melontarkan ide dan gagasannya melalui tulisan.
Tulisannya beberapa kali dimuat di media massa dan bahkan sampai dibukukan.
Kala menjabat sebagai Jaksa Agung, salah satu kasus yang membuatnya ‘terganggu’ adalah perihal harta kekayaan Soeharto.
Masih mengutip tirto.id, Lopa pernah mencecar kejaksaan yang dianggap mengulur-ulur dalam kasus pengusutan korupsi keluarga Cendana.
Kala itu, Soeharto dituduh banyak melanggar hukum dan untuk itu ia memilih mengejar Soeharto guna diganjar lewat sanksi perdata.
Itulah tadi kisah jaksa agung yang sosoknya begitu sederhana dan layak jadi panutan.
Baharuddin Lopa diketahu meninggal dunia pada 3 Juli 2001 dalam usia 66 tahun, di Rumah Sakit Al-Hamadi Riyadh, Arab Saudi karena gangguan jantung.
***
Semoga ulasannya bermanfaat, Sahabat 99.
Pantau terus informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.
Sedang mencari rumah minimalis dijual di Bandung?
Cek selengkapnya di www.99.co/id.