Berita Ragam

Kisah Haji Thahir, Asdir Ibnu Sutowo yang Tinggalkan Drama Warisan dan Kasus Korupsi Pertamina. Punya Harta Miliaran Rupiah!

2 menit

Kisah seputar korupsi besar-besaran Pertamina pada tahun 70-an memang tidak ada habis. Kali ini, ada kisah lainnya dari Haji Thahir, Asisten Direktur Pertamina pada saat itu. Simak selengkapnya di bawah ini!

Dibanding Ibnu Sutowo, sosok Haji Thahir jarang tersorot media saat berbicara soal korupsi Pertamina pada 1970an.

Padahal, Haji Thahir termasuk salah satu pihak yang menikmati dana haram tersebut.

Menurut Tirto, hingga akhir hayatnya, ia memiliki harta kekayaan lebih dari US$35 juta atau sekitar Rp502 miliar.

Padahal, gaji pria kelahiran Palembang hanya sebesar US$9 ribu saja per tahun.

Penasaran seperti apa kisah selengkapnya dari Haji Thahir?

Simak profil dan kisah hidup selengkapnya seperti dilansir dari Tirto di bawah ini!

Kisah Awal Haji Thahir dan Kartika

potret istri dari haji thahir, kartika thahir

sumber: datatempo.co

Sebelum tahun 1969, Haji Thahir sudah menikah dengan Rukiah dan dikaruniai delapan anak.

Pada tahun itu pula ia sudah menjabat sebagai Asisten Direktur Pertamina kala itu, Ibnu Sutowo.

Menurut catatan Tabroni Rab dalam “Menuju Riau Berdaulat: Penjarahan Minyak Riau (1999: 253)” seperti dikutip dari Tempo (13/09/1980), Haryono mengenalkan Thahir dengan Kartika.

Namun, saat dikenalkan, Kartika Rawa atau Tan Kim Giok bersuamikan Herlambang alias Nio Kiauw Lam.

Semenjak perkenalannya dengan Thahir, hubungan Kartika dan Herlambang goyah.

Bahkan, di awal dekade 1970-an, Kartika dikabarkan kerap terlihat menemani Thahir di berbagai pesta di Singapura.

Menikah Secara Islam pada Tahun 1974

Pada Januari 1974, kontrak pembuatan instalasi raksasa di proyek besi baja Krakatau ditandatangi antara Pertamina dan Klockner.

Pada tahun itu pula, pernikahan Kartika dan Herlambang usai.

Tak lama berselang, Kartika dan Pak Haji Thahir melangsungkan pernikahan secara Islam di kediaman pengacara terkenal Mr. Iskaq Tjokrohadisurjo.

Namun, pernikahan keduanya harus berakhir pada 23 Juni 1976.

Di hari itu, Pak Thahir meninggal dunia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.



Muncul Drama Rebutan Harta

drama warisan antara kartika thahir dan anak kandung haji thahir dan rukiah

sumber: datatempo.co

Meninggalnya Haji Thahir menimbulkan babak baru di keluarganya.

Saat itu, Kartika berebut warisan harga Thahir melawan anak-anak tirinya.

Tak lama setelah Thahir meninggal dunia, Kartika Ratna menarik US$45 juta dari rekening almarhum suaminya.

Uang tersebut diambil dari dua bank di Singapura seperti diungkap Benny Setiono dalam Tionghoa dalam Pusaran Politik (2008).

Bahkan, laporan Richard Robison dalam “Indonesia: The Rise of Capital (2009:240)” menyebut,“Kartika Ratna menarik US$45 juta dari rekening almarhum suaminya dari Chase Manhattan dan Hong Kong dan Shanghai Bank di Singapura.”

Namun, penarikan uang sebesar US$35 juta gagal di Bank Sumitomo cabang Singapura pada tahun 1977.

Masih dari Robison, uang tersebut diduga merupakan hasil ilegal yang diambil Thahir dari Pertamina.

Penantian Lama Berujung Pahit

Skandal korupsi yang menyeret Thahir termasuk skandal yang sangat besar pada zamannya.

Benny Moerdani yang ditunjuk sebagai ketua tim Harta Thahir melakukan bujukan kepada Kartika.

Namun, usahanya gagal.

Kartika berusaha menempuh jalur pengadilan di Singapura.

Penantian lama dari Kartika untuk mendapatkan uang yang kala itu senilai Rp153 miliar berujung pahit.

Bukannya kembali ke pangkuannya, uangnya justru kembali ke tanah air.

***

Semoga informasi di atas bermanfaat ya, Sahabat 99.

Simak artikel-artikel lain yang tak kalah menarik hanya di Berita Properti 99.co Indonesia.

Jangan lupa untuk kunjungi 99.co/id dan Rumah123.com untuk dapatkan hunian impianmu!

Ada banyak pilihan menarik saat kamu cari hunian impianmu, seperti kawasan Paradise Serpong City di Tangerang Selatan.




Emier Abdul Fiqih P

Menjadi penulis di 99 Group sejak 2022 yang berfokus pada artikel properti, gaya hidup, dan teknologi. Lulusan S2 Linguistik UPI ini sempat berprofesi sebagai copy editor dan penyunting buku. Senang menonton film dan membaca novel di waktu senggang.
Follow Me:

Related Posts